Pukul 2 siang dini hari, Shani baru saja melangkahkan kakinya menuju ke dalam restaurant miliknya dengan tampilan celana kotak hitam panjang serta kemeja putih yang sengaja di buka sehingga menampilkan kaos oblong hitam sebagai alasnya dan juga topi putih yang di kenakan tak lupa masker yang selalu menutupi wajahnya
" Siang pak " sapa para karyawan yang berpapasan dengannya, mereka menyapanya tanpa menyebutkan nama Shani dengan suara mereka yang sudah di pastikan pelan
Shani hanya membalasnya dengan anggukan kecil, ohya jika kalian tau Shani itu orang yang dingin, cuek dan tegas jika sedang berada di lingkungan kerjanya
Jadi jangan heran kalau tiba - tiba sang pemilik paras sempurna ini terlihat kasar dan sedikit tidak menghargai lawan bicaranya
Dan sifatnya itu baru saja akan di mulai hari ini karena moodnya yang tadinya baik - baik saja kini musnah setelah dirinya masuk ke dalam ruangannya dan mendapati tumpukan sampah bekas Christy yang belum di bersihkan oleh para pegawainya
" Apa seperti ini cara kerja mereka di resto gue ? " gumamnya sambil menghembuskan nafas kasar
Dengan raut wajah yang tak bersahabat, Shani keluar dari ruangannya menuju ruang di mana para karyawan berkumpul, untungnya resto saat ini belum terlalu ramai jadi hanya beberapa saja karyawannya yang keluar sementara yang lainnya ikut membantu di bagian belakang
" Ekhem! " dehemnya yang terdengar tegas
para pekerja yang tengah sibuk sontak menghentikan aktifitasnya, mereka terkejut bukan main melihat sang bos yang berdiri dengan tatapan yang mematikan
" Pak Shan " ucap mereka takut tanpa berani menatap Shani
" Kenapa ruangan saya masih kotor ? " tanya Shani datar, dia tidak berteriak ataupun membentak meskipun begitu hawanya terlihat sangat menakutkan
Para pekerja itu diam mereka saling tatap dan tidak ada yang berani menjawab pertanyaannya kecuali seorang pria yang baru saja ikut berbaris menghadap Shani
" Maaf pak, setahu kami ruangan itu sudah di bersihkan dari kemarin oleh teman saya Ashell " jawab Gito yang berani menjawab
" Kalau memang sudah bersih untuk apa saya repot - repot kesini hanya untuk melihat wajah bodoh kalian ini " ucap Shani pelan namun menusuk hati siapapun
" Jika kalian masih ingin bekerja di sini, segera bersihkan ruangan saya sebelum saya menyingkirkan kalian semua dari restoran ini " tekan Shani
" B-bbaik pak " jawab patuh
" Dan suruh yang namanya Ashell itu ke ruangan saya! " titahnya
Setelah mengatakannya Shani berbalik meninggalkan karyawannya yang sudah terbirit - birit pergi untuk membersihkan ruangan Shani
Namun langkahnya di hadang oleh Gito, pria itu berdiri di hadapannya dengan sedikit menunduk
" Permisi pak " ucap Gito dengan sopan sambil menatap Shani saat berbicara
" Apa lagi ? " tanya Shani sembari memperbaiki topinya agar lebih menutupi wajahnya sebab ada beberapa pelanggan wanita yang baru saja masuk
" Ini pak. saya cuma mau ngasih tau kalau Karyawan yang bernama Ashell itu, hari ini tidak masuk pak ada urusan keluarga katanya " beritahu Gito
Shani mengernyitkan dahinya mendengar perkataan Gito " Ada apa dengan mereka berdua itu, kemarin Chika juga alasannya kayak gitu " batinnya
Ia kembali menatap Gito masih dengan tatapan datarnya " Hm. Cepat balik sana kerja jangan makan gaji buta! " ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
That Gir'l ( shanchik ) ✓
Fanfictie{ COMPLETED } Mencari hingga menemukannya . . .