Setelah Ashel dan Gito pamit, tinggallah Shani dan kedua orang tuanya di dalam ruangan Chika. Chika yang berada di ranjang terlihat mulai mengantuk karena mungkin kecapean selama mengobrol bersama Gitshel tadi
Tetapi Chika tidak enak jika harus tidur sedangkan di kamar inapnya Ada papi Dimas, sehingga ia pun memilih untuk menahan rasa kantuknya meskipun sulit mungkin karena efek dari obatnya juga hingga terasa berat untuk menahan rasa ngantuk
" Jangan di tahan kalo emang udah ngantuk sayang, tidur aja " ucap Renata melihat mata Chika yang sesekali mulai terpejam namun berusaha di buka
Chika hanya tersenyum sembari menenggelamkan kepalanya di perut mami nya Shani tersebut
Melihat Chika yang sudah tak lagi kaku terhadapnya membuat Renata senang karena berhasil membuat gadis itu nyaman, ia begitu menyayangi Chika apalagi melihat latar belakang Gadis itu yang membuatnya semakin ingin menjadikan dirinya sebagai tempat mengadu atau sebagai tempat Chika untuk berkeluh kesah selayaknya ibu tempat anaknya mengadu
Kehadiran Chika juga membuat rasa keinginannya dalam memiliki anak perempuan sedikit terpenuhi, meskipun bukan dari rahimnya setidaknya Chika bisa menjadi anak mantunya.
" Mih, Chika boleh nggak bobo sambil di peluk sama Mamih ? " Tanya Chika sedikit pelan dengan wajah polosnya menatap Renata
" Boleh dong, sini mami peluk tapi harus tidur ya ? "
Chika mengangguk dengan cepat menjawabnya, Renata pun bergegas memperbaiki posisinya untuk berbaring di samping Chika sambil menidurkan gadis berparas cantik itu sesuai permintaan nya.
" Umur kamu berapa sih sayang ? " Tanya Renata sembari merapikan anak rambut Chika dan mulai mengusapnya
Dengan mata terpejam Chika menjawab " 21 mih tahun depan baru 22 "
" Masi muda banget kenapa mau sama Shani yang udah tua gitu ? " Renata bertanya sembari terkekeh melirik putranya yang berada di ujung sana
Lama tak di jawab ternyata Chika sudah terlelap karena tidak ada lagi pergerakan darinya. Renata tersenyum hangat melihat wajah damai Chika, dia pun sedikit melonggarkan dekapannya agar Chika tidak terlalu sesak dalam tidurnya
" Mas, ingat kan dulu aku pengen banget punya anak cewek " gumam Renata
Dimas yang memang berada di sekitar istrinya itu segera mendekat dan mengusap rambut sang istri sambil menatap gadis di sebelah istrinya yang terlihat begitu nyenyak
" Iya mih ingat, kamu kayaknya senang banget sama Chika ? Sayang banget ya sama dia ? " Tanya Dimas
Ia sedikit heran juga gemas melihat istrinya sebegitu peduli pada Chika yang notabenenya hanya orang asing yang baru - baru ini masuk ke kehidupan mereka
Renata memberikan isyarat untuk tidak terlalu keras mengobrol
" Sayang banget pih, kalo bisa udah mamih adopsi hahah "
" Soalnya yang ini pas awal ketemu sama mami dia gak kayak cewek lain, mami bisa tau mana cewek yang baik - baik mana yang nggak. Nggak kaya itu tuh gadis - gadis yang biasa dekat sama Shani " Sindir Renata sambil melirik putranya
Shani menghela nafasnya malas " Pih, ada email tuh dari kantor "
Dimas pun segera mengecek ponselnya dan membuka email
" Ada apa pih ? " Tanya Renata
" Mih besok papi harus ke Aussie, ada meeting sama klien di sana "
" Pih Shani ikut dong "
Renata dan Dimas langsung menatap putranya itu dengan heran, baru kali ini Shani ingin ikut biasanya harus di paksa dulu bahkan jika di paksapun belum tentu dianya mau
KAMU SEDANG MEMBACA
That Gir'l ( shanchik ) ✓
Fiksi Penggemar{ COMPLETED } Mencari hingga menemukannya . . .