Chapter 18 (Flashback)

111 11 0
                                    


Many of us are cursed to never let ourselves believe another person could love us—and we will slowly drown our love in that confusion.

Atticus, 44.

.

Flashback, tahun ketujuh.

Itu adalah omong kosong, Hermione dan Draco mulai sama-sama membutuhkan satu sama lain sejak Draco meminta Hermione tinggal malam itu. Pada akhirnya, penolakan hanya akan menyusahkan mereka berdua.

Mereka berdua akan bangun dengan segar tanpa ada mimpi buruk ketika bangun dalam pelukan satu sama lain. Pada awalnya semua terasa canggung, namun setelah berbulan-bulan, Hermione mencari pelukan Draco Malfoy seperti morfin yang membuatnya ketagihan.

Ia tidak akan mengakuinya, tapi diam-diam Hermione semakin memperhatikan Draco, tidak hanya ketika di asrama mereka, melainkan dimanapun. Di aula besar maupun di kelas-kelas mereka.

"Aku khawatir matamu keluar jika kau terus-terusan menatap Malfoy seperti itu,"

Hermione melirik dengan sebal ke asal suara iu, Ginny yang sedang terkikik geli "Apakah itu terlalu kentara?"

"Tentu saja, Parkinson sudah ingin mengutukmu dari sebrang sana," Ucap Ginny sambil mengedik ke bangku Slytherin.

"Sudahlah, ayo Gin. Bukankah Ron dan Harry sedang menunggu kita?"

Ginny berteriak girang "Tentu saja! aku selalu menantikan kunjungan ke Hogsmead!"

Hermione memutar bola matanya melihat keriangan sahabatnya dan menggandeng gadis itu menuju salah satu kedai disana.

"Hai Harry, Ron!" Hermione memeluk satu persatu sahabatnya. Sedangkan Ginny langsung meloncat ke pelukan Harry Potter.

"Demi Merlin! Aku adalah kakaknya," Ucap Ron sebal ke arah Hermione,

Hermione tertawa "Sudahlah Ron, Ginny memiliki banyak kakak lelaki. Ia hanya memiliki satu Harry Potter,"

Ron mendengus kesal, mereka memesan butterbeer dan memulai cerita mengenai pelatihan auror yang Harry dan Ron jalani ketika sebuah suara tajam menginterupsi.

"Granger! Aku mencarimu kemana-mana. Apa kau lupa tugasmu untuk berpratroli?"

Hermione tersentak dan berdiri, sementara Ron merangsek berdiri didepannya, "Apa yang kau lakukan Malfoy," Geram Ron ke arah Draco.

"Weaselbee, aku ingin meminjam Granger sebentar," Ucap Draco mengejek,

Ron mengeluarkan tongkatnya ke arah Draco yang masih menatap merendahkan ke arah Ron, Draco hanya bersandar di sebuah tiang dan tidak membalas mengeluarkan tongkatnya.

Harry dan Ginny hanya melihat interaksi kekanakan itu dengan diam, meskipun Harry tampak waspada. Hermione yang tidak tahan maju dan menempatkan dirinya didepan tongkat Ron.

"Cukup Ronald, turunkan tongkatmu," Desis Hermione,

Ron yang keras kepala masih mengangkat tongkatnya "Minggir Hermione, ini Malfoy!"

"Ya ini Malfoy, lalu kenapa? Bukankah aku sudah bercerita jika dia partner ketua murid bersamaku!"

"Sudahlah Ron!" Harry mau tak mau berdiri dan memaksa Ron untuk duduk.

Hermione menatap Harry dengan pandangan berterima kasih, sementara Ginny hanya tersenyum penuh arti yang membuat pipi Hermione sedikit bersemu.

"Ayo Malfoy!" Hermione menyeret Draco yang terkekeh mengejek ke arah Ron.

Destiny (Dramione & Scorose Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang