Only 32

302 33 12
                                    

Salma memandangi cermin dengan dress yang ia kenakan. "perasaan gue udah ngukur pas waktu itu. Ko longgar banget nih dress".

Ia tersadar jika badannya selama ini mengurus, bukankah seharusnya orang hamil membesar badannya?.

Paul yang sedari tadi memperhatikan istrinya, ikut bersedih kala ia melihat raut wajah salma yang sedih melihat perubahan pada tubuhnya. Ia melepaskan jas nya dan menghampiri salma.

Dengan senyumnya yang sudah tampilkan, ia memeluk istrinya dari belakang, "cantik".

Keduanya saling memandang lewat cermin yang ada dihadapannya. Paul yang terus tersenyum walau salma tak membalasnya.

"mas, bajunya longgar".

"oh ya? Waah kayaknya ada kesalahan deh dari boutique nya. Nanti mas coba tegur mereka ya". Kata paul dengan tenang.

"badan aku kurusan ya mas? Jelek, bajunya jadi longgar semua".

"ngga ko. Tubuh Kamu masih sama, kamu juga masih cantik dan selalu cantik. Mas jadi gak sabar gandeng kamu di pernikahannya bang raffa, biar semua liat, betapa beruntungnya aku punya istri secantik kamu". Salma tersenyum mendengar perkataan yang paul lontarkan, suaminya selalu saja membuat Mood nya membaik.

Salma membalikkan tubuhnya kala paul meminta dirinya untuk menghadap pada suaminya. Paul mengecup lama kening salma, "jangan pikirin yang nggak-nggak ya sayang".

Salma tertawa kala suaminya berlagak bagai desainer yang seolah mengerti tentang baju yang ia kenakan saat ini, yang padahal lelaki itu tidak mengerti sama sekali, ia pun bingung bagaimana agar dress itu tidak terlihat longgar Di tubuh salma.

Walaupun begitu ia tetap berfikir bagaimana baiknya untuk sang istri, "sayang gimana kalo kita ganti ke dress yang punya kita aja. Jas aku juga yang dari boutique itu kebesaran" usul paul.

"jas kamu kebesaran? Ko bisa. Kamu udah ukur sesuai badan kamu kan?".

Paul​ mengangguk, "Iya. Kayaknya emang orang-orang butik nya kurang fokus deh kerja nya jadinya baju kamu sama jas aku gak sesuai" bohongnya.

"tapi nanti kita beda sendiri lagi Disana. Nanti abang tanya gimana?" kata salma dengan wajah khawatir nya.

Paul tersenyum ia mengelus tangan salma yang ia genggam sedari tadi. "gak apa-apa kita beda sendiri, biar semua mata tertuju sama kita. Kalo bang raffa, aku yakin dia gak bakal nanya".

"tapi serius gak apa-apa nih?"

Paul​ mengangguk, "daripada kita berdua pake baju yang kebesaran kan?".

Salma terkekeh, ia mengikuti saran paul untuk mengganti dress nya. Untung nya dress dulunya pas di tubuhnya, jadi tak ada alasan lagi untuk paul keluarkan.

~🤍~

Nuansa biru dipadukan oleh putih menjadi tema hari ini. Dengan Dikelilingi bunga yang berbaris, menemani salma untuk menghantarkan kakak nya yang hari ini nikah.

Tangan yang ditautkan pada lengan raffa, keduanya menjadi sorotan para tamu undangan yang berada disana. Akhirnya pernikahan raffa dan sahabatnya syarla terlaksana.

Setelah berhasil mengantar raffa pada altar, salma berbalik untuk kembali duduk yang dikhususkan untuk keluarga, ia tidak boleh berlama-lama berdiri.

Dengan vano sebagai saksi, raffa mengucap janji sucinya dengan lantang dan lancar dihadapan ayah syarla dan juga para saksi.

"bagaimana para saksi? Sah?"

"SAAAHHH"

Semua terharu dengan segala yang raffa ucapkan. Tak terpungkiri salma yang menangis haru dengan kebahagiaan ini.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang