Only 28

749 51 3
                                    

-Blausee, schwizz

Sudah satu minggu Paul dan Salma berbulan madu. Tiga hari berada di Maldives dan memutuskan untuk berbulan madu di Switzerland. Belum Ada tanda-tanda mereka akan kembali ke tanah air.

Diatas perahu kecil, mereka duduk tenang menikmati indahnya langit bertabur kilau bintang. Semilir angin mengitari mereka yang sudah dua belas menit berapa di danau.

Paul menjaga salma tetap hangat dengan cara memeluknya. Ia rengkuh sang istri dari belakang dan menempelkan dagu di bahunya.

Di perahu itu hanya ada mereka berdua, penjaga perahu pun tidak ada. Perahu dibiarkan menganggur ditepi danau. Siapa saja boleh menaikinya asal bisa mendayung.

Sayangnya tidak ada yang tahu bagaimana kondisi perahunya karena saking lama dianggurkan.

"kamu seneng ada disini?". Paul bertanya

Salma mengangguk antusias, "seneng banget aul. Walaupun malam, pemandangan nya masih bagus. Kalo kamu?".

"dimanapun berada kalo sama kamu, aku juga seneng sayang". Salma mengusap lembut kepala yang masih menangkring di bahunya.

Kedua tangan paul menyusup masuk kebaju tebal yang salma pakai. Telapak tangannya menyapa lembut perut terhalang kaus dalam yang melindungi perut salma. Paul memberikan kehangatan dan kenyamanan untuk perut istrinya.

Ketenangan yang mereka rasakan ini terusik kala paul melihat ada air yang masuk di dekat kakinya. Air itu sedikit demi sedikit masuk dan menjadi banyak akibat retakan pada perahu nya.

Salma belum mengetahuinya, paul tidak mau membuat istrinya panik. Jadi dia bertindak sesantai mungkin.

"sayang kita pulang yuk? Takutnya ke maleman, suhunya juga udah mulai naik, takut kamu nanti kedinginan" tutur paul.

"yaaah, yaudah deh iya aul".

Paul melihat raut wajah kekecewaan pada istrinya, ia tahu bahwa salma masih ingin berlama disini. Namun keadaan saat ini sangat tak mendukung.

"nanti kita kesini lagi okaay sayang?" kata paul dengan di anggukki oleh salma.

Paul bergegas mengayuhkan dayung secepat yang ia bisa. Tenaganya banyak, jadi kemungkinan ia bisa membawa ketepian dengan cepat. Lagipula perahu yang mereka naiki belum terlalu jauh dari jangkauan tepian.

Air kian bertambah. Mengenai kakinya. Tentu saja hal itu membuat salma kaget dan panik. "Aul perahu nya bocor!".

Ujung-ujungnya paul gagal mempertahankan kenyamanan untuk salma. Ia masih terus mendayung agar mereka cepat sampai dan selamat.

"maaf ya sayang. Aku coba biar kita sampai ketepian dengan cepat. Kamu yang tenang ya sayang" kata paul menenangkan.

"aul sini dayung nya kasih aku. Aku bantu kamu" permintaan salma tentu saja ditolak oleh paul. Mana bisa paul membiarkan salma mendayung membantunya. Itu hanya akan membuat istrinya kelelahan.

"kamu diem aja ya sayang. Ini biar jadi tanggung jawab aku. Aku pastiin bakal nyampe sebelum airnya penuh semua".

Paul berhasil membawa perahu itu ketepian. Walaupun sedikit basah pada baju yang mereka pakai, tapi tetap saja akhirnya mereka selamat dari tenggelamnya perahu.

Salma menghentikan tangan paul saat hendak melepaskan jaket untuknya. "mau ngapain?"

"baju kamu basah sayang, itu pasti dingin banget" kata paul memberitahu.

"kalo jaketnya aku pake. Nanti kamu yang kedinginan".

"gak apa-apa. Aku kuat ko" salma menggeleng ia menahan tangan paul yang ingin kembali membukanya.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang