"Tadi siapa?"
"Denger, lo itu cuma milik gue, paham?"
Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan. Siapa sangka cowok berandal yang dikenal cuek dan kejam ini jatuh hati pada pesona seorang cewek yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Seseorang tidak bisa menyalahkan Gravitasi ketika dirinya jatuh dalam cinta."
- Anya Levionna -
• • •
[Bagian 14]
****
Anya menghela napas lega, saat dia mengendap sampai dikelasnya, ternyata jam pelajaran sedang kosong dan tidak ada guru yang mengajar. Entah harus bersyukur atau berduka, Mayang bilang guru kimia mereka sedang sakit, jadi beliau hanya diberikan tugas saja.
Dan Mayang langsung memberondong pertanyaan saat melihat Anya yang baru saja datang. "Lo tadi habis kemana? Sama siapa? Gue sama Eliza cariin lo, kita khawatir banget. Lo gak apa-apa, kan?" Mayang memasang raut cemas.
"Gue gak apa-apa, tadi ketiduran di perpustakaan." Anya tidak menyangka mereka akan mencarinya.
"Eh, Perpus? Gue tadi kesana kok. Tapi Eli yang cek kedalem, dia bilang lo nggak ada disana." ujar Mayang mengernyit, "Kayaknya tuh anak enggak mastiin semua tempat bener-bener, deh."
"Sorry, udah bikin kalian khawatir."
"Gapapa justru lo beruntung banget. Untung tadi lo gak ke kantin." ujar Mayang lagi ketika Anya membuka bukunya.
"Emangnya kenapa?"
"Banyak gosip beredar tentang lo yang berangkat bareng kak Reagan tadi pagi." Mayang berbisik seolah ini adalah rahasia besar. "Tapi untungnya bukan gosip buruk. Banyak yang ngira mungkin lo kerabatnya. Tapi ada juga yang udah jadiin kalian couple yang cocok, bahkan sampai nyebar di akun fanbase."
Anya menelan ludahnya kelat. Segitunya? Fans Reagan ternyata lebih mengerikan dari yang ia kira. "Kenapa mereka nggak mastiin dulu sebelum beransumsi?"
Ini mungkin akan jadi masalah besar baginya. Jika Mona mengetahui itu... Anya menggeleng. Tapi jelas ini bukan salahnya, dirinya tidak menyukai Reagan. Sama sekali tidak.
Mendengar cowok itu saja membuat jantungnya berdesir aneh. Itu mengganggunya.
"Disekolah ini, rumor itu kayak virus. Mereka bakal beransumsi sebelum memastikan. Tapi lo tenang aja, Ada gue sama Eliza yang jagain lo, bahkan dari kak Mona sekalipun."
Anya tersenyum hangat, dia sangat berterimakasih diberikan teman-teman yang peduli. Namun entah kenapa dirinya tetap tidak tenang. Tapi Anya tak banyak bicara lagi, dia langsung membuka buku kimia, dan Mayang memberitahunya tentang tugas itu.
