20. Terjebak

49 8 0
                                    

Pagi yang cerah, secerah harapan orang tua untuk para anak nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi yang cerah, secerah harapan orang tua untuk para anak nya. Suasana yang sudah biasa mereka rasakan. Dan kini di hari yang cerah ini, mereka harus menjalankan kewajibannya untuk menuntut ilmu dengan giat.

Seorang lelaki keluar dari dalam mobil kesayangan nya dengan sebuah kaca mata hitam bertengger di hidung mancung nya. Terlihat gagah dan sangat tampan di mata para gadis. Tapi sayang nya sudah punya pawang.

Setelah dirinya keluar, pintu mobil di bagian samping kemudi terbuka menampilkan sosok perempuan berjaket kuning. Gadis itu berjalan ke arah depan mobil yang di mana sang pemilik mobil menunggu nya agar berjalan bersama.

“Mau langsung ke kelas kan?,”tanya Rafael sambil membenarkan dasi nya yang sedikit tidak rapi.

Gadis itu mengangguk. Saat akan melangkahkan kaki nya, sebuah mobil ferarri merah mengalihkan perhatian nya, berhenti tepat di samping mobil yang mereka tumpangi. Ia mengernyitkan dahi nya bingung menatap mobil tersebut.

“El, itu bukan nya mobil Queen ya?.”

Rafael menoleh melihat apa yang di tunjuk oleh Aletta. Ia mengangguk, itu memang benar mobil milik kekasih nya. Ia sangat mengenali semua tentang sang pujaan hati.

“Samperin yok.”

Rafael mengangguk. Mereka berjalan beriringan menghampiri gadis yang baru saja keluar dengan rambut di cepol atas itu.

“Queen.”

Viara menoleh dan tersenyum ceria. “Pagi sayang-sayang ku.”

“Lo ngapain berangkat? Katanya lo lagi sakit.”

Viara memutar bola mata nya malas. Ia menyandarkan punggung nya pada pintu mobil yang tertutup dengan kedua tangan berada di depan dada. “Gue cuma sakit ya, bukan mati. Gak usah lebay kali.”

“Ya kan lo harusnya istirahat aja. Kata Rafael kemaren lo abis jatuh dari tangga kan?.”

Viara mendengus. Ia menggoyang-goyangkan tangan nya seperti anak kecil. Dan itu tak luput dari penglihatan Rafael yang menatap nya intens.

“Gue juga sebenernya pengen di rumah aja. Males sekolah. Tapi karna emak gue gak tahu kalau gue abis jatuh dari tangga, jadi nya tuh emak-emak rempong nyemprot gue pagi-pagi di suruh ke sekolah,”ucap nya menggebu-gebu.

“Kenapa lo gak bilang aja? Dengan begitu bunda lo akan ngerti,” sewot Aletta galak.

“Ya males ngomong nya aja gue. Lagi pula kalau berangkat sekolah ada untung nya. Kan bisa ketemu sama ayang.”Viara bergerak maju dan merangkul lengan kekasih nya dengan manja yang di balas sebuah elusan di kepala nya.

“Ck mesra-mesraan aja terus di depan gue. Gak panas sih, cuma gosong aja.”

Viara meledakkan tawa nya. Merasa senang menjahili sahabat nya. 

Queen ViaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang