2

2.1K 151 8
                                    


      Saat sedang terlelap, dengan samar Chika mendengar suara ketukan di depan pintu kamarnya. ketukan yang pelan tetapi dapat membangunkan gadis itu.

 " Euunghh " lenguhannya

 " Chika " panggil seseorang dari luar sana dengan suara yang pelan

Sambil mengerjapkan matanya, Chika menoleh ke arah jam dinding kamarnya yang baru menunjukkan pukul 3 pagi. 

 " Chika, buka pintunya dulu nak. ini Opa " 

Chika pun segara menyimpan bingkai di tangannya lalu turun dari kasur, bergegas untuk membukakan pintu kamarnya tersebut

 " Opa " ucap Chika sambil menatap heran Bram yang berdiri depan pintu sambil mengenggam kartu transaksi.

" Opa boleh masuk ? " tanya Bram

" Boleh opa, silahkan " 

Chika langsung menutup pintunya dan menghampiri Bram yang sudah duduk di sofa kamarnya.

 " Opah kenapa belom tidur ? ntar sakit gimana ? Opa kan harus banyak istirahat " protes Chika

Bram tersenyum menatap cucunya itu, wajah dan sifat Chika yang perhatian sangat mirip dengan Carissa anaknya yaitu ibu dari Chika.

 " Opa gak bisa tidur karena mikirin kamu " 

 " Maafin Omah yah, Omah kayak gitu karena takut gak bisa ngejagain kamu seterusnya tapi Opa nggak setuju kalo kamu menikah dengan orang yang nggak kamu cinta " 

Chika mengangguk paham dengan maksud Bram dan Arletta, melihat usia mereka yang sudah tua pasti mereka ingin Chika segera mendapat pasangan yang bisa menjaganya .

 " Maafin Chika juga Opa " ucap Chika 

 " Chika " panggil Bram lagi dan ia menggenggam tangan Chika lalu memberikan sebuah kartu transaksi padanya

 " Ini untuk apa Opa ? "

 " Pulanglah ke Indonesia, Opa tau kamu nggak bisa nerima lamaran itu " 

 " Tapi... "

 " Gunakan kartu itu. Kamu gak perlu khawatir sama Opa dan Omah, kita bakal baik - baik saja "

Air mata Chika langsung menetes dan ia pun segera memeluk Bram dengan erat.

" Udah, jangan nangis ntar kepala kamu sakit " ucap Bram sambil menepuk pelan punggung Chika

Setelah Chika melepaskan pelukannya, Bram kembali mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.

 " Ini kunci rumah kamu, sudah saatnya kamu kembali dan merawat lagi rumah yang di tinggalkan oleh Ayah dan ibu kamu " ucap Bram sambil memberikan kunci rumah pada Chika

Chika terkejut mendengar ucapan Bram, dia tidak menyangka bahwa rumah peninggalan kedua orang tuanya masih ada karena yang dia tahu sebelum Ibu dan Ayahnya meninggal, rumahnya telah di jual dan mereka memilih untuk tinggal bersama dengan orang tua dari ibunya yaitu Bram dan Arletta.

 " Ini satu - satunya peninggalan orang tua kamu, maaf Opa baru ngasih tau sekarang " 

 " Terimakasih Opa, tapi Chika gak bisa ninggalin kalian sendirian " ucap Chika 

 " Kamu gak perlu khawatir, kan ada tante Eva yang juga ngerawat Oma sama Opa " 

 " Pergilah nak, Opa udah pesanin tiket buat kamu jadi kamu harus berangkat besok pagi " lanjutnya sambil mengusap rambut Chika 

 " Yaudah, kalau gitu Chika kemas barang - barang Chika dulu " ucap Chika sambil menghirup nafasnya dalam 

 " Yaa Opa akan tunggu di depan " ucap Bram dan ia pun segera keluar dari kamar cucunya tersebut.

That Gir'l  ( shanchik ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang