2GETHER

324 34 8
                                    

News : Pernikahan yang telah ditunggu banyak pihak, batal digelar.

News : Teepakorn, direktur sekaligus pendiri V Company, digugat cerai oleh sang istri.

News : Saham V, turun hingga 20%



"Ibu, Ibu yakin dengan ini?"

"Jika Ibu tidak yakin, Ibu tidak akan melakukannya"

Namtan meraih tangan wanita yang begitu mirip dengannya itu sembari tersenyum hangat.

"Kakak, tidak bisakah kau juga ikut denganku?"

Namtan menggeleng "Maaf Tine, Ayah telah menetapkan namaku sebagai penerus perusahaan selanjutnya. Aku juga harus menjaga Ayah dan untukmu, tolong jaga Ibu"

"Tine tidak tau harus melakukan apa. Maaf semua yang terjadi karena keegoisanku,"

"Ssstttt, kenapa kau selalu bilang seperti itu?" Ibunya mengintrupsi. "Ini keinginan Ibu sejak lama," Ibunya mengambil nafas panjang "Haaaah, rasanya Ibu bebas"

"Tine, berkatmu sekarang aku mendapatkan hal yang selalu aku impikan sejak dulu. Mick sudah besar dan Tay juga mengijinkan. " Tine tersenyum, hatinya merasa lebih ringan. Namtan memang sejak lama menekuni dunia bisnis. Hanya karena dia terlahir sebagai perempuan. Dia tidak pernah diberi kesempatan oleh sang Ayah.

"Berjanjilah akan menjaga Ibu dengan baik,"

"Hmm" Tine mengangguk "Kakak juga. Tolong jaga Ayah karena aku tidak tau kapan aku memiliki kesempatan itu"

Melihat perubahan raut wajah sang anak, wanita paruh baya itu kemudian menarik tubuh Tine ke dalam pelukannya. "Jangan pernah salahkan dirimu. Kamu anak yang baik, Ibu sangat bersyukur memilikimu"

"Lalu bagaimana denganku Bu?" protes Namtan dengan pura-pura akan menangis.

"Kamu juga, kemari"

Ketiganya saling memeluk dalam kehangatan. "Mulai sekarang Ibu akan menjadi beban kalian. Bekerja keraslah dan manjakan Ibu" wanita itu terkekeh.

###

Kediaman Chivaaree



"Ayah, berhentilah merengek!" gerutu Sarawat yang masih melipat pakaiannya. Pria tua itu ada dikamarnya sejak pagi.

"Tidak bisakah Ayah ikut denganmu,"

"Bebanku sudah banyak Ayah,"

"Ayah janji akan makan sedikit, tidur dimanapun juga boleh" tawar sang Ayah.

"Sudah kubilang tidak ya tidak,"

"Ah..." pria tua itu memekik saat terlintas sebuah ide cemerlang "Ayah membeli rumah disamping rumahmu saja"

Sarawat mendelik dan menunjuk sang Ayah "Ayah jangan coba-coba lakukan itu ya!"

"Kenapa kau melarang Ayah? Pokoknya Ayah tidak mau tinggal sendirian"

"Ayah, tolong! Berhentilah bersikap seperti anak kecil"

Dengan hinanya, pria tua itu memeluk kaki kanan putranya dengan memohon. Terbalik memang. "Sarawat, putraku. Ayah akan memberikan mobil yang kau inginkan itu. Ya?"

"Ayah cukup. Pekerjanku masih banyak. Dan berhentilah membuat aku menjadi anak durhaka" ia menghempaskan tangan Ayahnya lalu kembali mengeluarkan beberapa pakaian di lemari.

"Kau ingin semua aset Ayah? Ambil saja, pindahkan semua menjadi atas namamu. Tapi jangan tinggalkan Ayah"

"Aaaaayaaaaahhhhhh," lelah juga Sarawat dengan rengekan pria tua itu.

THE HEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang