Trigger warning
Slight NSFW, 18+
Malam itu Jimin kembali ditekan, tubuhnya kembali dibiarkan meremang merasakan angin yang menusuk kulit tanpa adanya sehelai pakaianpun. Ranjang rumah sakit yang kecil terlihat sulit menampung kedua tubuh itu namun mereka seolah tak peduli.
Sosok itu mengecup setiap inci punggung ramping milik Jimin, berkali-kali berbisik cinta pada Jimin yang membuat tubuh pria itu bergetar dengan perasaan aneh
"Jungkook"
"Jungkook"
"Jungkoookhh"
"Nghh Jungkook"
Panggilan itu berawal dari panggilan sensual menjadi lebih panas hingga putih mencapai, dan nafasnya terengah dengan rasa nikmat yang tak bisa ia tampung.
Ranjang bergoyang dengan kuat namun itu tak menghentikan mereka, bunyi derit tak membuat keduanya berhenti, maupun membangun orang-orang diluar ruangan, seolah dunia menjadi senyap hanya desahan Jimin yang terdengar dengan kencang, bunyi benturan kulit yang basah tak dapat didengar oleh satu orangpun dirumah sakit.
"Jimin, ambil tanganku dan hidup bersamaku" bisik Jungkook, kini keduanya terbaring dengan Jimin yang menbaringkan kepalanya di dada bidang pria itu, memejamkan matanya menikmati kecupan juga belaian lembut dari pria itu.
"Maukah?" Tanya Jungkook
"Hmm...bawa aku, bawa aku pergi jauh dari dunia ini" balas Jimin dengan sungguh-sungguh. Kini ia mengingat kejadian malam itu, ia ingat bahwa setiap mimpi itu nyata dan terjadi pada hidupnya.
Cinta dan mataharinya. Jungkook adalah sosok yang membawanya keluar dari kurungan gelap itu, di kesendirian yang hampir tak bisa Jimin tampung lagi. Jungkook yang mengulurkan tangan padanya untuk keluar dari semua kekangan juga perintah yang tak tertulis.
Jungkook mengajarkan kebebasan juga cinta yang nyata, tak hanya cinta yang beralaskan kerakusan dan keegoisan.
Tidak mungkin ia akan melepaskan sosok yang sekali lagi ingin menolongnya, dunia ini sudah cukup menghancurkannya begitu dalam. Dunia ini sudah cukup menyiksanya dan menginjaknya, kini ia akan menerima uluran pria itu dan menggenggamnya dengan kuat.
Uluran tangan yang tak sempat ia balas itu, akan ia balas di kehidupan ini.
Senyuman terukir lebar di wajah Jungkook tanpa Jimin bisa lihat, kebahagiaan besar bisa dilihat dari kedua mata pria itu. Jantungnya kembali berdetak setelah selama ini mati bersama dengan kobaran api yang membakar.
Uluran tangan diterima, ikatan terjalin dengan sempurna dengan kisah cinta yang berakhir sesuai dengan bagaimana ia inginkan.
Maka, darah harus ditumpahkan sebagai perayaan besar.
***
"Jimin apakah kau baik-baik saja?"
"Jimin, bagaimana dengan kondisimu?"
"Jimin, maafkan aku selama ini aku tidak peduli dengan kondisimu"
"Jimin, ini ibuku membuatkan ini untukmu"
"Jimin, apakah kau ingin pergi ke kantin bersama ketika makan siang tiba?"
Pertanyaan bertubi-tubi ia terima dari teman-teman sekelas yang selama ini hanya membuang muka mereka darinya. Kini mereka berkumpul di sekitar mejanya, menanyai kondisi hingga memberikan banyak sekali hadiah. Jimin berdiam di rumah sakit selama hampir sebulan akibat luka dibelakang punggungnya yang sangat parah, meski Jimin merasa jika rasa sakit itu sudah menghilang ditambah semenjak kedatangan Jungkook disetiap malamnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Middle of the night
Fanfiction• Middle of the Night • Written by Ldy_rw Kookmin story | BL story Demon Jungkook | Human Jimin - Ia hanya ingin terbebas dari kecaman mematikan yang setiap harinya. Ia hanya ingin terlepas dari belenggu yang membunuh dan menghancurkannya. Ia hany...