12

20.3K 2.3K 36
                                    

NOTE: Hehehe sekadar mengingatkan. SAYA SUDAH MENERBITKAN EKSTRA GENRENYA SALAH EPISODE 2 DI KARYAKARSA. Jangan lupa mampir. Ihihihihi. Promosi. Promosi!

***

Kegiatan sehari-hariku didominasi oleh pekerjaan. Gambar ini, warnai itu, selipkan teks, edit sana, dan kirim. Urusan dengan produk minuman pun sudah beres. Lagi pula, aku hanya bertanggung jawab sebagai pembuat desain karakter dan logo. Masalah promosi dan pemasaran sih sepenuhnya jatuh ke tangan Clive. Oh betapa indah semua uang yang masuk ke rekening milikku yang makin gendut imut ini.

Vera dan Adriana pun sama sibuknya sepertiku. Kami lebih sering bertukar kabar melalui pesan singkat. Berhubung keduanya mahasiswi yang sebentar lagi akan menjalani siksaan skripsi, akan kusemangati mereka sebisaku.

Hari berganti, minggu berlalu, tidak terasa waktu yang dijanjikan pun tiba. Pemutaran perdana film yang bertanggung jawab mempertemukan male lead dan female lead. Sebentar lagi cerita akan berjalan sebagaimana mestinya. Ivan akan terobsesi kepada Ella. Ella akan mengalami siksaan pinggang-encok-sakit-pegal selama sekian malam. Lalu, aku ... oh aku akan hidup sebagaimana manusia pada umumnya: kerja, cari makanan murah, bayar pajak, dan cari hiburan melalui bacaan.

Tidak ada yang menakutkan.

Oh demi menghadiri pesta bersama Ivan, bermacam orang pun diundang ke rumah.

Bukan, pestanya tidak diselenggarakan di kediaman milik Ivan. Adapun yang diundang Ivan ialah, tenaga ahli—profesional! Sejumlah orang membombardirku dengan pertanyaan. Aku tidak sempat membalas karena mereka telah menentukan pilihan. Lantas mengapa tadi tanya pendapatku sih? Aneh!

Seseorang memilihkan gaun bernuansa biru dan hitam. Jenis gaun yang memamerkan kulit pada bagian bahu dan lengan. Gaun tersebut seolah dilapisi oleh debu bintang, terlihat gemerlap. Lalu, sepasang sepatu kaca dipilihkan sebagai penunjang. Tumitnya tidak terlalu tinggi, hanya dua senti saja, dan modelnya pun datar—tidak runcing.

Wajahku dipulas dengan beragam merek produk kecantikan. Aku pasrah! Terserah mereka! Andai nanti ketika bercermin aku melihat pantulanku mirip Kera Sakti pun akan kudiamkan saja! Rambutku dikepang menyamping. Setiap jalinannya diselipkan hiasan berupa mutiara-mutiara mungil.

Sebuah kalung dengan liontin berbentuk bulan sabit pun melingkari leherku. Berikutnya ada gelang berhias bintang-bintang dan kupu-kupu. Sentuhan terakhir: tas mungil berwarna biru gelap. Selesai! Akhirnya aku bebas! Merdeka!

Ketika aku mengamati pantulanku di cermin....

Oh oke, mereka bekerja keras. Entah mengapa rasanya aku terlihat sangat berbeda. Cantik! Aku ternyata bisa secantik ini?! Wuhuuuuu!

“Sudah selesai?”

Ivan masuk ke kamarku. Dia pun mengenakan setelan yang serasi dengan gaun yang aku pakai. Oh hatiku ... ternyata dia menepati janji.

Pasti semua orang yang ada di ruangan ini kesulitan bernapas sebab aku sepertinya kena asma! Ivan ... oh Ivan! Dia sangat sempurna! Anggap saja seperti es krim di musim panas! Menggoda!

“Ayo,” kata Ivan sembari meraih tanganku, “jangan sampai membuat mereka menunggu.”

Mama, jantungku tidak aman!

***

Malam begitu gemerlap. Dalam dadaku ada berjuta kembang api yang tengah meletup. Barangkali itu semua gara-gara Ivan. Dia menggandeng tanganku melewati karpet merah, membiarkan kamera wartawan membidik kami—meraup pose sebanyak yang mereka inginkan. Sesekali wartawan yang berdiri di sepanjang jalan berkarpet mencoba melontarkan pertanyaan mengenai diriku ataupun pekerjaan yang berhubungan dengan Ivan. Ivan sama sekali tidak memberi kesempatan kepada mereka. Dia hanya tersenyum dan menuntunku masuk melewati keramaian.

GENRENYA SALAH! (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang