CHAPTER 20 : JAGA MICI SEMINGGU (III)

5 2 0
                                    

"Disini, kamu masih punya saya. Bilang ke saya kalau ada orang yang ngebuat kamu jadi enggak nyaman. " -Hanan


Siang itu, Hanan menepati janjinya untuk mengajak Mici dan Hanni pergi jalan-jalan keluar. Namun kini, ada seorang pria yang tak diajak juga ikut pergi bersama mereka.

" Kenapa pake ikut kita segala sih Hans. " sinis Hanan sambil menyetir dan melirik sekilas dari arah kaca spion di tengah..

Lelaki yang dipanggilnya Hans kini hanya bisa beralasan. " Gue gabut mas kalo di rumah. Gue ikut kalian aja deh jalan, kan gue bisa jagain ponakannya Hanni sekalian. Yakan Mici, mainnya nanti sama uncle yaa. " ucapnya sambil memangku Mici.

" Kel, akel nteng. "

( cle, uncle ganteng )

Melihat itu, Hanni hanya bisa terduduk diam di samping Hanan yang sedang menyetir.

Kilas balik kejadian semalam.

" Ya Tuhan astaga. "

" Hai mas. " sapa sang pelaku merasa tak bersalah.

" Hans, kamu ngapain di rumah mas. Terus itu bajunya kenapa gak di pakai. Sengaja mau pamer hah. "

" Sorry mas, waktu itu gue kan udah ijin ke lo kalo gue mau nginep disini sementara waktu. "

Hanan kembali mengingat percakapannya dengan Hans beberapa hari lalu. " Ya ampun, mas lupa. Bisa cepetan make bajunya gak. Mas gak mau kalau Ann lihat perut kamu. " sinis si Hanan sambil melihat ke arah perut kotak-kotak milik Hans.

" Iya-iya sorry. " jawab Hans sambil memakai bajunya yang ada di atas kasur.

Hanni yang masih bingung dengan keadaan di depannya hanya terdiam di depan kamar tersebut.

" Ann, maaf. Mas lupa bilang ke kamu, dia Hans. Adeknya mas. Hans ini Hanni, calon istri mas. "

" Ya gue udah kenal. But wait, calon istri ? gue gak salah denger kan mas. "

" Gak, telinga kamu masih berfungsi. "

" What the hell. Ayah ima udah tau atau belom mas. Gila lu. "

" Udah. Mas udah cerita. " ucap Hanan yang sedang berbohong.

" Gila lu mas. " setelah mengucapkan hal itu, terdengar suara Mici yang sedang menangis mencari keberadaan Hanni yang saat ini tak berada di sampingnya.

Mendengar itu, Hanni pun segera menuju ke dalam kamarnya. " Mas...Aku tunggu kamu di kamar."

" Mas gila lu. Udah punya anak juga. " ucap Hans yang kembali tidak percaya.

" Diem dulu kamu, mas lagi pusing. Tidur sana di kamar, besok kita diskusiin lagi. "

Keesokan harinya. Sesuai dengan perkataan Hanan, seusai pulang dari rapatnya. Hanan langsung menjelaskan semuanya. Begitu pula dengan Hans yang saat ini sudah berada di depan Hanni.

" Jadi ini gimana. Ada yang bisa jelasin ? Mas... Aku lumayan kecewa ke kamu, kenapa gak bilang kalau ada keluarga kamu yang mau dateng. Kalau begini aku jadi gatau harus gimana. Dan harus ngelakuin apa. "

" Maafin mas Ann, mas lupa kalau Hans ini mau dateng nginep di rumah. Mas lupa cerita, maafin mas ya. Kamu gak perlu ngelakuin apapun kok Ann, Hans juga sudah besar gak perlu di manja. " ucap Hanan yang menyebabkan raut muka Hans berubah menjadi bingung sedikit tak terima.

" Terus, saya mohon maaf kalau kemarin saya ngagetin kamu, Hans ya? Tapi saya juga kaget, ada orang yang gak saya kenal masuk ke rumah. Saya takut kalau nanti amit-amit rumah ada yang ngerampok, dan sementara saya sama Mici ga bisa apa-apa. "

BIG SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang