21

1.4K 152 5
                                    


• Happy reading




• Happy reading •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Send foto>>>

" Namanya Chika, Cari tau semua info apapun tentang gadis itu, saya tunggu sekarang juga!! "

" Siap Tuan "

________________


  Shani meraih gagang pintu dan membukanya, ia mempersilahkan papi nya untuk keluar terlebih dahulu dengan mengarahkan tangannya ke depan tanpa berkata apapun

Setelah menutup rapat - rapat pintu ruangan Chika, Shani berjalan menuju jajaran bangku tunggu dan di susul oleh Dimas

   " Shan " panggil sang papi dengan suara yang tenang 

Shani mendongak sekilas menatap wajah papi nya yang kini ikut duduk di sampingnya, Shani tak menghindar karena ia sudah di beritahu oleh Mami nya tentang kedatangan papi Dimas kemari 

Dimas meraih pundak Shani dan menepuknya pelan " Nak, papi minta maaf "

Mendengar panggilan papi nya membuat Shani tersenyum tipis namun ia mencoba untuk tidak perduli dengan memainkan ponselnya

   " Maafin keegosian papi Shan, Papi udah bersikap kasar dan berlebihan sama kamu juga sama mami. Sampai udah buat Mami kamu pergi dari mansion ninggalin papi. Papi kehilangan kalian karena sikap papi sendiri " Dimas menunduk, ia tidak menangis tetapi hatinya penuh penyesalan 

   " Papi udah salah sama kamu Nak, papi tau kamu pasti marah dan kecewa sama papi tapi papi mohon kembalilah ke rumah Shan, meskipun kamu membenci papi tapi papi mohon pulanglah dan ajak mamih kamu. Papi butuh kalian untuk ada di sisi papi, Papi sadar jika semua yang papi miliki sekarang, itu tidak berarti dan gak ada apa - apanya di bandingkan dengan memiliki kalian keluarga yang utuh yang lebih papi butuhkan "

Dimas menunduk sesal dan melanjutkan ucapannya dengan lirih

   " Papi mau di masa senja papi nanti, ada kalian ada anak - anak dan istri papi yang setia berada di sisi papi. Papi menyayangimu Shan dan papi mau yang terbaik untuk diri kamu tapi papi tidak akan memaksa kamu lagi semua terserah kamu karena kamu yang tau mana yang terbaik untuk diri kamu sendiri "

    " Pulang ya Shan, papi kangen sama anak papi yang tengil ini yang setiap weekend sering ngajak papi main basket "

Meskipun tatapan Shani fokus mengarah ke ponsel tetapi tidak dengan pendengarannya, dia fokus mendengarkan setiap kalimat yang keluar dari mulut seorang pria berwibawa yang merupakan Ayahnya sendiri. Shani senang mendengar penuturan ayahnya dan Shani dapat mendengar ada getaran penyesalan di setiap kalimat papi nya

Shani mematikan layar ponselnya, dengan jahil ia menatap tajam tangan papi nya yang masih berada di bahunya itu 

   " Maaf nak " 

That Gir'l  ( shanchik ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang