CHAPTER 5

181 65 21
                                    

NOTE: CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI AUTHOR ❗

DON'T COPY PASTE MY STORY ‼️
📢 JANGAN LUPA VOTE COMMENT YGY😉


Happy Reading😊

Keesokan harinya.....

Hari ini seluruh kelas XII MIPA 2 sibuk membersihkan ruangan yang akan mereka pakai untuk ujian akhir sekolah. Tampak para siswa silih berganti mengangkat meja dan kursi untuk mereka pakai. Sementara para siswi, sibuk mengepel lantai dan membersihkan jendela ruang kelas itu.

"Hufff. Sungguh Kamis yang melelahkan. Gue haus." Keluh Maria sambil mengelap keringatnya.

"Nggak lama lagi, kita bakalan tinggalin ruangan ini. Sedih juga harus pisah dengan teman-teman lainnya." Ujar Vany sambil membayangkan kelulusan mereka.

"Gue sih, nggak sedih. Soalnya gue nggak mau lagi berbagi udara dengan si Eros nyebelin itu." Ucap Rachel dengan mata memincing.

"Hati-hati ntar jodoh." Tambah Maria, membuat Rachel semakin kesal.

"Amit-amit gue sama dia." Balas Rachel.

Dari depan pintu kelas, Eros mendengar semuanya. Dia begitu kesal mendengar Rachel membicarakannya.

"Siapa yang ngomongin gue?" Ucapnya dengan dingin dan ekspresi yang menakut-nakuti.

"Gue... Emangnya kenapa?." Balas Rachel dengan nada angkuh, sambil menghadap ke Eros.

"Lo tuh yah..." Tunjuk Eros, dengan mata membola. Sementara yang ditunjuk hanya memeletkan lidah, membuat Eros semakin kesal.

"Udahlah nggak usah di ladenin tuh nenek sihir. Mending Lo bantuin kita ngangkat nih meja guru." Ujar Edo. Eros pun meninggalkan Rachel yang masih dengan tampang angkuhnya.

Hari ini kelas mereka free, karena seluruh murid kelas XII sibuk mempersiapkan ruang ujian mereka. Hingga kini tanpa teras jam pulang akan segera tiba. Beberapa siswa sudah menyerah dan mengistirahatkan diri mereka di kelas, termasuk geng Erik serta Fiona dan kawan-kawannya.

********

Bel pulang telah berbunyi lima belas menit yang lalu. Seluruh murid XII MIPA 2 itu bersorak gembira karena waktu yang dinantikan telah tiba.

"Fio, Lo belum siap-siap pulang?" Tanya Vanny sambil merapikan penampilannya sebelum pulang.

"Belum, dikit lagi. Kalian duluan aja." Ucapnya pada ketiga temannya yang masih setia menunggu.

"Hmm, Lo yakin nih kita balik duluan?" Tanya Rachel.

"Masih ada yang harus gue urus. Kalian tenang aja gue gak bakal hilang." Ujarnya meyakinkan ketiga orang itu.

"Awas aja Lo ketiduran lagi di kelas ini. Kita gak mau Lo ke kunci lagi. Untungnya waktu itu masih ada Erik di sini." Kata Rachel menasihati Fiona.

"Hmmm. Tenang aja." Setelah itu, mereka bertiga dengan ragu meninggalkan Fiona. Walaupun di kelas itu masih ada beberapa murid, termasuk Erik dan kawan-kawannya.

Dari bangku sebelahnya, Erik menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Setelah itu dia dan teman-temannya pergi dari kelas itu menyisakan Fiona sendiri. Mereka berjalan menuruni tangga menuju lantai satu. Di perjalanan Edo terus merecoki para sahabatnya itu.

"Putra gue boleh nebeng Lo gak?"

"Gak. Hari ini gue bawa motor, dan Didit tadi ke sini nebeng gue. Jadi pulangnya gue juga bareng Didit, Edo." Jelas Putra.

Between My Revenge and Your WoundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang