"Takdir selalu memiliki cara yang unik, untuk mempertemukan manusia."
- Reagan Kanziro Adler -
•
•
•[Bagian 01]
****
"Reagan Kanziro Adler,"
"Saya sudah bosan melihat kamu terus, buat ulah apalagi kamu sekarang?"
Bu Darmi memijat pangkal hidungnya yang berdenyut. Kehabisan akal akan menjatuhi hukuman apa pada siswa berandal di depannya ini. Rasanya kepalanya seakan mau pecah dan pensiun menjadi guru BK.
"Pagi-pagi sudah buat keributan. Nonjok siswa yang lewat tanpa sebab. Lihat ini, catatan kriminal sudah penuh dengan nama kamu!" wanita itu menunjuk buku tebal berwarna hitam.
Jujur saja, sebagai guru BK dirinya sudah geregetan. Tidak bisa melakukan apapun karena Reagan adalah anak dari Aksa Adler, yang merupakan orang berpengaruh di sekolah ini.
Kalau saja ayahnya bukan seorang pemilik yayasan terbesar, mungkin surat drop out sudah dikeluarkan untuk siswa bragajul di hadapannya.
"Saya juga dengar, kemarin kamu dan komplotan sesatmu ikut tawuran sama sekolah tetangga, benar?"
Reagan hanya diam, maniknya liar menatap pigura dan beberapa hiasan dinding di ruangan minimalis ini untuk menghindari tatapan.
Karena tidak mendapat jawaban, bu Darmi menjadikan luka lebam di sudut bibir dan pelipis muridnya sebagai jawaban.
"Kamu tidak kasihan dengan orang tua yang sibuk bekerja untuk kamu?" lanjut wanita itu, kali ini dengan nada pelan.
"Saya sudah kehabisan ide, memikirkan cara supaya kamu berubah. Apakah kamu tidak bisa menahan untuk tidak berkelahi, kamu sudah kelas dua belas. Setahun ini saja, saya tolong jangan membuat keributan." pintanya yang mulai putus asa.
Bu darmi menghela napas melihat siswa yang sedari tadi tidak membuka suaranya sedikitpun. Kalau bisa dilihat mungkin sudah banyak kepulan asap di hidungnya karena terus menghela napas berat.
"Baiklah," bu Darmi menuliskan sesuatu di buku itu dengan tinta berwarna merah.
"Saya minta di kelas dua belas ini. Kamu jangan membuat ulah lagi," tekannya meskipun tidak yakin.
"Atau saya akan membocorkan semua prilaku buruk kamu, pada nyonya Helena."
Reagan mendengkus malas. Cowok itu sudah mengumpat dalam hati. Manik tajamnya melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul delapan. Pantas kupingnya sudah panas.
"Sudah lah saya sudah pusing. Silahkan lari di lapangan sampai istirahat pertama selesai."
Reagan langsung berdiri dan melegang keluar membuat Bu Darmi tersentak kaget, wanita itu mengelus dadanya.
"Siswa nakal tidak sopan semua."
Sementara diluar ruang BK, tiga pemuda sedang bersandar menunggu bos besarnya. Mereka yakin bos geng mereka sedang menerima siraman rohani habis habisan.
Ceklek
Kenzo menegakan tubuhnya melihat Reagan yang sudah keluar dari ruangan itu, "Gimana bos?"
Bian menampol temannya yang bertanya ga penting. "Pake ditanya. Udah pasti muak si bos denger ceramah singa betina terus,"
"Maksud gue gimana hukumannya, Bangsat." Kenzo mendelik sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAGAN • POSSESSIVE BADBOY
General Fiction"Tadi siapa?" "Denger, lo itu cuma milik gue, paham?" Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan. Siapa sangka cowok berandal yang dikenal cuek dan kejam ini jatuh hati pada pesona seorang cewek yan...