NOTE: DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️
Jangan lupa untuk selalu tinggalkan vote dan comment ygy😊
Let's Continue....😊Hari ini adalah hari pertama kelas XII mengikuti Ujian Akhir Sekolah. Di dalam ruang kelas XII MIPA 2 itu terlihat pengawas sedang membagikan soal dan lembar jawaban kepada para murid. Sebelum mengerjakan soal, mereka berdoa menurut kepercayaan masing-masing.
"Aamiin." Ucap Edo setelah selesai berdoa.
"Baiklah, waktu kalian 45 menit dari sekarang. Silahkan kerjakan soalnya. Ingat jangan ada yang kerjasama atau menyontek." Kata Bu Rasmi yang bertindak sebagai pengawas hari ini.
"Baik Bu." Jawab mereka kompak.
"Sstt, Eros, bagi jawaban Lo dong." Bisik Edo pelan, dia takut ketahuan oleh pengawas.
"Makanya belajar." Balas Eros sambil berbisik. Setelah itu dia fokus mengerjakan soalnya tanpa memperdulikan Edo di sebelahnya.
Waktu terus berjalan, tanpa terasa 5 menit tersisa untuk mereka menjawab soal ujian Bahasa Indonesia itu. Hari ini hanya ada satu mata pelajaran di uji kan.
"Baiklah semuanya waktu kalian tinggal 5 menit. Yang sudah selesai, antarkan ke depan sini. Jangan ada yang saling berbagi jawaban." Kata Bu Rasmi mengingatkan.
Fiona pun maju mengantarkan lembar jawaban nya kepada pengawas ujian. Sebenarnya dia sudah selesai sejak 20 menit yang lalu, namun dia memeriksa kembali jawabannya takut ada yang salah. Setelah memastikan semuanya benar, dia pun menyetorkan lembar jawaban nya ke meja pengawas. Kemudian di susul oleh Erik di belakangnya.
"Bagus. Kalian boleh meninggalkan kelas ini." Kata Bu Rasmi kepada mereka berdua. "Bagaimana dengan yang lain? Sudah ada yang selesai? Pastikan semua jawaban terisi. Jangan ada yang di kosongkan." Lanjutnya mengingatkan.
"Erik, tunggu sebentar." Panggil Bu Rasmi pada Erik. "Setelah Ujian selesai, tolong kamu isi daftar hadir teman-teman mu. Kamu pastikan apakah ada yang tidak hadir hari ini." Kata Bu Rasmi. Erik kemudian mengangguk patuh.
Beberapa saat kemudian bel telah berbunyi. Semua peserta ujian berbondong-bondong menyetorkan lembar jawaban mereka kepada pengawas.
"Gawat gue belum selesai." Panik Didit. "Edo, boleh minta jawaban Lo nggak?" Lanjutnya menghentikan langkah Edo.
"Nomor berapa?" Tanya Edo.
"25, 30, sama nomor terakhir." Ujar Didit memelas. Sementara di depan sana semua temannya sudah mengumpulkan jawaban mereka.
"Nih lihat aja sendiri. Tapi gue nggak jamin kebenarannya." Balas Edo, sambil menyodorkan lembar jawabannya. Untungnya mereka tidak ketahuan oleh pengawas.
"Thanks Do." Kata Didit sambil menghela napas lega. Mereka pun menyetorkan lembar jawaban itu kepada Bu Rasmi.
Setelah memastikan semua murid dikelas itu sudah mengumpulkan lembar jawaban mereka, Bu Rasmi pun membereskan kertas-kertas itu ke dalam amplop besar berwarna cokelat.
********
Erik baru saja sampai di parkiran mobilnya setelah mengantarkan daftar hadir seperti yang diperintahkan Bu Rasmi ke ruangan administrasi. Dilihatnya mobil Fiona dan Alex sudah tidak ada disana. Dia pun membuka pintu mobilnya dan melaju meninggalkan sekolah itu.
"SHIT!" Ucapnya dengan kesal sambil memukul-mukul kemudi nya.
"Kenapa Lo harus jadi anak dari orang yang udah ngebunuh Mommy gue? Arrghhh!!" Lanjutnya sambil mengacak rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between My Revenge and Your Wounds
Teen FictionErik Axelion. Pemuda tampan berhati dingin adalah CEO sekaligus murid di salah satu sekolah bergengsi. Dia tumbuh menjadi anak yang mandiri sejak tragedi yang menimpa kedua orangtuanya. Dia dan saudara kembarnya harus bisa bertahan hidup, dan bangki...