CHAPTER 22

105 39 5
                                    

NOTE: CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI AUTHOR ❗
❌ DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️❌
📢 JANGAN LUPA VOTE COMMENT YGY 😊

NOTE: CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI AUTHOR ❗❌ DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️❌📢 JANGAN LUPA VOTE COMMENT YGY 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perjalanan panjang itu pun akhirnya berhenti di gedung sekolah SMA 1 JAYA BANGSA. Sekarang sudah pukul 19:30 WIB. Para peserta kemah yang tak lain adalah murid kelas XII itu semuanya turun dari dalam bis. Mereka kini sibuk menghubungi anggota keluarganya untuk menjemput mereka di sekolah itu.

"Eh Fio, Lo pulang di jemput?" Tanya Maria penasaran. Sebab sedari tadi gadis cantik itu hanya fokus memandang layar ponselnya.

Merasa ada yang berbicara dengannya, Fiona pun mengalihkan perhatiannya dari ponsel itu. "A-apa maaf gue nggak fokus tadi. Kalian nanya apa?" Tanya Fiona kepada ketiga sahabatnya itu.

"Ckk. Fio jangan ngelamun terus, Lo bisa kesambet setan, apalagi smitos-mitos yang gue denger tentang sekolah ini seram." Sambung Rachel, dengan wajah bergidik ngeri.

"Apaan si Lo Cel. Gue jadi merinding nih." Protes Vany sambil menyikut lengan Rachel.

"Berisik Kalian. Tadi gue nanya Lo pulang di jemput sopir atau nggak?" Kata Maria mengulang kembali pertanyaan nya.

"Gue pulang di jemput Audy. Tenang aja kok, gue udah ngirim pesan WA ke dia." Balas gadis itu sambil tersenyum tipis.

Satu persatu teman-teman mereka sudah mulai meninggalkan pekarangan sekolah itu. Kini hanya tersisa Fiona dan ketiga sahabatnya serta para guru dan beberapa murid dari kelas lain. Begitu pula dengan sahabat Erik, mereka sudah meninggalkan pekarangan sekolah itu sejak 20 menit yang lalu.

Vany sedang melirik layar ponselnya. Di sana tertera sebuah notifikasi pesan dari sopir nya untuk menjemput dirinya. "Gaes, jemputan gue bentar lagi datang nih. Kalian nggak masalah gue tinggal?" Tanyanya kepada mereka bertiga.

"Nggak masalah Van. Lo pulang duluan aja." Balas Fiona, yang kini kembali menatap layar ponselnya. Entah apa yang sedang di tunggu nya sehingga bolak-balik mengecek ponselnya.

"Gue boleh nebeng Lo nggak Van? Sopir gue nggak bisa jemput, soalnya lagi ngantarin nyokap ke sebuah acara. Please. Kita kan searah." Sambung Maria dengan wajah memelas.

"Ho'oh. Lo pulang bareng gue. Dari tadi udah gue duga, soalnya Lo santai banget. Ternyata ada mau nya." Ledek Vany pada Maria. Sementara Maria tidak memperdulikan itu, yang penting dia bisa pulang dengan selamat, itu saja.

"Lo gimana Cel?" Tanya Vany

"20 menit lagi katanya tante gue yang jemput, nyokap bokap biasa lagi sibuk kerja. Tapi nggak masalah, asal mereka bisa menghasilkan banyak pundi-pundi uang buat gue. Hehehe." Jawab Rachel di sertai kekehan nya.

Mereka bertiga tidak habis pikir dengan jawaban Rachel. Biasanya anak lain pasti sedih harus di tinggal kerja terus sama orang tuanya. Sedangkan dia malah santai-santai saja seperti tidak ada beban. Menurutnya asalkan dia masih bisa makan dan belanja sesuka hatinya, semua tidak masalah. Sungguh aneh yah pemikiran Rachel.

Between My Revenge and Your WoundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang