Reagan's Anger

49.5K 1.8K 43
                                    

Kira-kira Chapter ini bisa tembus 200 Vote gak? Kalo tembus 200 Vote, aku langsung up part selanjutnya.

Kira-kira Chapter ini bisa tembus 200 Vote gak? Kalo tembus 200 Vote, aku langsung up part selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You dare touch mine, be prepared for the destruction of your life."

- Reagan Kanziro Adler -



[Bagian 18]

****


Anya menyiritkan dahinya merasa silau saat membuka mata, pandangan yang buram sedikit demi sedikit mulai jelas melihat ruangan ber-cat serba putih disekitarnya. Cewek itu ingin bangkit, namun seorang cowok segera mendekat menahannya.

"Hey, don't get up."

Reagan segera menuntun bahu Anya agar kembali berbaring, wajahnya terlihat khawatir. "Mana yang sakit? Kepala? Tangan? Punggung? Kaki? Perut?" ucapnya seraya mengecek seluruh tubuh gadis di depannya.

Anya terdiam sejenak, "Gak ada." jawabnya jujur.

"Jangan bohong, Levionna." ucap cowok itu dengan nada mengintimidasi.

Seseorang berdehem pelan di belakang tubuh Reagan.

"Ekhm kak, lebih baik biarin Anya di periksa dokter dulu. Kayaknya dia masih kaget." itu suara Eliza.

Pandangan Anya beralih memperhatikan sekitarnya, ternyata ada Eliza, Mayang dan seorang wanita berjas putih juga disana. Mereka masih memakai kostum seperti terakhir kali Anya melihatnya, hanya saja Mayang kini menambah jaket putih ditubuhnya.

Reagan terdengar mendengkus, tapi dia mengalah membiarkan seorang wanita yang berprofesi dokter itu mendekati Anya.

"Do it gently, she's hurt."

Dokter Sofia terkekeh kecil mendengar peringatan itu. "Tenang Reagan, saya hanya akan mengobati pacar kamu yang cantik ini."

Wajah Anya bersemu malu, dia ingin menyangkal namun mengurungkan niat saat Dokter Sofia mulai memeriksa detak jantung menggunakan stetoskop dan memeriksa kepala Anya yang dilapisi perban.

"Kepala kamu pusing?"

"Engga, dok." jawab Anya singkat.

"Ternyata kamu perempuan yang kuat. Kepala kamu terbentur cukup keras sampai menimbulkan syok pada syaraf, itu sangat berbahaya sekali. Tapi untungnya, Reagan segera membawa kamu kesini, jadi bisa ditangani dengan baik." jelas dokter itu dengan lembut.

Anya melirik sekilas Reagan yang ternyata masih menatapnya.

"Kalau begitu saya keluar dulu. Tolong jangan biarkan pasien tertekan dan banyak pikiran, pasien harus banyak istirahat."

REAGAN • POSSESSIVE BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang