NOTE: EKSTRA GENRENYA SALAH YANG TERBARU SUDAH TERBIT DI KARYAKARSA. SELAMAT MEMBACA. Hihihi. Tenang saja, POV—cerita utama—Hana akan tetap saya tulis sampai tamat di sini kok.
***
Siang itu aku mendapat pesan dari pihak Melon. Mengabarkan bahwa salah satu perusahaan minuman, atau sesuatu yang bergerak di bisnis serupa, menawariku pekerjaan. Katanya mereka tertarik dengan Milo dan ingin menjadikannya sebagai maskot minuman.
Terus terang menjadikan Milo sebagai bintang iklan minuman kurang menyenangkan bagiku. Aku tidak berencana melahirkan Milo sebagai alat dagang semacam itu. Dia harus berdiri sendiri di dunia ciptaanku, bukan orang lain. Iya deh, Milo wajib memberiku uang. Namun, bukan dengan cara mempromosikan produk orang lain. Begitu.
Oleh karena itu, aku menolak tawaran tersebut dan menawarkan pilihan lain. Aku bersedia ikut serta dalam proses pembuatan iklan, membuatkan desain karakter, asal tidak menjadikan Milo sebagai bintang iklan. Dengan kata lain, tokoh baru perlu diciptakan. Karakter yang sesuai dengan tema iklan.
Di luar dugaan, ideku mendapat persetujuan.
Tepat pada pukul dua siang aku pun datang ke salah satu kantor perusahaan yang meminta jasaku. Di lobi seorang perempuan datang menjemput. Dia memperkenalkan diri sebagai sekretaris ekslusif si bos yang ingin menyewa jasaku.
Tidak banyak perbincangan karena kami berdua langsung melenggang menuju lantai dua belas. Kupikir aku akan bertemu dengan belasan orang, mulai diskusi ini dan itu, lalu pulang. Ternyata aku hanya bertemu dengan tiga orang saja. Si sekretaris, asisten, dan si empunya hajat yang....
Ternyata masih muda!
“Nama saya Clive Stark,” katanya memperkenalkan diri. “Sungguh suatu kehormatan bisa bertemu pencipta Milo!”
Chotto matte kudasai! Mengapa sepertinya dia lebih antusias menemuiku sebagai pembuat Milo daripada keahlianku yang mungkin saja berguna bagi bisnisnya?!
“Silakan duduk,” Clive menunjuk sofa empuk berbentuk telapak kaki kucing.
Sungguh selera unik.
Meja berwarna kuning menyala. Empat sofa lucu. Pot berisi tanaman palem yang ditata di sudut ruangan. Aku menyangka akan menemukan kesan serius dalam ruangan ini. Ternyata, itu tidak ada.
Andai ketiga orang ini, satu cewek dan dua cowok, mengenakan pakaian santai, maka aku akan mengira sedang diajak liburan ke Hawai.
Hanya aku seorang yang memakai busana kasual (menurutku). Rok berbahan jins warna hitam sepanjang mata kaki yang dihias bordiran bintang dan bulan. Atasan berlengan panjang warna putih dengan hiasan pita-pita mungil. Sepatu tali warna cokelat susu. Totebag hitam. Oh rambutku kuputuskan digerai saja.
Clive menawariku minuman. Maka dengan senang hati kuputuskan meminta jus jambu merah! Aku suka jus!
“Saya bisa menawarkan desain karakter,” kataku. “Untuk proses animasi, sepertinya saya ada beberapa ide yang mungkin sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.”
Aku mengeluarkan map merah muda. Map yang dihiasi oleh ilustrasi kartun babi hitam dan jerapah yang mengenakan celana biru. Kuserahkan map tersebut kepada Clive yang ... hei mengapa dia sepertinya ingin menertawai seleraku?! Suamiku saja tidak berkomentar apa pun terkait pilihanku!
“Oh terima kasih,” kata Clive yang jelas sekali berusaha menahan dorongan menertawakan map merah muda milikku.
Bukankah aku bebas mengekspresikan diri?!
Dua rekan Clive wajahnya merah padam. Bibir mereka terkatup rapat dan sepertinya tengah mengusahakan segenap kekuatan agar tidak menertawaiku.
Oke. Awas saja. Jika mereka menertawaiku, maka akan kuadukan kepada Ivan!
KAMU SEDANG MEMBACA
GENRENYA SALAH! (Tamat)
RomanceSuamiku merupakan male lead dalam novel dewasa yang level kebenciannya patut dipertanyakan. Dia mapan, tampan, berkarisma, dan apa pun yang semua cewek inginkan ada dalam dirinya. Sekalipun pernikahan yang kujalani hanya hitam di atas putih, tidak a...