MEET

798 99 1
                                    

Harus Sarawat akui bahwa ia sudah menjadi gila. Ia rela untuk kembali lagi ke negara asalnya itu hanya untuk bertemu seseorang. Seseorang yang baru saja hadir dalam hidupnya. Ia bahkan harus menekan rasa traumanya demi bisa kembali lagi kesana.

Sesuai keinginan Sarawat, hanya sekretaris Ayahnya saja yang datang untuk menjemputnya di bandara. Dia membawakan mobil dan juga beberapa pakaian. Tempat pertama yang ingin Sarawat datangi bukanlah rumahnya, melainkan salah satu Universitas terkenal di Thailand.

Untung saja Sarawat sudah mengantongi beberapa informasi sebelumnya. Sehingga ia tidak harus mencari di seluruh area Universitas yang luas itu.

Begitu menemukan gedung yang ia cari. Sarawat segera turun dari mobilnya bak pemeran utama pria kaya dalam sebuah series. Bergaya simple namun terlihat elegan. Itu biasa baginya tapi berbeda bagi orang di sekitarnya.

"Siapa dia?"

"Dia benar-benar tampan"

"Lihat mobil dan pakaiannya"

"Apa dia artis?"

"Apa aku harus meminta foto bersamanya?"

Para mahasiswa saling berbisik tanpa mengalihkan pandangannya. Bahkan ada yang mengambil fotonya tanpa ijin.

Sarawat hanya mengabaikan itu. Ia melihat ke kiri dan ke kanan, mencari sosok yang sangat ingin ia temui.

"Permisi" panggilnya pada salah seorang mahasiswi disana. "Kau mengenal orang ini?"

"Iya. Kurasa aku baru melihatnya ada disana" jawab mahasiswa itu sambil menunjuk ke arah halaman. "Boleh aku meminta nomormu?" tanya mahasiswa itu dengan mata yang berbinar.

Tapi Sarawat hanya tersenyum dan segera berlari ke arah yang ditunjukkan. Ia berlari sambil mengedarkan pandangannya.

Dari kejauhan ia melihat senyum indah itu lagi. Senyum yang dulu setiap hari dia lihat. Pemilik senyum itu sedang berkumpul bersama beberapa orang yang mengenakan seragam yang sama.

"Hei..." sapa Sarawat sambil menepuk pundak lelaki itu ringan.

Lelaki itu berbalik lalu terlihat terkejut.

"Ssst....." belum sempat bersuara, tangan besar Sarawat lebih dulu menarik tangan lelaki itu.

Ia membawanya menjauh dari teman-temannya dan berlari melewati kerumunan mahasiswa yang ingin melihat kedua lelaki tampan itu.

"Pakai sabuk pengamamu, kita akan pergi dari sini" kata Sarawat yang masih terengah.

"Siapa suruh kau menarik perhatian begitu"

"Salahkan wajahku ini, lagi pula aku bukan artis mengapa mengejarku sampai begitu"

" Wajah memang masalah"

Sarawat berdecak ringan "Tinee....."

Kemudian mereka tertawa bersamaan.

***

"Tolong pesan Ice Americano dan juga Milkshake" Tine mengatakan pesanannya pada pelayan cafe. Mereka memutuskan untuk pergi ke cafe yang agak jauh dari kampusnya.

"Jadi katakan. Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Tine langsung.

"Memangnya aku tidak boleh kesini?"

"Kau bilang sendiri tidak akan kembali. Lalu apa ini? Kau membuatku kehilangan kata-kata"

"Benar aku tidak ingin kembali, tapi..." Sarawat menghentikan kalimatnya. Ia tidak
bisa berkata jujur.

"Apa?"

THE HEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang