📢 DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️
Jangan Lupa Untuk Tinggalkan Votement Kalian 😊Happy Reading 🥰
Cittttttttt....
Brakk...
Telah terjadi kecelakaan tunggal di jalan raya tersebut. Para pengendara yang lewat, berhenti dan membantu korban kecelakaan itu. Ternyata dia adalah seorang gadis yang tak lain adalah Fiona. Motornya terseret beberapa meter dari tempatnya tergeletak.
"Tolong bantuin.Panggil ambulans. Mba, mba bisa dengar suara saya?" Tanya salah satu pengendara yang membantunya.
"Sshhh, sakit banget." Ucap Fiona. Saat diperjalanan tadi dia melamun, dan kehilangan keseimbangan hingga menabrak trotoar. Fiona kemudian berdiri, dan membuka helmnya karena merasa sesak. Beruntung kepalanya tertutup oleh helm.
"Gimana kalo ke rumah sakit aja mba?" Ucap salah satu ibu yang tadi berlari terburu-buru ke arahnya.
"Aku nggak apa-apa kok. Terimakasih sudah nolongin aku." Ucap Fiona meyakinkan mereka. "Aku pamit dulu." Pamitnya sopan.
Setelah mengucapkan itu, Fiona kemudian menghidupkan mesin motornya. Bersyukur motornya tidak rusak parah. Hanya ada lecet sedikit dibagian depan. Dia pun pergi dari sana menuju rumah Rachel. Fiona memang sedikit bebal, dia tetap saja pergi ke rumah Rachel meskipun kondisinya tidak baik-baik saja. Hal ini karena dia sudah berjanji pada mereka.
Sepuluh menit kemudian, dia sampai di rumah Rachel. Dia segera memarkirkan motornya membuka helm, serta jaket kulit miliknya. Ternyata disana juga ada mobil Erik, ia pun segera masuk.
"Maaf gue telat." Ucap Fiona sembari berjalan menuju sofa tempat yang lain berkumpul. Dia berjalan dengan hati-hati sebab kakinya terasa sakit, akibat kecelakaan tadi.
"Astagaaa Fio... Kenapa lama banget. Kita udah panik, takut terjadi apa-apa sama Lo." Ucap Rachel begitu heboh.
"Tangan Lo kenapa luka-luka begitu?" Tanya Maria.
Seketika seluruh mata tertuju pada Fiona. Lebih tepatnya pada luka yang ada di lengan Fiona. Mata Erik menatap tajam luka itu. Dari ekspresi wajahnya dia khawatir sekaligus marah dengan apa yang terjadi pada Fiona walaupun belum tahu cerita sebenarnya.
"Kaki Lo kenapa pincang gitu? Lo habis berantam?" Tuduh Vanny.
"Kenapa telat?" Dua kata yang keluar dari mulut Erik membuat nya balas menatap Erik.
"Gue habis jatuh." Jawabnya seadanya.
"Lo jatuh? Dimana? Kenapa bisa separah ini sih?" Tanya Rachel beruntut.
"Gue tadi kecelakaan waktu di perjalanan." Jawab nya dengan pelan.
Mereka semua kaget mendengar jawaban Fiona. Wajah Erik berubah tak berekspresi. Dalam hati dia menyalahkan dirinya yang tidak bisa menjaga Fiona. Tapi bagaimana mungkin, mereka saja tidak sedekat itu. Sementara ketiga sahabat Fiona heboh dengan apa yang terjadi padanya, mereka segera membantu Fiona berjalan ke sofa.
"Duh Fio, kok bisa sih?" Tanya Vany dengan nada khawatir.
"Lo kenapa gak ke rumah sakit aja dulu. Terus kenapa gak hubungin kita. Hiks..." Ucap Rachel menangis dan prihatin dengan apa yang terjadi pada Fiona itu.
"Fio, Lo kenapa bisa sampe kecelakaan gitu? Kalo ada masalah cerita ke kita. Jangan Lo lampiasin ke jalanan." Ucap Maria dengan mata berkaca-kaca.
"Gue gak papaa kok. Ini cuma luka kecil. Kalian santai aja."
"Luka kecil. Berdarah sampe segitu. Gak usah sok kuat." Sindir Erik.
Rachel segera mencubit lengan Erik karena berani bicara begitu ke Fiona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between My Revenge and Your Wounds
Teen FictionErik Axelion. Pemuda tampan berhati dingin adalah CEO sekaligus murid di salah satu sekolah bergengsi. Dia tumbuh menjadi anak yang mandiri sejak tragedi yang menimpa kedua orangtuanya. Dia dan saudara kembarnya harus bisa bertahan hidup, dan bangki...