AGAIN

714 85 1
                                    

#revisi

"Shit!!" pekik Sarawat ketika menghidupkan lampu kamarnya. Ia terkejut saat manusia yang biasa dia panggil Ayah, sedang duduk manis diatas sofa sambil memperlihatkan barisan gigi putihnya.

"Bisa tidak berlaku normal? Kenapa dirumah padahal bilang tidak akan pulang?" gerutu Sarawat sambil melempar kunci mobilnya ke sembarang arah. Ia menjatuhkan dirinya diatas kasur. Tubuhnya sangat lelah.

"Berkat seseorang, Ayah harus menunda pekerjaan dan harus pulang" sindir Tuan Chivaree.

"Itu tidak penting, sekarang keluarlah! anakmu ini mengantuk dan ingin segera tidur"

Tuan Chivaree menarik nafas berat. Anaknya terlalu bodoh untuk membaca situasi. "Kau pikir karena siapa Ayah pulang? Bangun! Ayah ingin bicara"

"Besok saja"

"Lihat ini baru putuskan kau akan bicara sekarang atau besok" Tuan Chivaree mengambil amplop cokelat yang ia letakkan beberapa waktu lalu di atas meja.

Sarawat mengangkat tubuhnya, ia kemudian melompat dan merebut amplop itu dengan kasar "Dimana aku harus tanda tangan? Sudah seperti yang kuinginkan kan?" tempo hari Sarawat ingin mobil baru. Pada hari itu Ayahnya menolak tapi ia yakin bahwa ia pasti akan mendapatkannya.

"Ayaaahhhhhh, apa Ayah memata-mataiku? Sarawat merasa ditipu karena isinya hanyalah foto-fotonya bersama Tine bukan surat kepemilikan mobil.

"Dasar bodoh!"

"Kenapa memukulku Ayah" yang dipukul pun menggosok kepalanya. Pukulan kasih sayang memang yang paling sakit.

"Kau pacaran dengan Tine?" mendengar pertanyaan sang Ayah, Sarawat langsung terkena serangan panik.

"Pacaran? hahaha, pacaran apa hahaha, Ayah ada-ada saja hahahaha"

"Tidak usah pura-pura bodoh" Tuan Chivaaree kembali memukul kepala putranya.

"Ayah, sudah kubilang berhenti memukulku, kalau aku benar-benar bodoh bagaimana?"

"Kau sudah bodoh sejak lahir, cepat jawab!"

"Emmm, itu Ayah, aku, ituu,, emm..."

"Cepat jawab atau Ayah akan memukulmu dengan tongkat bisbol. Mungkin itu akan membuatmu menjadi bodoh permanen" ancam Tuan Chivaaree

"Iya! Dia pacarku. Puas!!"

"Jawab begitu saja penuh drama, apa susahnya mengatakan dia pacarmu"

"Ayah tidak marah?"

"Untuk apa?"

"Karena aku berpacaran dengan Tine"

"Justru Ayah merasa kasihan"

"Hah? Kenapa begitu?"

"Aku kasihan pada Tine harus berpacaran dengan anak bodoh sepertimu. Apa yang bisa dibanggakan darimu"

"Wait! Wait! Ayah serius?"

"Memangnya kenapa? Kau hanya punya pacar bukan terlibat dengan kepolisian"

"Tapi Tine laki-laki"

"Memangnya kenapa dengan laki-laki? Apa kau bisa memilih dengan siapa kau jatuh cinta? Kalau bisa memilih mungkin Ayah lebih memilih jatuh cinta pada Emma Stone bukan Ibumu"

"Ayah tak menganggap aku aneh?"

"Aneh! Sangat aneh ditambah bodoh"

"Ayaaaaahhhhhh, aku putramu berhenti mengatakan aku bodoh"

"Itu kenyataan"

"Jadi Ayah akan mengijinkanku berpacaran dengan Tine kan?"

"Kalau tidak, Ayah sudah mengusirnya sejak pertama kali ia datang kesini"

THE HEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang