Only 18

934 41 1
                                    

Pagi di hari minggu benar-benar membuat perasaan salma bahagia. Bagaimana tidak? Ia dan paul akan jalan-jalan di taman kota sehari Full tanpa gangguan dari kerjaan nya.

Saat membuka mata, senyum manis terukir di bibirnya. Salma turun dari atas ranjang dan berdiri di depan cermin untuk menatap pantulan dirinya. Salma sempat terkejut melihat dirinya seperti kuntilanak. Rambut berantakan dan wajah yang terlihat kusut.

"Gimana nanti kalo nikah sama aul, dan liat penampilan bangun tidur gue kayak gini. Pasti aul langsung ilfeel" monolog nya.

Ia melihat jam dinding, sebentar lagi paul pasti akan tiba di rumah nya. Salma sibuk memilih baju, berkali-kali ia mengobrak-abrik isi di dalam lemari tapi entah kenapa ia merasa tidak punya baju untuk ia kenakan hari ini.

"perasaan baju gue banyak, tapi berasa gak punya baju gini sih". Keluh salma yang mulai frustasi.

Bunyi notifikasi berasal dari ponsel milik salma, membuat gadis itu menghentikan kegiatan mencari baju. Tanpa ia buka aplikasi sumber dari notifikasi tadi, gadis itu sudah membacanya.

Aul :
Sayang udah bangun?
Aku ke rumah ya.
Kalo udah bangun, Gpp gausah buru-buru nanti siap-siap nya.
Aku tungguin

Salma segera berlari ke dalam kamar mandi untuk bersiap-siap karena ia tak punya banyak waktu. Apalagi ia tau bahwa kekasih nya kini sedang menuju rumahnya.

Satu jam untuk bersiap-siap adalah waktu yang singkat bagi perempuan. Sebisa mungkin salma untuk satset dalam persiapan nya, yang paling membingungkan adalah memilih outfit. Ia menggerutu sendiri mengapa tidak di persiapkan dari malam hari.

Dua tangan salma, ia gunakan secepat mungkin. Ia sudah selesai dengan hijab dan makeup naturalnya. Hanya memakai blush on, Eyeliner tipis, maskara, serta liptint. Ia tidak punya banyak waktu lagi, dengan pakaian yang sudah berhasil ia pilih.

Salma menuruni anak tangga dengan terburu-buru. Terdengar dua suara lelaki yang tengah asik berbincang. Ia menghampiri kedua lelaki itu. Raffa yang melihat terlebih dahulu kemunculan adiknya membuat raffa tersenyum.

"cantik banget adeknya abang yang mau nge date" goda raffa.

"ish abang, jangan gitu. Malu tau di denger aul".

"ya gak apa-apa dong. Lama banget sih dek makeup nya, padahal gak makeup aja cantik loh. Kasian paul nunggu kamu dari sejam yang lalu".

Mendengar hal itu salma membulatkan matanya, sebenarnya sudah ia prediksi. Ia memegang tangan paul dengan merasa bersalah.

"serius sejam ul? Astaga maaf ya, pasti kamu bosen duduk berdua sama abang, sejam lagi"

"yeeh niih bocah. Udah mending gue temenin pacar lo. Kalo ngga lumutan dia nunggu lo". Namun salma tidak menggubris ucapan raffa.

"udah ayo ul, kita berangkat" ucap salma seraya menarik tangan paul.

"njiir gue di kacangin".

"udah ya abang gausah cerewet gitu. Adek pamit pergi sama aul. Abang jangan ganggu adek nanya dimana. Awas aja" ancam salma.

"Iyaiya, gue titip Caca ya ul. Kalo ngeselin suruh pulang sendiri aja". Satu pukulan mendarat di lengan raffa menunjukkan bahwa salma kesal pada abang nya.

"aman, bakal gue jaga. Yaudah kita pamit ya".

Mereka melangkahkan kakinya menuju mobil hitam milik paul setelah mendapat anggukan dari raffa.

Setiap pagi di hari minggu, taman kota biasa digunakan untuk jogging, Taman kota yang biasa sepi, kini ramai pengunjung. Banyak juga penjual makanan dihari weekend. Salma dan paul memilih salah satu penjual bubur ayam untuk mereka sarapan.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang