CHAPTER 9

130 59 12
                                    

NOTE: DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️
DON'T FORGET TO GIVE ME VOTEMENT 😊

Happy Reading 🥰

Keesokan harinya....

Pagi sekali Fiona sudah bangun dan sudah rapih dengan rok hitam selutut dipadukan dengan kaus kasual berwarna coklat susu. Dia sudah selesai berdandan dengan makeup tipis untuk menyamarkan bekas tamparan mamanya kemarin. Hari ini orangtuanya akan berangkat ke Tiongkok untuk perjalanan bisnis. Dia serta Audy akan ikut mengantar mereka menuju Bandara.

"FIONA. AYO CEPAT KITA UDAH MAU BERANGKAT INI." Teriak papanya dari lantai bawah.

Fiona segera meraih Sling bag nya dan turun ke lantai bawah. Dia tidak mau membuat mood orangtuanya buruk pagi ini. Di sana sudah ada Audy yang juga akan ikut mengantar orang tua mereka.

"Audy, Fiona. Ayo cepat.. kami bisa ketinggalan jam penerbangan." Ucap Mamanya.

Kemudian mereka berempat segera menuju mobil yang telah di siapkan untuk mengantar mereka. Fiona dan Audy duduk di bangku tengah bersama mama mereka. Sementara papa mereka duduk di bangku depan di samping sopir keluarga mereka. Tak lama mobil itupun melaju membelah jalanan kota Jakarta.

"Setelah dari bandara kalian langsung ke sekolah. Awas kalo kalian bolos hari ini." Ucap mama mereka memperingati.

"Papa sudah menghubungi kepala sekolah dan wali kelas kalian masing-masing. Papa bilang kalian izin nggak masuk di jam pertama. Tapi jam selanjutnya kalian tetap masuk mengikuti pelajaran." Sambung papa mereka.

"Oke Pa, Ma." Ucap Audy semangat. Sementara Fiona sedari tadi hanya fokus memandang keluar jendela.

"Fio, bagaimana dengan seleksi nasional masuk perguruan tinggi itu? Kamu sudah daftar?" Tanya papanya sambil sibuk mengecek file-file perusahaan yang ada di tabletnya.

"Emm iya aku udah daftar. Pengumuman lulusnya sebentar lagi."

"Jadi kamu ngambil jurusan bahasa dan seni kan? Kamu harus masuk ke prodi sastra Inggris itu." Ucap Mamanya

"Iya. Aku ngambil Sastra Inggris dan Ilmu Hukum." Jawabnya datar.

"Ckk.. kamu bebal banget. Kenapa masih menyertakan jurusan yang berbau tentang hukum sih? Memangnya kamu mau menghukum siapa?" Kata mamanya tak santai.

"Biarin aja ma. Papa bakal usahain dia buat lolos di sastra Inggris itu. Papa akan hubungin pihak universitas." Ucap papanya menenangkan istrinya.

Mendengar penuturan papanya, wajah Fiona semakin datar. Dia benar-benar benci dengan keegoisan orangtuanya. Walaupun jauh di lubuk hatinya, dia sangat menyayangi mereka.

"Audy, kamu juga jangan kebanyakan main. Sekali-sekali kamu contohi kakak kamu. Dan kamu Fio, kamu harus lebih esktra buat bantu Audy belajar." Ucap mamanya lagi.

"Tenang aja Ma. Audy gak perlu di ajar sama kak Fio, Audy bisa belajar sendiri." Ucap Audy enteng.

Fiona memutar bola matanya malas mendengar percakapan di antara mereka. Baginya ini sangat melelahkan.

"Lima menit lagi kita sampai. Ingat anak-anak kalian harus belajar yang rajin. Jangan bikin kami malu." Ucap papa mereka memperingati.

"KALIAN JANGAN KELUYURAN APALAGI BERANTAM." Tekan mama mereka sembari menyindir Fiona.

"Tenang aja ma." Hanya Audy yang menjawab. Fiona malas untuk berkata-kata. Dia hanya ingin cepat pulang dan pergi ke sekolah.

********

Sepulangnya mereka dari bandara, Fiona kini telah sampai di sekolahnya. Setelah memarkirkan mobilnya, dia pun berlari menaiki anak tangga menuju kelasnya.

Between My Revenge and Your WoundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang