ACARA pertunangan ‘dadakan’ antara diriku dan Mile berlangsung seperti yang telah direncanakan dengan cukup sederhana. Hanya itu prasyaratku jika dia ingin aku menerima pertunangan ini. Acara ini harus dibuat sesederhana mungkin, hanya dihadiri oleh ahli keluarga terdekat.
Untungnya Tante Machida lagi tidak ada dirumahnya karena berkunjung ke rumah anaknya. Jika tidak, aku tidak tahu cerita apa lagi yang akan dia sebar pada orang-orang di hari bahagia ku.
“ Apa kau mengambil jatah liburmu untuk bertunangan, Po?” Suara Imm yang kedengaran hampir saja membuat cangkir yang berada di genggaman ku terlepas.
“ Imm!” nada suaraku kedengaran sedikit meninggi karena kaget dengan kehadirannya yang tiba-tiba.
“ Jadi apa aku benar?” Imm kembali bersuara lebih keras meminta kepastian dari ku.
Aku hanya mengangkat bahu kembali fokus menyelesaikan cucianku. Tidak berniat sama sekali untuk memberi jawaban pada wanita itu.
“ Apa kau tidak mendengarkan ku, Po?” lantang sekali suara itu meneriaki ku.
Gerakan tangan ku terhenti. Amarahku tiba-tiba saja melonjak naik meminta dilepas. Kenapa dia ingin mencampuri urusanku? Apa tidak cukup, aku memberikan sebuah kesempatan padanya dengan menerima dirinya di perusahaan ini yang jelas-jelas tidak punya kelayakan sama sekali.
“ Apa kau punya masalah? Jika punya, tolong kendalikan dirimu. Jangan berteriak di sini seolah-olah aku tuli! Dan untuk pertanyaanmu itu, iya aku bertunangan. Terus kau mau apa? Merampas tunanganku atau menggodanya dengan pakaian yang saat ini kau gunakan?” aku balik meneriakinya dan dengan sengaja menyindir pakaian yang dia gunakan saat ini. Menunjukkan juga cincin yang saat ini aku gunakan.
“ Sekali lagi ku tanyakan, mau kau apa sebenarnya?” aku menaikkan sedikit nada suaraku. Tidak tahu dari mana dia bisa mendapatkan kabar itu. Mungkin saja dari ibunya. Memang dasar CNN!
Imm memandangku dengan pandangan yang tentu saja aku tahu artinya. Pandangan itu adalah pandangan yang sama, yang pernah ku dapatkan suatu waktu dahulu.
“ Berhenti memandangiku seperti itu, Imm! Tidak sudi aku menerima pandangan jijik dari orang sepertimu!” kataku dengan tajam. Tanpa mau menunggu lama, aku mula mengatur langkah ingin meninggalkannya di ruang istirahat itu.
“ Apa dia tahu latar belakang keluargamu itu, Po?” suara itu terdengar seakan memberi ancaman padaku.
Langkah kaki ku langsung mati tepat di hadapan pintu. Hal itu yang aku khawatirkan akhirnya akan terjadi – cepat atau lambat. Imm pasti saja akan dengan senang hati menyebarkan kabar buruk itu pada semua orang.
“ Dia akan tahu!” jawabku tidak ingin kalah. Wajah Imm tidak ingin ku lihat sama sekali. Khawatir jika aku tidak bisa menahan diri dan menghajarnya. Bagaimana pun statusku, aku tetap seorang pria!
“ Kapan?”
“ Terserah padaku, Imm! Memang kau punya hak apa hingga dengan berani kau menanyakan hal itu padaku? Ingat Imm, kau itu hanya karyawan ku di sini. Jangan sesekali kau mencampuri urusanku dengan Mile.” Ujarku keras.
“ Menurutmu, bagaimana reaksinya setelah tahu seperti apa tunangannya ini sebenarnya?” Imm terlihat lancang mengeluarkan kata. Sinis.
“ Kenapa? Apa yang membuatmu senang sekali menggangguku seperti ini, Imm? Apa kau belum puas selama ini? Aku tidak tahu dari mana kau mendapatkan kabar perihal pertunanganku dengan Mile tapi hanya satu yang ingin aku tekankan di sini. Jauhkan dirimu itu dari ku dan Mile! Aku tidak pernah mengganggumu, jadi jangan menggangguku Imm! Berhenti mengancamku dengan kisah laluku, aku lebih mengenali Mile berbanding denganmu! Dia pasti akan menerimaku apa adanya.” Keras suaraku memarahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Between Us [ MileApo ] ☑
Fiksi PenggemarBook 1 : Fakta bahwa kisah diantara kita harus terhenti disini tanpa sebuah titik terang adalah sebuah kenyataan yang paling pahit untukku telan sendiri.