"Tadi siapa?"
"Denger, lo itu cuma milik gue, paham?"
Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan. Siapa sangka cowok berandal yang dikenal cuek dan kejam ini jatuh hati pada pesona seorang cewek yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jika ingin menjauh dari gue. Cobalah di dalam mimpi, karena lo gak bakal bisa mewujudkannya di dunia nyata."
- Reagan -
• • •
[Dua Belas]
****
Beberapa hari setelahnya Anya benar-benar menjauhi Reagan. Bahkan dia mengalihkan pandangannya jika tak sengaja melihat ataupun berpapasan cowok itu.
Dalam beberapa hari itu juga Leon selalu mengajaknya berbicara dilingkungan sekolah. Anya cukup risih saat semua orang membicarakan yang tidak-tidak tentangnya dan Leon, bahkan ada yang mengira mereka pacaran.
Tidak masuk akal.
Tapi ada lebih penting. Mona tidak menganggunya lagi.
Seseorang menepuk pelan bahu Anya, membuatnya menoleh dan menemukan Nabila yang sedang tersenyum tak enak. "Emm Anya, bu Gina minta 2 orang perwakilan kelompok buat ke ruang guru sebentar. Lo sama Leon aja ya ... Gue mau ke toilet sama Amel, kebelet banget." ujar cewek itu dengan wajah memelas.
Disana juga Leon sudah tersenyum manis padanya dengan lesung pipi yang terlihat jelas. Anya menghela napas pelan, lagi pula dia sama sekali tidak bisa menolak.
"Tenang aja. Nanti bagian presentasi biar gue sama Amel yang banyak jelasinnya, deh." ujar Nabila merangkul Amel, entah dari mana cewek satu itu tiba-tiba datang.
"Oke."
Anya akhirnya berdiri dari kursinya. "May. Lo duluan aja. Nanti gue nyusul ke kantin." pamitnya pada Mayang.
Mayang yang dari tadi melongo hanya mengangguk ngangguk.
"Ayo, Anya." Ajak Leon masih dengan senyuman andalannya.
Anya berjalan keluar mengikuti Leon menuju ruang guru.
Mayang menyipitkan matanya menatap curiga pada Nabila dan Amel yang sedang tersenyum misterius.
"Kalian sengaja ya, nyuruh mereka berdua biar Leon bisa deketin Anya, iyakan?" tukas Mayang menuntut.
Nabila dan Amel cekikikan.
"Kok lo tau? Tapi mereka cocok kan?" tanya Amel menaikan dua alisnya.
Mayang mengangguk. "Tapi gosip di kelas kita nanti malah makin makin panas. Kasian temen gue kadi bahan omongan, dia pasti kepikiran tau!" ujar Mayang yang mengetahui kegelisahan Anya selama ini.
Sebenernya Mayang gak masalah dengan itu. Tapi melihat Anya tampak risih dengan keberadaan Leon yang selalu curi curi kesempatan mendekati cewek manis berambut sebahu itu, membuat Mayang juga jadi tidak tega. Apalagi beberapa hari lalu Mayang melihat secara langsung Mona melabrak Anya.
