23. Kabar buruk

45 24 116
                                    

"Kalian ngajak gue ke bandara mau ngapain?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalian ngajak gue ke bandara mau ngapain?."

Viara tak menjawab. Ia justru mendudukkan dirinya di bangku yang di sediakan pihak bandara dengan nyaman. Tak lupa ponsel yang sudah ia mainkan untuk menghilangkan rasa bosan.

Di samping nya ada kekasih hati nya yang juga duduk dengan menatap sekitaran bandara yang terlihat begitu ramai. 

"Yang, pesawat nya Rayhan kapan sampe nya?." Bukannya menjawab pertanyaan dari Aletta, Viara justru membisikkan pertanyaan pada sang kekasih.

"Kalau di hitung dari sekarang sih, mungkin sekitar 15 menit lagi sampe."

Viara menghela nafas pelan. Kepala nya ia sandarkan pada bahu tegap Rafael membuat gadis dengan cardigan ungu yang sedari tadi berdiri itu mendengus kesal.

"Gak di rumah sakit, gak di sekolahan, di sini pun kalian nebar . Tujuan kalian kesini tuh buat apa sih sebenarnya?."

Viara menjulurkan lidah nya, mengejek sahabat nya agar lebih kesal lagi. "Yang, sini peluk. Biar yang panas tambah gosong."

Terlampau kesal dengan kelakuan sahabatnya, Aletta menjitak kepala Viara dengan keras, membuat sang empu mengaduh kesakitan. Tak mempedulikan sahabat nya itu, Aletta langsung duduk di samping Viara dengan kaki bertumpu ke kaki satu nya.

"Awas aja lo berdua. Gue aduin ke Rayhan baru tahu rasa." Aletta mengeluarkan ponsel nya dari dalam saku. Mengotak-atik nya sebentar sebelum merengut sedih.

"Kok Rayhan gak aktif sih nomer nya."

"Ya iya lah gak aktif. Kan orang nya lagi di perjalanan buat kesini." Sontak Viara membekap mulut nya menggunakan tangan ketika sadar akan apa yang di ucapkannya. Ia lupa jika sahabat nya tidak boleh tahu terlebih dahulu agar menjadi kejutan. Bahkan ia sadar ketika lengan nya di senggol oleh sang kekasih.

"Apa? Perjalanan kesini? Kok gak bilang dari tadi sih."

Viara menyengir ke arah Rafael yang menatap nya datar.

Sedangkan Aletta, ia sudah senyum-senyum sendiri sambil memperbaiki dandanan nya. Akhirnya penantian nya selama ini akan segera berakhir.

Rafael menghela nafas lelah. Mulut perempuan memang tidak dapat di ajak kerja sama. Percuma saja ia memberi tahu kekasihnya jika tidak bisa di ajak kompromi .

Lelaki dengan kemeja hitam itu bangkit berdiri ketika melihat kedua guru yang mengajarnya selama di sekolahan berjalan menghampiri mereka. Pasti mereka juga sama ingin menjemput perwakilan sekolahnya.

"Rafa. Sudah dari tadi?."

"Baru dateng kok Pak." Rafael bergerak menyalami tangan kedua guru nya sopan.

Pak Gery mengangguk pelan. "Bu Amel sama Rayhan kapan sampai nya?."

"Mungkin sekitar 15 menit lagi Pak."

Queen ViaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang