NOTE: DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️
📢 JANGAN LUPA VOTE COMMENT YGY 🙏🏻Usai menumpahkan segala tangisan-nya, Fiona kini menceritakan segala hal yang terjadi padanya untuk Nova. Dia menceritakan segala perlakuan buruk mama papa nya selama ini terhadap-nya. Nova masih setia menyimak dengan serius. Tak lupa dengan insiden yang menimpa gadis itu saat di tempat perkemahan.
"Kamu tenang yah. Aku akan bantu kamu cari tahu siapa pelaku yang sudah mencelakakan kamu. Aku janji kak Fio." Kata Nova dengan senyum tulus, sambil menautkan jari kelingkingnya dengan kelingking Fiona.
"Sekarang kamu tinggal aja di apartemen ini. Kebetulan ada satu kamar yang tidak di tempati. Kak Fio boleh istirahat di dalamnya."
Fiona pun menatap wajah pemuda tampan di sampingnya itu. "Makasih banyak Nov. Kamu selalu ada buatku." Ujarnya dengan senyum tulus.
"Sama-sama kak. Dan mengenai keluarga kak Fio, tenang aja aku juga akan selidiki alasan mereka yang selalu berlaku kasar ke kamu." Balas Nova sembari menggenggam tangan gadis itu.
Pemuda ini memang dari dulu selalu berusaha untuk selalu ada di saat gadis itu membutuhkannya. Janji itu sudah dia ikrarkan saat pertama kali mereka bertemu. Saat itu, Nova memang langsung nyaman berada di dekat Fiona. Pernah sekali gadis itu datang ke rumah Nova waktu di Bandung, dengan mata sembab. Hal itu sontak membuat Nova kaget sekaligus khawatir, sebab penampilan Fiona benar-benar kacau kala itu, ternyata dia sedang bertengkar dengan mamanya. Maka dari itu, Nova membuat janji itu, agar Fiona bisa memiliki tempat bersandar. Pemuda itu tidak menyangka ternyata sikap buruk mama Fiona berlangsung hingga sekarang.
Di mansion mewah keluarga Axelion, tampak si sulung Erik Axelion baru saja pulang dari perusahaan-nya. Saat ini, dia sedang berbicara dengan Julian orang kepercayaan-nya.
"Jadi dia tidak ada di rumahnya?" Tanya Erik tajam kepada orang kepercayaannya itu.
"Benar Tuan, nona Fiona tidak ada di rumah. Menurut informasi dari asisten rumah tangganya, gadis itu terakhir terlihat semalam." Ujar Julian menjelaskan.
Memang Erik diam-diam mengutus Julian untuk memata-matai Fiona. Namun Julian kalah cepat dari Nova. Tepat setelah kepergian Fiona dan Nova, mobil orang kepercayaan Erik itu sampai di halaman rumah Fiona. Dan sayangnya gadis itu sudah pergi dari sana secara diam-diam. Hal ini membuat Erik naik pitam.
Pemuda tampan itu melampiaskan kekesalannya kepada Julian. Dia benar-benar marah karena gadis itu pergi dari rumahnya secara diam-diam. Padahal dia ingin membuat gadis itu selalu berada dalam jangkauan radarnya agar memudahkannya untuk memanfaatkan gadis itu terhadap dendamnya.
"Pokoknya saya tidak mau tahu, kamu harus cari keberadaan Fiona sekarang. Sewa seluruh detektif handal, untuk melacak gadis itu."
"Untuk apa dia pergi dari rumahnya?" Gumamnya sambil melangkah meninggalkan Julian yang kini sibuk dengan layar ponselnya guna menghubungi nomor detektif-detektif untuk memudahkan kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between My Revenge and Your Wounds
Teen FictionErik Axelion. Pemuda tampan berhati dingin adalah CEO sekaligus murid di salah satu sekolah bergengsi. Dia tumbuh menjadi anak yang mandiri sejak tragedi yang menimpa kedua orangtuanya. Dia dan saudara kembarnya harus bisa bertahan hidup, dan bangki...