Awal

4.9K 111 2
                                    

Wanita tua itu mengusap pipinya dengan sangat lembut dan berucap

" Tolong jaga kesehatan mu , jaga sikapmu ketika sudah berada di sana .
Disana bukan lagi rumah yg akan di huni oleh kita tapi hanya dirimu sendiri "

" Wujudkan apa yg sudah kamu rencanakan "

" Orang tua ini akan selalu mendo'akan apa yg terbaik untukmu "

Dia tersenyum dan memegang lengan orangtua itu yg berada di pipinya

" Aku akan ibu " jawabnya dengan lembut " .

" Aissssh dia tidak mengangkat teleponku " ujarnya kesal

" Kemana sebenarnya unnie pergi , dia sudah berjanji akan ikut mengantarkan mu kan " jerutunya lagi

" Taapa jihoonah mungkin unnie , ada urusan "

" Tapi kemana unnie mu pergi dia meninggalkan rumah dari jam 5 pagi "
" Balas orangtua itu

" Entahlah buk , tapi sepertinya aku harus segera pergi keberangkatan ku sebentar lagi " ucap nya sambil melihat jam di tangan kiri nya

" Hemmm , pergilah lah dan inggat selalu apa pesan ibu untukmu "

" Ia ibu "
" Ya jihoon ah , kau tidak akan berpamitan dengan ku "

" Anniah tentu saja aku akan " upacpnya sambil memeluk orang yg akan pergi itu .

" Aku hanya sedikit kesal karena unnie tidak datang , padahal dia sudah berjanji untuk ikut mengantar mu "

" Tak apa "
" Aku harus segera pergi sekarang , tolong jaga ibu dan unnie untukku "

" Tuntusaja Hyung , Hati² lah dan jaga dirimu juga disana "

" Hemm arrasso "

ketiga orang itupun saling berpelukan .

Dan ketika dia pergi , awal permasalahan besar sedang terjadi .

.
.
.

.
.

Someone POV

Aku tak pernah menyangka akan menjadi seperti ini , ketika kepercayaan dan cinta sudah aku berikan untuk dia seutuhnya bahkan hingga nyawa dan raga aku pertaruhkan juga untuknya , namun inikah yg harus jadi balasannya PERGI TANPA JEJAK .

Ketika janji hanya tinggal janji , sumpah hanya untuk di lalui dia pergi meninggalkan aku yg sekarang meraung meratapi nasib yg teramat buruk
Menangis seolah bukan air mata yg lagi keluar , berlari kesana kemaripun rasanya sudah tak menginjak tanah
Rapuh , hancur , kecewa dan terluka , sungguh pahit rasanya bila harus aku rasakan jadi satu
Dia menghilang bagai di telan bumi dalam sekejap .
.
.
.

Ini sudah pukul 2 dini hari Aku membuka pintu dengan lemas memasuki rumah yg teramat Yaman dan hangat layaknya rumah idaman setiap keluarga besar

" Yah unnie " teriak adikku yg kaget melihat aku yg langsung luluh lantah di ambang pintu rumah

" Unnieeee " ucap dia cemas sambil berlari menghampiri

" Hikssss , Hiksssss "

" Yaaa , unnie kau kenapa , ada apa "

Approval  ( JENLISA ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang