Gangster Peace

18.7K 828 198
                                    

"Keberanian adalah harga yang di butuhkan untuk memberikan perdamaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Keberanian adalah harga yang di butuhkan untuk memberikan perdamaian."



[Bagian 41]

****

Tubuh Alex tersungkur ke sudut ruangan dengan sudut bibir yang sobek mengeluarkan darah. Pukulan keras itu tidak dilawannya sama sekali. Bahkan ketika pria yang merupakan ayahnya itu kembali memukul dengan kasar.

"Benar-benar tidak berguna. Melakukan tugas sepele saja lagi-lagi kamu tidak berhasil." teriak Fransisko yang kalap.

Dengan penuh kekesalan, pria berkemeja hitam itu duduk di kursi kerjanya. Memijat kepala yang pusing. Bisnisnya mengalami kerugian besar dan sialnya Aksa justru semakin melambung tinggi. Usaha apapun yang dia kerahkan selama ini tidak pernah berhasil untuk menggoyahkan saingannya yang satu itu. Dan sekarang, anak satu-satunya juga gagal melawan keturunan Aksa, padahal mereka adalah lawan yang sepadan.

Tidak becus sekali.

Pria itu jadi semakin kesal, pikirannya hanya di penuhi oleh rasa dendam.

Mengalahkan Aksa.

Melenyapkan Aksa.

Dan menghancurkan hidup Aksa.

Tapi itu semua bahkan tidak pernah tercapai bahkan dengan cara terkejam. Fransisko menggebrak meja kencang, dia berdiri mendekati Alex yang masih diam tidak berkutik. Pria itu terdiam menatap anaknya nanar.

Bukankah anak ini juga tidak ada bedanya dengan dirinya? Selalu gagal menjatuhkan segala sesuatu yang berhubungan dengan Aksa.

Keparat sialan itu.

"Dengar Alex, saya ucapkan sekali lagi. Ini kesempatan terakhir mu, buktikan pada saya kalau kamu bisa menghancurkan atau setidaknya mengambil sesuatu yang berharga dari anak itu." tekannya. "Saya tidak akan memberikan ampun jika kamu gagal kali ini." lalu setelah itu Fransisko memakai jas hitamnya dan keluar dari ruangan. Meninggalkan keheningan.

Suara helaan napas berat, Alex menatap lantai kosong disana. Cowok itu menahan sesak yang memenuhi ronga dada, namun sesaat merasa tenang ketika mengingat ucapan gadis bersuara lembut yang kemarin dia temui.

"Lo berhak jadi orang baik dan mendapatkan kebahagiaan."

Tapi jika sudah seperti ini dia tidak bisa memilih, tangannya terkepal erat. Alexander hanya memiliki Fransisko sebagai keluarga kandungnya. Benar-benar menyedihkan.

Tak dapat di pungkiri, dia merasa sangat iri pada Reagan yang mendapatkan hal-hal berharga dalam hidupnya, keluarga harmonis, kepercayaan dan kasih sayang. Lalu satu lagi, gadis itu... tak dapat di pungkiri Alexander menginginkannya.

REAGAN • POSSESSIVE BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang