Only 33

211 22 7
                                    

Satu bulan berlalu ~

Salma terbaring diatas brangkar dan terdiam tenang mendengar denyut jantung calon bayinya. Paul takjub melihat pergerakan makhluk mungil itu pada layar monitor.

"ah" spontan salma ketika merasakan pergerakan didalam perutnya. Kini ukuran perut salma makin membesar.

Paul mengusap-usap permukaan perut salma sambil berbisik, "adek jangan kenceng-kenceng nendang nya. Kasian mami nya kesakitan tuh".

Salma terkekeh ringan. Dia meringis pelan dan kembali mengamati anaknya dengan senyum manis yang tak kunjung pudar.

"waah sal. Lo nyiptain saingan sendiri nih" kata anggis yang masih mengamati monitor.

"anak kita perempuan gis?" tanya paul memastikan. Dokter muda itu mengangguk.

"selamat ya sal, ul. Anak nya perempuan".

"pasti cantik kaya mami nya nih, jadi gak sabar liat copy paste nya kamu yang versi kecil nya" kata paul dengan senyum merekah.

"kayaknya bener kata lo deh gis. Siap-siap gue di campakkan sih, papi nya beralih ke anaknya. Mana hidung nya mancung lagi tuh kek papi nya".

"hahaha ngga dong sayang. Kamu tetap nomor satu buat aku".

"bohong itu sal. Bulshit suami lo. Anak nya lahir pasti yang bakal ditanyain terus anak lo" ucap anggis mengompori.

"sialan lo anggis". Ketiga nya terkekeh riang.

"dijaga lagi ya sal ul. Kehamilan nya sehat, bayinya juga sehat. Semuanya itu berkat ibunya yang menjaga semuanya tetap stabil".

"semuanya berkat suami gue bu dokter, yang selalu siap siaga saat gue butuh sesuatu" koreksi salma.

"iyaiya deh. Paul good job udah mau bekerja sama udah menjaga kesetabilan hormon salma. Sehat-sehat ya bumil kesayangan dokter Arsya ini".

"makasih ya anggis".

Anggis mendekatkan diri pada perut buncit itu dengan mengelus lembut, "sayang nya onty, Sehat-sehat ya di dalam sana. Jangan bandel okaay. Nanti pas kamu udah lahir onty kasih hadiah kalo kamu jadi anak baik".

"Iya siap onty, aku bakal jadi anak yang baik di perut mami". Kata salma dengan suara yang di buat seperti anak kecil.

Dengan kabar baiknya itu tak lupa paul mengabari keluarga nya tentang kesehatan bayinya dan juga kesehatan sang ibu nya. Ia terlampau senang dengan kabar yang ternyata keduanya bisa bertahan dan baik-baik saja sampai sejauh ini.

"abis ini kamu mau kemana sayang?" tanya paul Setelah usai melakukan pemeriksaan.

"kita pulang aja deh yang. Lagian kamu juga kerja kan nanti".

"jangan pikirin kerjaan aku sayang. Gak apa-apa ngomong aja. Kamu mau kemana hmm?" tawar paul kembali.

"aku pengen sih beli sesuatu, tapi pasti gak akan kamu bolehin".

"apa itu?"

"rujak yang pedes".

"sayaang"

"heheh iya ngga, kan kata aku juga pasti gak bakal kamu bolehin".

"yang lain deh, sayang".

Salma memikirkan apa yang di mau nya saat ini, "udah ah pulang aja, aku lagi gak pengen apa-apa serius deh mas. Pulang aja ya".

"eskrim mau?".

Mata salma berbinar, ia mengangguk antusias. "mauuu, mau banget. Emang gak apa-apa? Aku kan baru makan eskrim semalam"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang