CHAPTER 11 : TER ACAK-ACAK

6 3 0
                                    

" Ini rambut yang di acak-acak, tapi kenapa hati hamba yang berantakan ya Tuhan. " - Hanni


" Selamat pagi. " ucap Hanan tersenyum kehadapan Hanni yang berada di pelukannya.

" Pak " Hanni yang terkejut tak sengaja menendang Hanan hingga jatuh dari kasurnya.

" Aduh Ann, sakit. Tendangan kamu masih sama, sakit banget Ann."

Hanni pun membantu Hanan yang habis terjatuh. " M-maaf, habisnya saya kaget. Ada orang asing yang tiba-tiba ngucapin selamat pagi ke saya udah gitu meluk saya wakut bangun tidur. " ucapnya meminta maaf.

Agak menyakitkan rasanya saat dirinya dipanggil orang asing oleh Hanni, tapi tetap Hanan terima dengan senyuman. " Saya juga minta maaf, tapi itu bukan sepenuhnya salah saya. Kan semalam kamu yang minta saya temani karena kedinginan. Kamu gak lupa kan. "

Hanni kembali mengingat ingat kejadian kemarin yang tidak bisa diingatnya.

Hanan pun terkekeh. " Udah gapapa kalau semisal kamu gak ingat. Ayo cepet turun, kita sarapan di luar aja ya. Nanti kita makan bubur langganan saya. Sekalian kita beli hp baru buat kamu, supaya gampang saya hubungi nanti. Kamu juga pasti perlu komunikasi sama temen dan abang kamu kan. "

" Ya, makasih ya pak. "

" Oya Ann... Saya jangan dipanggil pak ya, dikiranya kayak bos sama karyawannya lagi. Saya ini calon suami kamu, kalau kamu mau kamu boleh panggil saya mas. "

" I-iya pak, mas, kak. Pak, udah pak ayo berangkat. " ucap Hanni yang salting tiba-tiba.

" Haha, pelan-pelan Ann, lagian gak mau mandi dulu kamu. Bau kepet dikira gembel nanti. " canda Hanan membuat Hanni tersenyum sambil menciumi bagian ketiaknya.

" Sembarangan, iya ini saya mandi dulu. Saya pake kamar mandinya ya pak. Bapak juga mandi gih. " ucap Hanni buru-buru memilih pakaiinya.

' Bapak lagi, bapak lagi. ' batin Hanan sambil tersenyum.

Sehabis mandi dan membeli sarapan bubur pak Asep langganan Hanan depan komplek perumahan. Hanan dan Hanni menuju ke counter hp. Hanni diminta untuk memilih ponsel apa yang ia sukai dan yang ia butuhkan. Tak lupa Hanan juga membelikan nomor baru supaya bisa Hanni gunakan nantinya.

" Pak, makasih. Nanti uang hp sama nomornya saya ganti ya kalo udah dapet kerjaan. "

" Ann, kamu itu ngomong apa. Saya itu calon suami kamu, sudah kewajiban saya mulai dari sekarang untuk menafkahi kamu. Jangan berusaha untuk balas budi sama saya Ann, saya gak suka kalau kamu begitu. " ucap Hanan dengan nada kecewa.

Hanni mulai merasa bersalah dengan ucapannya. " Iya pak, maaf. "

" Gapapa. Lain kali kalau kamu butuh sesuatu jangan sungkan untuk ngobrolin semua sama saya." Hanan mulai memajukan tubuhnya ke hadapan Hanni untuk memakaikannya silbet.

Hanni hanya bisa terdiam dan sama sekali tidak bergerak. " I-ya, makasih ya mas. " mendengar itu, Hanan menjadi salah tingkah dan menahan ekspresi saltingnya.

 " mendengar itu, Hanan menjadi salah tingkah dan menahan ekspresi saltingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BIG SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang