NOTE: DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️
JANGAN LUPA VOTE COMMENT YGY 😊
HAPPY READING 😊Beberapa hari kemudian....
Hari ini adalah hari terakhir bagi kelas XII melaksanakan Ujian Akhir Sekolah. Terlihat semua murid XII MIPA 2 sedang khusyuk mengerjakan soal ujian Matematika. Banyak di antara mereka yang harap-harap cemas akan nilai akhir mereka. Apalagi tahun ini kelulusan sudah di tentukan oleh sekolah masing-masing. Suasana ruang ujian kali ini begitu mencekam karena pengawas mereka adalah Pak Santo si guru killer, ditambah lagi soal matematika yang membuat kepala pusing tujuh keliling.
"Soalnya rumit banget. Kalo kayak gini bisa botak kepala gue buat mikir." Ujar Didit.
"Syukurin. Makanya belajar." Ujar Edo mengejek. Padahal sedari tadi, dia juga hanya mencontek dari Alex.
"Lo beruntung, bisa duduk di antara gue dan Alex. Kalo nggak bisa tamat riwayat Lo macam di Didit. Hahaha. Ujar Eros padanya.
Sementara dari meja depan sana, Pak Santo memperhatikan gerak-gerik mereka. Dia juga mendengar suara berisik dari mereka bertiga.
"Didit, Edo, Eros. Sekali lagi kalian berdiskusi ataupun berisik, saya tidak akan segan-segan merobek lembar jawaban kalian." Ancam Pak Santo dengan wajah garangnya.
"Dasar pak Santo, marah-marah mulu nggak takut apa terkena stroke." Ujar Edo pelan seperti berbisik. Dia takut pak Santo akan mendengarnya.
"Sst, sstt. Fio, Fio!" Panggil Rachel dari tempat duduknya. Sementara Fiona masih pura-pura tidak dengar. Dia takut jika nanti mendapat teguran dari guru killer itu.
"Ckk. Mampus nih gue. Gue lupa rumusnya lagi." Gumam Rachel pelan. Dia bermaksud menanyakan rumus soal nomor 15 tentang materi calculus, namun Fiona sedari tadi fokus mengerjakan soalnya. Ditambah lagi pak Santo sangat ketat mengawasi mereka.
Tidak lama kemudian pengawas dari ruang kelas XII MIPA 1 memanggil pak Santo. Guru killer itupun berjalan menghampiri rekan sejawatnya itu. Ini adalah kesempatan emas untuk para murid XII MIPA 2 saling bertukar jawaban ataupun menyontek.
"Sstt, Fio. Woy Fio. Please help me." Panggil Rachel pelan setengah memohon. Fiona pun berbalik menghadapnya ke Rachel.
"Bagi rumus soal nomor 15 dong. Please!" Ujar Rachel memelas. Fiona pun melirik kertas-kertas yang dia gunakan untuk menghitung itu. Setelah itu dia pun memberikan rumus itu pada Rachel.
"Nih, jawabannya cari sendiri ya Cel." Ujar Fiona pelan, sembari menyodorkan lembar kertas yang berisikan rumus-rumus itu.
"Oke Fio. Thanks ya." Kata Rachel sambil menerima kertas itu.
Sementara di belakang sana para sahabat Erik sedang rusuh menyalin jawaban Alex dan Eros. Sementara Erik tidak memperdulikannya hal itu, dia hanya fokus mengerjakan soalnya karena waktu mereka juga sudah hampir habis.
Beberapa menit kemudian, pak Santo sudah selesai berbicara dengan pengawas dari ruang sebelah. Dia pun kembali masuk ke dalam kelas itu. Untungnya para murid telah kembali ke tempat masing-masing, termasuk para sahabat Erik. Mereka semua kini pura-pura fokus mengerjakan soalnya, padahal mereka sudah selesai mengerjakannya. Lebih tepatnya mencontek dari Alex dan Eros.
"Baik, waktu kalian tinggal 2 menit. Bagi yang sudah selesai, silahkan periksa kembali lembar jawaban kalian. Pastikan kalian menulis nama dan kelas di bagian atas lembar jawaban itu. Jika sudah selesai silakan kumpulkan ke sini!" Ujar pak Santo panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between My Revenge and Your Wounds
Teen FictionErik Axelion. Pemuda tampan berhati dingin adalah CEO sekaligus murid di salah satu sekolah bergengsi. Dia tumbuh menjadi anak yang mandiri sejak tragedi yang menimpa kedua orangtuanya. Dia dan saudara kembarnya harus bisa bertahan hidup, dan bangki...