SAME

687 87 5
                                    

Tine mengeratkan pegangannya pada sebuah meja. Tubuhnya terhuyung, pandangannya kabur. Belakangan ini Tine merasa kurang sehat. Namun lagi-lagi dia mengabaikannya.

Apalagi saat ini, dia sedang berada di Pulau Phi Phi untuk rapat dengan para pemegang saham di One Company. Beberapa dari mereka masih meragukan kemampuannya. Mereka ragu untuk menyerahkan proyek sebesar itu pada seorang mahasiswa.

#3 jam yang lalu

"Tine maafkan aku!" Lirih pemuda bernama Junior melalui ponselnya.

"Mau bagaimana lagi, tenang saja aku akan menanganinya! Temani saja ibumu!" pasrah Tine. Junior yang harus pergi menemaninya untuk presentasi terkait proyek mereka mendapat kabar bahwa ibunya terjatuh di kamar mandi dan dilarikan kerumah sakit. Mau tak mau Junior harus memutar balik mobilnya.

"Kau yakin?"

"Tenang saja"

"Aku percaya padamu tapi jangan memaksakan diri. Kita tidak harus memenangkannya"

"Aku tau. Aku sudah harus pergi sekarang. Sampaikan salamku pada ibumu!"

"Baik. Jangan lupa ucapanku!"

###


Tine segera bersiap untuk turun ke ruang Meeting Room di hotel tempat ia menginap. Tine harus disana lebih dulu untuk menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan dalam rapat.

Tine tidak pernah gugup ataupun gelisah jika itu menyakut soal pekerjaan. Ia selalu percaya diri dan yakin dengan apapun yang ia kerjakan.

Hampir setengah jam berlalu, tibalah para pemegang saham dari One Company untuk menempati ruangan.

Tine memberikan salam. Dan ia tersenyum ketika Tuan Chivaaree masuk. Tapi, itu berubah saat seseorang muncul dari balik tubuh pemilik perusahaan itu. Dia adalah putra satu-satunya pendiri dari One Company. Sarawat Chivaaree, atau sekarang dikenal dengan Bright Chivaaree.

"Kau bisa memulainya!"

Dengan berusaha menenangkan diri, Tine berdiri tepat di sebelah layar LCD dan di depan laptopnya karena ia akan melakukan presentasi seorang diri tanpa Junior.

..........

Waktu terus berlalu, tak terasa sudah hampir dua jam Tine berada diruangan itu. Dengan tenang menjawab semua pertanyaan yang diajukan serta menerima atau menolak saran yang diberikan terkait pembangunan. Jajaran petinggi dari One Company sedikit demi sedikit mulai terkesan, setiap detail yang di paparkan oleh Tine membuat mereka percaya bahwa mereka tidak bisa hanya menilai dari title.

"Baik, sepertinya hari ini cukup sampai disini" tutup Tuan Chivaaree yang melihat Tine yang nampak kelelahan meladeni semua pertanyaan yang sedari awal ditujukan hanya untuk mengujinya.

"Senang bisa bekerjasama denganmu"

"Aku menantikan pertemuan berikutnya"

Tine tersenyum dan menunggu untuk semua orang keluar dari ruangan tersebut. Ia lalu merapikan filenya kembali.

"Kau, bukankah kau orang yang...." Bright, pemuda itu menghampirinya.

"Namaku Tine" jawabnya kikuk.

"Ya aku tau, kau sudah memperkenalkan diri tadi. Aku mendengarnya"

Sejak awal Tine berusaha menghindari kontak mata, tapi nyatanya saat ini mereka berhadapan dan saling berbicara.

"Kau teman Ten?"

"Hmmm"

"Aku juga, lalu apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Tidak, aku baru pertama melihatmu! Maaf, hari itu aku terlalu emosional dan salah mengenali orang"

THE HEIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang