18

216 23 18
                                    

WAKTU sudah beranjak sore menandakan jika waktu bekerja akan segera berakhir sedangkan perutku masih belum memakan apa pun sedari pagi. Menyesal rasanya aku menolak ajakan Mile untuk makan bersama tadi dan dia dengan terpaksa harus segera pulang ke perusahaannya setelah mendapat panggilan dari Bible.

Aku mula membereskan beberapa pekerjaanku, menyusun beberapa berkas yang ada di meja supaya tidak terlihat berantakan. Tas ku capai dan mula mengatur langkah keluar dari ruanganku. Sebelum pulang, aku singgah sebentar ke toilet di lantai itu untuk setidaknya mencuci tangan dan wajahku yang barangkali terlihat lelah.

Namun rasanya itu adalah keputusan yang salah. Saat pintu toiletnya terbuka sedikit, gema suara beberapa orang kedengaran di telingaku. Sayangnya, aku malah mengenali pemilik suara itu, Meen dan Ton. Membuat langkahku mati di situ.

“ Aku tidak menyangka jika Apo seperti itu.”

Aku mendengar dengan jelas suara itu menyebut namaku.

“ Benar! Padahal dia itu kelihatan baik selama ini tapi aku juga tidak menyangka sama sekali jika dia seperti itu. Tidak heran jika dia selama ini dingin sekali. Nyatanya memang tidak ada yang ingin berteman dengannya. Untung saja Imm memberitahukan hal itu pada kita jika tidak, mungkin sampai kita mati juga akan menyangka jika dia itu orangnya baik!”

Kali ini, Suara Ton pula yang kedengaran. Debaran di dada semakin hebat di saat namaku kembali di jadikan bahan bicara orang-orang dan parahnya lagi nama Imm juga ada di sana. Dalam pikiranku tentu saja hanya satu, pasti Imm lah yang bertanggungjawab memulakan hal ini.

“ Bayangkan saja, tiba-tiba dia bisa bertunangan sama anak Tuan Pakorn sedangkan dia itu terlahir dari keluarga seperti itu! Aku yakin Pak Mile pasti tidak tahu apa pun soal latar belakang Si Apo Jelek itu. Coba saja kalau tahu, apa mungkin Pak Mile menginginkannya lagi?”

“ Heh, kalau berbicara itu jangan sembarangan, Meen. Kau sendiri tahu Apo itu seorang omega dan jika dilihat-lihat dia itu tidak sejelek itu! Masih bisalah menarik para alpha penggila seks di luar sana untuk dibuahi.” Kata pedas itu berakhir dengan tawa yang menyakitkan.

“ Kau benar, makanya tidak aneh rasanya jika Pak Mile menginginkannya. Jika dulu, Pak Bible itu sering kemari menanyakan soal dia ke aku, makanya aku menyangka dia bakal jadian sama Pak Bible. Eh, tau tau malah tunangan sama kakaknya. Aneh bukan sih? Dua-duanya dia mau.”

Tidak tahu dari mana kabar pertunanganku dengan Mile tersebar pada mereka. Aku tidak terlalu peduli akan hal sepeti itu. Sungguh terpukul rasanya dengan kenyataan yang telah diucapkan oleh Meen dan Ton itu. Apa dia mengira aku omega murahan? Sehina itu kah statusku di pandangan mereka?

Lagi pula, aku tidak punya rasa apa pun pada Bible. Tidak pernah ada dan tidak mungkin akan terjadi! Jadi kenapa harus membawa namanya di dalam perbicaraan hina mereka?

“ Huh, apa kau tidak tahu, omega kampungan sepertinya tentu saja tidak puas hanya dengan satu. Jalang sepertinya apa yang kau harapkan? Siang tadi, aku sempat melihat ada satu pria asing masuk ke ruangannya. Tampan juga kalau dilihat-lihat!”

Pikiranku kembali pada kejadian tadi siang saat kehadiran Mew secara tiba-tiba di ruanganku. Sudah pasti pria itu yang dimaksud! Jika Mile, Meen pasti mengenalinya. Kenapa mereka harus menyulitkan keadaan ini dengan membawa nama Bible di dalamnya dan sekarang malah di tambah dengan kehadiran sosok Mew juga?

“ Siapa?” Suara Ton jelas sekali nada ingin tahunya.

“ Tidak tahu tapi aku yakin, aku mendengar suara mereka bertengkar. Pasti itu mantan pacarnya. Jangan-jangan Si Apo Jelek itu meninggalkan pacarnya untuk bisa bersama Pak Mile. Iya, Pak Mile itu kan kaya, tampan, hampir sempurna. Eh, salah! Pak Mile itu memang sempurna untuk dijadikan sebagai pasangan!”

1. Between Us [ MileApo ] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang