Only 31

1.9K 56 11
                                    

31. Hormon

Pagi ini salma mengalami morning sickness di kehamilannya yang sudah menginjak usia 16 minggu, paul menghampiri istrinya yang sibuk mengeluarkan isi di dalam perutnya.

Paul mengalah untuk mempertahankan kandungan istrinya, ia tidak ingin menambah pikiran salma. Dengan syarat, salma tidak boleh kelelahan sama sekali, karena itu akan rentan membuat tubuh salma drop.

Ia memijat tengkuk leher salma agar merasa enakan. Setelah dirasa sudah enakan, salma memeluk paul dengan manjanya. Baru saja pelukan itu akan di balas oleh paul, salma mendorong tubuhnya agar menjauh.

Alis paul bertemu, ia bingung kenapa istrinya menjauh. "sayang kenapa? Aku ada salah?"

Paul kembali mendekat, dan salma buru-buru berlari keluar kamar mandi, "sayang kenapa sii? Tadi peluk-peluk, sekarang menghindar".

"udah stop disitu mas, jangan deket-deket. Aku gak suka" kata salma dengan wajah kesalnya.

"gasuka? Kamu Gak suka aku lagi?" salma menggeleng tak membenarkan ucapan suaminya.

"bukan. Kamu bau, aku enek nyium nya. Mending mandi sana. Aku udah gakuat sama bau kamu". Paul mengendus-endus badan nya. Tak ada dirasa bau sedikitpun, malah ia rasa masih wangi dan salma biasanya suka.

"sayang aku udah mandi sepuluh menit yang lalu. Kamu tau itu kan. Gak mungkin aku bau, aku gak pernah bau badan loh yang".

"pokoknya kamu bau. Aku pengen kamu mandi lagi mas". Mata salma sudah berkaca-kaca, sebau itukah paul?.

Melihat salma yang sudah hampir menangis itu akhirnya paul menurutinya, "yaudah iya aku mandi lagi. Udah kamu jangan nangis".

Dengan terpaksanya paul melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Lelaki itu benar-benar menggosok-gosok badannya dan memakai sabun mandi berkali-kali.

Setelah lima belas menit berlalu. Paul kembali dengan parfume yang sudah ia semprotkan ke badan.

Paul menghampiri salma yang sedang berbaring dengan memainkan ponselnya. Ia baringkan dengan memeluk badan salma.

"gimana? Aku udah wangi kan?". Salma kembali mengendus-endus dan langsung menutup hidungnya dengan selimut.

"kamu masih bau ih, aku gak suka. Kamu boong gak mandi ya".

"astaga sayang, aku mandi. Kamu gak liat rambut aku basah ini".

Salma mendorong paul dengan tenaga penuh agar paul berhasil dijauhkan. "bohong, kamu bohong. Kamu masih bau. Aku mual mas. Mandi sana ah".

"kamu serius mau aku mandi lagi?". Salma mengangguk, dengan pasrah paul kembali melangkah ke kamar mandi.

Paul bingung, apa yang salah dengan dirinya. Sabun, minyak wangi pun seperti biasa yang ia pakai. Kalau gak mandi pun biasanya salma tetap suka dengan wangi badannya.

Tetap menjaga Mood istrinya, paul kembali lagi setelah mandi untuk ketiga kalinya. Ia mendekati salma dengan perlahan.

"sayang? Masih bau ngga?". Salma mengangguk.

Lagi-lagi Ibu hamil itu benar-benar tidak kuat mencium aroma suaminya. Salma menangis, tentu saja membuat paul khawatir.

"eh ko nangis sayang, kenapa?". Paul​mendekat berniat ingin memeluk salma.

"jangan deket-deket ih. Sana jauhan, aku gak mau deket kamu kalo masih bau. Aku kan udah bilang gak suka, kamu gak kasian sama aku".

Paul menjauh dengan pasrahnya, padahal ia ingin sekali memeluk salma. "sayang aku berani sumpah aku udah mandi kalo aku mandi lagi, ini jadi yang ke empat kalinya".

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang