Chapter 1

916 57 6
                                    

Trigger warning!
Bullying, Sexual Assult / Sexual Harrasment, Dead dove, blood, child abuse, selfharm, nsfw, harsh word, mature, adegan kasar dan kata kasar.

Suara canda tawa dengan rintihan seseorang bisa terdengar dalam kelas yang bising, semua mata tertuju padanya untuk beberapa saat sebelum akhirnya mereka menariknya kembali dan beraktivitas seperti biasanya.

Ada beberapa dari mereka melihat itu dengan pandangan takut, pucat dan merasa kasihan, namun mereka lebih takut jika mereka juga akan kena sasaran para perundung itu

Jimin memeluk kepalanya dengan rintihan dan air mata yang mengalir deras, tubuhnya sudah cukup dipenuhi oleh luka-luka lembam dan kini lukanya kembali di tambahkan.

Ia seharusnya sudah terbiasa dengan semua ini, namun hatinya begitu sulit menerima penderitaan ini, ia bahkan sudah tidak peduli dengan tatapan-tatapan itu, ia bahkan sudah tidak lagi menjulurkan tangannya untuk meminta tolong.

Ia sudah lelah

Bunyi bel terdengar keras, segera menghentikan tendangan kaki dari tubuhnya. Para perundung itu segera mendengus, pemimpin mereka Jung-Hee, menatap Jimin dengan pandangan rendahnya, sekali lagi ia menendang perut Jimin dengan keras.

"Jangan lupa makan siang nanti, kau harus melayani- ku, kau mengerti?" Jimin menahan rasa sakitnya dan hanya bisa mengangguk, mulutnya sulit untuk terbuka dan mengeluarkan suara. Namun Jung-Hee benci ketika pria itu tidak mengeluarkan suaranya, jadi ia segera berjongkok, menarik rambut Jimin dari belakang hingga ia mendongak

"Aku bertanya, Apa kau mengerti?! "

"Y-ya, a-aku me-me-mengerti" Jimin dengan susah payah menelan ludah, berusaha mengucapkan setiap kata dengan lancar, jawabannya memberikan senyum puas di wajah Jung-Hee. Ia segera melepaskan genggamannya dan menyuruh kedua anak buahnya untuk duduk kembali ke kursi mereka, meninggalkan Jimin yang masih terbaring disana berusaha untuk bangkit.

Guru memasuki kelas sudah sedari tadi setelah bel berbunyi, ia menyadari bagaimana Jimin diancam oleh perundung-perundung itu namun ia memilih untuk diam dan hanya memperhatikan-nya, melihat Jung-Hee dan kawan-kawannya sudah duduk dan Jimin belum bangkit. Guru itu segera menjadi marah

"PARK JIMIN! APA YANG KAU LAKUKAN DISANA! CEPAT PERGI KE KURSIMU ATAU KAU BERDIRI SELAMA JAM PELAJARANKU! DASAR ANAK SIALAN!" teriak guru itu dengan marah, Jimin merasa begitu takut jadi ia terburu-buru bangkit tak peduli akan rasa sakitnya, dan segera duduk di kursinya, dimana disebelahnya adalah Jung-Hee yang tengah tertawa melihat teman sebangkunya memiliki wajah panik dan pucat.

***

Bel kembali berdentang, dan Jimin segera berlari dengan roti juga beberapa jajanan lainnya di kantung belanja, ia bahkan tidak sempat memakan makan siangnya, namun seolah ia sudah terbiasa ia berlari dengan sekuat tenaga menuju gudang sekolah yang jauh dari keramaian dan hanya sedikit orang yang berjalan melewatinya.

Ia segera membuka pintu besi itu dengan nafas terengah-engah, menelan ludahnya dengan kasar melihat ketiga sosok orang itu tengah berdiri dengan rokok yang tersalip di mulut mereka.

Sosok tampan Jung-Hee menatap Jimin dengan tajam membuat Jimin segera bergetar.

"Mana pesanan kami?"

Jimin segera berjalan menujunya hanya memberikan jarak yang sedikit jauh, dan segera menyerahkan sekantung berisi makanan pada-nya. Diambil alih oleh salah satu pengikutnya, Kwang Jee

"Buka celanamu" perintah Jung Hee, Jimin dengan ragu membuka celananya namun pergerakannya begitu lama sehingga Jung Hee kesal dan menariknya hingga ia terjatuh di lantai dengan sangat keras menyebabkan luka di lengannya.

Middle of the nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang