8.Di hukum mulu

103 54 125
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Langit yang awal nya gelap dan hanya di terangi oleh kilauan cahaya bintang dan bulan, kini telah tergantikan oleh cahaya matahari yang sedikit demi sedikit muncul. Membuat sebuah umpatan
tersendiri untuk manusia yang malas untuk beraktivitas.

Di saat semua orang sedang asik bergumul dengan selimut tebal nya, tetapi tidak berlaku untuk seorang gadis yang sudah duduk di dalam mobil mewah nya.

Dengan balutan seragam nya yang rapi sesuai hari, tas yang di letakkan di kursi samping kemudi nya. Sepatu putih bercampur pink pun sudah terpasang indah di kaki jenjang gadis tersebut.

Viara mengendarai mobil nya dengan kecepatan rata-rata. Tak memperdulikan pengendara lain yang mungkin saja mengumpat karena nya.

Yang ia pikirkan adalah satu, bagaimana ia bisa cepat sampai di rumah sahabat nya dan segera membawa nya pergi dari neraka yang di buat keluarga gadis itu.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, akhirnya Viara sampai di depan sebuah rumah bernuansa abu-abu.

Tanpa menunggu lama lagi gadis berbalut seragam sekolah itu masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk
ataupun memencet bel terlebih dahulu.

Viara segera menuju kamar sahabat nya yang berada di lantai dua dengan tergesa-gesa.

Tok tok tok

“Ta?.”

Tok tok tok

“Ta? Lo di dalem? Buka dong, ini gue Queen.”

Tok tok tok

“Aletta?.”

Viara menghela nafas nya. Ia belum mendapatkan respons sama sekali. Ingin rasanya langsung masuk saja tapi pintu nya justru di kunci dari dalam.Jadilah ia hanya menunggu di depan pintu.

Setelah menunggu beberapa menit,akhirnya pintu yang sedari tadi tertutup pun akhirnya terbuka, menampakkan sosok seorang gadis yang melongokkan kepala nya dari celah pintu.

Aletta menoleh ke sana ke mari untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang sedang di hindari nya itu.

Setelah merasa aman, Aletta menarik pergelangan tangan sahabat nya agar segera meninggalkan rumah nya ini.

“Sayang, kamu mau kemana? Kan belum sarapan.”

Aletta menegang. Ia mencengkeram tangan sahabat nya untuk menyalurkan rasa takut nya. Ingin pura-pura tidak mendengar tetapi langkah mereka sudah terlanjur berhenti.

“Tante Fifian?.”

Fifian, ibunda dari Aletta tersenyum manis sambil menyambut uluran tangan Viara.

“Queen. Mau berangkat bareng? Sarapan dulu ya?.”

Viara menoleh ke arah sahabat nya untuk meminta persetujuan. Tetapi yang ia dapat hanyalah gelengan kepala tanda tak setuju. Ia menghela nafas pelan. Ia pun menatap ibu dari sahabat nya itu dengan tak enak.

Queen ViaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang