I'll forever kiss you in public place. People can hate it if they like. I don't mind, I'd still rather to kisses.
Atticus, 117.
.
Aku sengaja ingin datang sedikit terlambat hari ini, aku tak ingin menjemput Celine dan memutuskan untuk bertemu di Kementrian. Meskipun aku harus mendapatkan tatapan tidak suka dari Grandmother dan omelan dari Mother, paling tidak aku tak perlu menjemput perempuan lain. Yang benar saja, aku bahkan tidak mengajak kekasihku.
Ballroom kementrian sudah disulap dengan dekorasi pesta megah, lilin-lilin berterbangan di atas ruangan memantulkan cahaya lembut. Aku mengedarkan pandanganku dan menemukan keluargaku bersama keluarga Macmillan di sudut kiri ruangan. Aku menghela napasku, mencoba menenangkan diri. Hanya perlu satu dansa, kemudian aku akan menjelaskan pada Celine jika aku tak ingin meneruskan ini. Paling tidak, aku akan mengakhirinya dengan baik tanpa merendahkan harga dirinya.
Aku sudah setengah jalan menuju mereka ketika kulihat sekelebatan rambut merah yang baru saja datang. Menghentikan langkahku, aku menajamkan mataku dan menemukan Rose Weasley sedang bersama keluarga besarnya—selusin rambut merah, meskipun milik Rose yang paling indah.
What the f? Apa-apaan? Mengapa Rose menggandeng lengan Potter? Aku segera menghampiri mereka dengan langkahku yang besar-besar meskipun berusaha keras untuk tetap tenang dan mengenakan topeng datar dinginku seperti biasa.
"Selamat Malam, Mr. Weasley, Mrs. Weasly." Aku menyapa kedua orang tua Rose dan menjabat tangan Mr. Weasley—Ronald Weasley yang dengan enggan menjabat tanganku. Sementara Mrs. Hermione Weasley hanya mengangguk sopan. "Scorpius, panggil aku Hermione" ucapnya.
"Hermione"
Aku mengabaikan sikap ayah Rose dan menatap tajam ke arah Rose yang kini membeku melihatku. Ia segera melepaskan tangannya dari lengan James Potter yang menatapku dengan dingin.
"Malfoy,"
"Potter,"
Kami saling menatap tanpa mengangguk ataupun berjabat tangan. Rose kini berdiri di sebelahku dengan rikuh. Dengan banyaknya rambut merah yang mengelilinginya, tentu saja ia merasa tidak nyaman. Aku bukannya idiot yang tidak tahu bahwa keluarga Weasley selalu menjaga jarak dengan keluarga Malfoy.
Setelah beberapa saat, keluarga besar mereka segera saja berbaur dengan banyak orang menyisakan aku, Rose, James dan Mrs. Hermione yang terus melirik khawatir ke arah putrinya.
Aku tahu dia juga tidak nyaman berdekatan denganku, namun diantara seluruh keluarganya, hanya dia dan Mr. Harry Potter yang masih mau berkompromi denganku. Aku tidak menemukan Albus dalam rombongan mereka, ia sudah mengirimiku surat jika tak akan datang karena akan menonton suatu pertandingan bola di dunia muggle.
"Scorp, apa yang kau lakukan disini?" Ucap Rose dingin,
Aku menaikkan sebelah alisku, "Datang ke pesta natal tentu saja." Ucapku datar.
"Bukankah kau harusnya sedang sibuk dengan kepindahanmu?" Jawab rose ketus.
"Rosie," Ucap Hermione mengingatkan Rose yang mulai memanas.
"Karena aku sibuk lalu kekasihku bisa seenaknya memegang lengan lelaki lain?" Jawabku dingin.
Aku bisa merasakan tensi tegang diantara kami. Hermione mencoba menenangkan Rose yang tidak diindahkannya sama sekali.
"Diamlah Malfoy, pergilah." James berseru ke arahku, aku ingin menonjok wajah sok kerennya itu sekarang.
"Bukan urusanmu Potter!"
![](https://img.wattpad.com/cover/348354847-288-k837018.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Dramione & Scorose Fanfiction)
FanficRose Weasley mencintai Scorpius Malfoy tanpa pernah meragukannya sedikitpun. Di tengah paksaan Scorpius tentang menikah yang membuat Rose jengah dan kedekatannya dengan James Potter semakin meningkat, Rose tiba-tiba menemukan fakta bahwa Ibunya, Her...