24. Tanpa Rayhan

36 12 92
                                    

Pagi yang cerah di temani sinar matahari yang menyorot ke bumi dengan begitu cantiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi yang cerah di temani sinar matahari yang menyorot ke bumi dengan begitu cantiknya . Belum lagi bintang-bintang yang masih setia menemani walaupun tidak terlalu terlihat, dan awan cerah yang menyelimuti di beberapa tempat langit menimbulkan keindahan setiap waktu.

Suasana yang sangat indah bagi para anak astrophile yang selalu mengabadikan momen tersebut. Tapi tidak untuk seorang gadis dengan rambut di gerai indah itu.

Hari yang awalnya harus di lewati dengan riang dan gembira tidak dapat di rasakan oleh sosok gadis yang duduk di bangku milik nya sendirian, tanpa adanya teman.

Keadaan kelas cukup ramai dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh teman-teman sekelasnya. Bukannya ikut meramaikan suasana, Viara justru hanya duduk diam sambil menatap lurus ke depan tanpa minat.

Hari-hari nya sepi tanpa Aletta. Dan ia sangat tidak menyukainya.

Sahabatnya itu memang memilih tidak berangkat sekolah karena masih merasa berduka. Jadilah ia bosan sendirian di sana. Suasana hati nya juga sedang tidak mendukung dengan banyak pikiran bersarang di otak nya.

Memikirkan bagaimana setelah ini mengembalikan sahabatnya ke Aletta yang dulu, memikirkan bagaimana jika Arka akan semakin nekat mencelakainya, dan memikirkan pesan-pesan yang di ucapkan Rayhan sebelum pergi saat itu.

Ia harus memecahkan beberapa kejanggalan dari ucapan lelaki itu, takut-takut sesuatu yang buruk akan kembali terjadi pada mereka.

Huft! Memikirkan itu semua membuat kepalanya pening. Ia pun menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan untuk sedikit menenangkan pikirannya.

"Pengumuman untuk semua murid Altra high school, di harapkan untuk segera berkumpul di lapangan indoor sekarang juga. Sekali lagi untuk semua murid Altra high school, di harapkan untuk segera berkumpul di lapangan indoor sekarang juga, terimakasih. "

Viara menghela nafasnya lelah. Sudah suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja, justru malah di tambah dengan di perintahkan untuk berkumpul. Sangat menjengkelkan.

Dan disinilah ia berada,berdiri di barisan paling belakang dengan ogah-ogahan. Ia menatap ke depan dengan sangat tidak minat.

"Heran gue sama nih sekolahan. Sering banget ngadain upacara tiba-tiba kaya gini, padahal kan bukan hari senin."

"Iya betul banget. Bikin orang males aja nggak sih. Mana panas banget lagi. "

Viara menatap kedua gadis yang berbincang di depan nya dalam diam. Ucapan nya memang sangat mewakili sekali. Ternyata bukan hanya dirinya yang merasa jengkel.

Suara mic yang di ketuk beberapa kali menarik perhatian seluruh siswa dan guru yang masih berisik menjadi tenang. Di depan sana Pak Gery selaku kepala sekolah berdiri dengan gagah di bawah terik matahari. Menatap murid-muridnya sekilas sebelum tersenyum tipis.

Queen ViaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang