CHAPTER 19

98 48 7
                                    

NOTE: Cerita ini murni dari imajinasi Author ‼️
❌ DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️❌

Jangan Lupa Vote Comment ygy 😊

Jangan Lupa Vote Comment ygy 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drrttt...

Bunyi ponsel dari saku jaket Erik mengusik tidur pemuda itu. Perlahan dia membuka kedua kelopak matanya, dan merogoh ponsel dari saku jaket nya. Matanya melihat nama penelpon itu, tertera di sana nama Julian. Tanpa berpikir panjang dia segera menggeser tombol hijau dari layar itu.

"Halo" Ucapnya memulai pembicaraan.

"Halo. Tuan Erik ada yang ingin saya sampaikan." Balas Julian dari seberang sana.

Mendengar nada suara Julian begitu serius, Erik pun bangkit dari sofa dan berjalan menuju arah pintu ruang rawat Fiona. Sebelum itu, dia menoleh ke arah brankar Fiona, ternyata gadis itu tidak ada di sana. Keningnya sedikit mengkerut, tapi dia tidak memusingkan nya. Ada hal yang lebih penting daripada mencari Fiona saat ini. Dia pun melangkah keluar dari ruangan itu.

"Ada apa Julian?" Tanyanya melalui sambungan telepon. Kini dia berjalan menuju taman puskesmas itu. Agar supaya dia lebih leluasa berbicara dengan Julian.

"Tuan, anda harus segera pulang ke Jakarta. Wijaya's Group kini di ambang kehancuran. Mereka berniat melelang sebagian sahamnya. Ada banyak perusahaan lain yang tertarik untuk membelinya. Kita juga harus bergerak Tuan." Ucap Julian memberikan informasi.

Wajah Erik terlihat santai mendengar perkataan Julian itu. Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah sabit yang indah. Dia sangat senang mendengar informasi itu. "Dua hari lagi kami akan kembali ke Jakarta. Saya tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja. Nanti mereka curiga. Begini saja tolong kamu kirim ke email saya berkas yang akan saya tanda tangan, untuk mendapatkan saham mereka. Setelah itu kamu urus sisanya. Lagipula ada sesuatu yang penting di sini." Ujar Erik final.

Mendengar penjelasan Erik Julian mengerti. Dia juga penasaran dengan maksud kalimat terakhir Tuan nya itu. Baru ingin menanyakan, ternyata sambungan telepon telah di putus oleh Erik.

Kini Erik memasukkan kembali ponsel nya ke dalam saku jaket miliknya. Setelah itu dia teringat Fiona. Kemana gadis itu. Erik pun memutuskan untuk mencari gadis itu di sekitar sana.

"Hahaha. Alex, Lo tahu nggak? Awalnya gue kira Lo orang nya nggak suka bergaul secara Lo kan cuek dan dingin." Ujar Fiona kepada pemuda di sampingnya itu.

Kini mereka berdua sedang ada di halaman samping puskesmas itu. Tadi Alex merasa lapar, jadi dia berniat keluar untuk mencari makanan di sekitar sana. Merasa bosan di dalam ruangan, Fiona pun mengikuti Alex. Lagipula tadi Erik sedang tidur.

Between My Revenge and Your WoundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang