25. Kepikiran

48 12 107
                                    

Setelah sekian lama mencari novel yang cocok untuk di baca nya, Viara mendudukkan diri di sudut ruangan yang di kelilingi rak-rak buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah sekian lama mencari novel yang cocok untuk di baca nya, Viara mendudukkan diri di sudut ruangan yang di kelilingi rak-rak buku.

Tempat yang di dudukinya pun hanyalah lantai kosong tanpa karpet ataupun semacamnya.

Ia lebih suka duduk lesehan di sana di bandingkan duduk di bangku yang telah di sediakan pihak perpustakaan. Selain karena lantai nya yang dingin, tempat nya juga tidak terlalu terlihat oleh berbagai pasang mata yang menatapnya.

Bukan tanpa sebab, ia tidak ingin di lihat seperti anak yang sangat rajin oleh orang-orang, karena biasanya ia hanyalah seorang pemalas. Begitulah pemikirannya.

Di temani dengan putaran lagu yang ia dengar di earphone, Viara semakin terbawa suasana membaca novel di tangan nya. Terkadang ia tersenyum menanggapi apa yang di bacanya. Atau bahkan sekedar mempraktekkannya. Ternyata membaca buku di perpustakaan tidak seburuk yang ia kira selama ini.

Ini jauh lebih baik daripada harus melamun tidak jelas di kantin.

Nyatanya ketenangan yang ia rasakan mulai terganggu akibat seseorang yang datang dan tiba-tiba duduk di samping nya. Menatapnya dengan seksama.

Walaupun ia merasa risih karena terus-menerus di tatap, Viara masih stay cool membaca.

"Baca apa Queen?."

Viara diam tak menjawab. Dirinya tetap fokus membaca sambil menyandarkan punggung nya pada rak di belakang nya dengan nyaman.

"Fokus banget. Seasik itu baca buku hm?."

Merasa tidak di pedulikan, laki-laki yang sedari menatap Viara itu merebut novel dari tangan gadis itu. Dan itu sukses membuat lawan bicara nya menatap penuh pada nya. Walaupun tatapan tajam yang ia dapat. Tak masalah, asalkan gadis itu mau menatap nya itu sudah cukup.

"Balikin gak?."

Arka menggeleng pelan. Ia menyimpan novel yang ia rebut ke lantai di depan nya. "Gue cuma mau ngobrol ringan sama lo. Udah lama kan gak pernah ngobrol dengan santai?."

Viara berdecak. Tangan nya terulur mengambil novel tadi dan kembali pada kegiatan nya yang sempat tertunda. Tak lupa ia semakin mengeraskan lagu yang ia putar untuk meredam suara lelaki tak di inginkannya masuk ke organ telinga nya.

"Setelah semua yang lo lakuin, lo masih gak tahu diri mau ngobrol santai sama gue. Cuma orang gila yang gak pernah sadar diri. Dan lo termasuk juga."

Arka mengedikkan bahu nya acuh. Ia menselonjorkan kaki nya dan ikut menyandarkan punggung pada rak di belakang nya sama seperti Viara.

"Gue cuma mau bilang turut berduka cita akan kematian Rayhan. Persahabatan kita kehilangan personil lagi deh. Satu persatu pergi dengan cara tersendiri."

Arka melirik Viara yang masih fokus membaca. Tapi ia tahu jika gadis itu tidak benar-benar fokus, telinga dan otak mantan sahabat nya itu pasti sedang mencerna segala ucapannya. Maka dari itu dirinya tidak berhenti untuk berbicara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen ViaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang