"Tadi siapa?"
"Denger, lo itu cuma milik gue, paham?"
Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan. Siapa sangka cowok berandal yang dikenal cuek dan kejam ini jatuh hati pada pesona seorang cewek yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa semua perlakuan ini hanya reka ulang dari masa lalunya?
- Anya Levionna -
• • •
[Bagian 35]
****
Anya tidak bisa mengatakan sepatah katapun ketika di perjalanan pulang, padahal ada hal yang harus di bicarakan bersama Reagan tentang foto itu. Tapi dia hanya diam menatap lurus jalanan di depan. Sesekali tersenyum tipis saat Reagan meliriknya. Kemudian Anya kembali melamun dengan pikiran berkecamuk.
Kepalanya menoleh saat telapak besar milik Reagan mengelus puncak kepalanya. Anya selalu menyadari hal-hal kecil yang di lakukan cowok itu saat berkendara di mobil, mengusap rambut Anya, atau menggenggam tangannya erat sambil sesekali mengecup punggung tangannya ketika ada kesempatan.
Apakah Reagan melakukannya juga pada perempuan yang ada di foto itu?
Apa Reagan memeluk cewek itu juga seperti dia memeluk Anya?
Apa semua perlakuan yang dia terima juga sama seperti para perempuan yang pernah dekat dengan Reagan?
Tanpa sadar Anya menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Kepalanya tidak bisa berhenti berasumsi. Memikirkannya saja membuat dada sesak. Anya memilih melihat jendela di sampingnya, menyembunyikan matanya yang sudah berkaca-kaca.
"Gue, lebih suka di bonceng pake motor." kata-kata itu terlontar tanpa di sadari. Anya terdiam lalu menoleh sadar pada Reagan yang sedang menatapnya. "M-maksud gue, bukan berarti gak suka mobil lo. Maksudnya, itu ..."
"Ada apa?" Reagan mengulurkan tangan, mengusap kening Anya menyisir poni disana agar bisa lebih leluasa melihat wajah gadisnya. Dia jelas menyadari ada yang tidak beres dengan Anya sejak tadi, sebenarnya Reagan menunggu gadis itu bercerita, tapi malah di buat khawatir melihat gelagat tidak nyaman yang Anya tunjukkan. "Kenapa dari tadi ngelamun, mikirin apa hmm?" tanya Reagan lembut sembari memijat pelan kening halus milik gadisnya.
Anya terenyuh menyadari Reagan ternyata memperhatikan dirinya sendari tadi. "Gue itu ... mau itu." Rasanya Anya tidak ingin merusak momen ini dengan membicarakan hal yang menyakitkan, tapi ini sangat penting untuk di bicarakan.
"Mau apa sayang?"
"Gue ... laper, mau makan."
Baiklah, entah kenapa mulut Anya jadi meleset kesana.
Apakah Reagan juga memperlakukan perempuan itu seperti yang dia lakukan pada Anya?
Atau mungkin lebih baik dari ini.
Agrhhh Anya merasa akan gila. Cewek itu berusaha menyingkirkan semua asumsi negatifnya. Sepertinya mereka memang harus membicarakan hal ini segera, mungkin berbicara santai di tempat makan akan lebih baik.
