Prolog

3.5K 106 7
                                    

"perasaan yang senang di gabung dengan rasa sedih yang tiba-tiba"

..........

"Yeeeeay akhilnya aku bakal ketemu mami papi aul, senang nya hali ini" ucap si kecil dengan gembira.

"aul juga dong, katanya papa mama aul juga pulang bareng mami papi kamu le"

"waah belalti kita sama-sama happy ya ul"

"om om papi mami sama papa mama nya aul kapan belangkat nya, aku udah gak Sabal buat ketemu meleka, aku kangen" lanjutnya yang tiba-tiba melow.

"sabar ya cantik nanti siang kita bakal jemput mereka di bandara, kita bikin surprise"

"horeeee" antusias kedua anak kecil yang tidak sabar menunggu kedatangan orang tuanya.

Bermain di halaman belakang dengan riang sambil menantikan siang hari untuk menjemput orang-orang kesayangan 2 insan yang lucu.

2 minggu sudah mereka berpisah dengan orang tua nya karena ada hal kepentingan yang harus diurus di luar negeri. Dan hari ini yang sangat mereka nantikan, hal yang selalu mereka tunggu. Kebersamaan.

Terdengar panggilan dari arah dalam rumah memanggil 2 insan nan imut itu.

"sayaaang kalian dimana nak, auuul, salmaaa"

"tante kita di belakang tan" instruksi paul.

"tante kenapa nangis, kan hari ini harus happy. Tapi kenapa tante nangis. Siapa yang bikin tante nangis begini" ucap salma ketika melihat air mata tantenya berjatuhan diatas pipi nya. Ia mengusap pelan air mata itu agar tidak terlihat kembali.

"sayang maafin tante ya nak, tante ngingkarin janji tante untuk bikin kalian happy hari ini, maafin tante nak" ujar tante shella yang tak kuasa menahan tangis nya.

2 manusia kecil yang tidak paham kenapa tante nya sesedih itu. Harusnya ini hari yang bahagia.

"tante tau kalian masih kecil, tapi-" ia tidak kuat untuk berbicara lebih lanjut.

"tante kenapa, papa mama kenapa tante?" tanya paul yang sedikit penangkap apa yang sedang terjadi.

"mama papa aul, mami papi Caca udah pulang ke rumah sayang" ia kesal mengapa isak tangis dan deraian airmata nya tak bisa ia tahan.

Air mata yang siap jatuh di pipi paul kini berjatuhan, ia tau, ia paham dengan kalimat itu yang pernah ia dengar saat kehilangan kakek nya. Namun beda hal dengan salma memasang ekspresi yang bahagia.

Salma langsung berlari ke dalam rumah mencari orang yang sudah sangat ia rindukan. Nihil.

Yang salma cari tidak ada di manapun, om andre dan tante shella sangat iba melihat salma yang mondar mandir mencari orang yang ia panggil.

"sayang salma sini nak" panggil om andre untuk menghentikan kegiatan salma.

"om, mami sama papi mana om. Kata tante tadi mami udah pulang ke lumah" salma dengan tampilan yang sedih karena tidak menemukan apa yang ia cari.

"aul kenapa nangis, jangan nangis nanti lea ikut sedih liat aul nangis" salma menenangkan paul dengan memeluk pria kecil dihadapan nya.

"Lea-" tenggorokan paul tercekat, sangat sulit untuk berbicara. Ia mengeluarkan tangisan nya yang dari tadi ia tahan agar lea tidak melihat nya bersedih.

Paul dan salma yang saat ini menginjak umur 5 tahun. Paul​ ​yang lebih dewasa dan lebih mengerti akan hal disekitarnya.

Kini ia lemah berada di pelukan wanita nya itu, ia bingung harus berbicara seperti apa untuk menyampaikan kepada salma. Ia tahu persis bagaimana antusias nya salma menunggu kepulangan mereka.

"lea, kamu gak boleh nangis ya, lea harus tetap happy kaya tadi kita main di halaman belakang"

"kan aul yang sedih, aul jangan nangis. Aul harus celita" isak salma yang ikut terenyuh hatinya melihat paul yang sangat sedih.

"lea, mami papi kamu dan papa mama aku, mereka udah tenang disana le, mereka udah gak ada disini lea. Mereka gak pulang kerumah, pesawat yang mereka tumpangi jatuh" hati paul sakit, ia sedih, ia juga merasa kehilangan tapi ia harus menjadi penenang salma untuk saat ini. Dewasa sekali.

Salma yang mendengar penuturan paul langsung melepas pelukan nya dan meminta kejelasan kepada om dan tantenya. Namun yang ia dapatkan hanya tangisan dari kedua nya sambil memeluk salma dan paul.

Air mata salma saling berjatuhan tanpa mau berhenti. Dunia nya seakan berhenti hari itu juga. Ia berteriak memanggil orang tua nya dengan lirih. Ia menangis sejadi-jadi nya.

Hari ini semesta sedang ingkar kepada dirinya, kepulangan orang tua nya, hari kebahagiaan, semua nya hilang dalam sekejap.

- to be continued -

Kisah only you dimulai hari ini 🦋.
Aku harap kamu yang sudah membuka part ini selalu berpegangan tangan sampai cerita ini di akhiri dengan kalimat "end" di akhir cerita ini.

Spam like and comment agar aku tau se exited apa kalian membaca cerita ini dan menunggu part selanjutnya.

See you the next chapter guys 🙌

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang