Chapter 20

229 27 8
                                    

Trigger warning!

Fire, burning, MCD, blood, disgusting

Jungkook melangkahkan kakinya masuk kedalam sebuah tempat gelap, dengan bau amis darah yang bisa tercium dengan jelas, di dampingi dengan bau-bau tak sedap lainnya. Lorong yang panjang seolah tanpa ujung itu terlihat minim akan pencahayaan, langkah kakinya dapat bergema dengan jelas hingga ia berhenti disalah satu jeruji besi yang terlihat berbeda dari pada yang lainnya. Tempat itu terlihat lebih gelap dan kotor, ditambah dengan bau menjijikan yang lebih menyengat

Ia menatap sosok yang terikat oleh rantai disekujur tubuhnya itu dengan pandangan menghina

"Halo, paman" sapanya dengan seringaian diwajahnya. Sosok itu melirik Jungkook dengan tatapan penuh akan kebenciannya, sosok yang dipanggil paman itu tak membalas dan hanya diam, tubuhnya begitu kurus dan dipenuhi oleh luka yang mulai bernanah, bahkan kini seharusnya tubuh pria itu sudah lenyap menjadi bangkai namun sayangnya, Jungkook tak pernah mengijinkan ia untuk mati begitu mudah.

"Kau terlihat tak nyaman?" Ejek Jungkook, membuat pria yang ia panggil paman itu hanya mendengus dan menggeram.

Yoongi melirik Jungkook yang kini terdiam tak membuka suara dan hanya menatapnya dengan pandangan rendah

"Kau tahu sesuatu yang aku inginkan, apakah begitu sulit bagimu untuk membuka mulutmu dan mengatakan semua yang aku butuhkan?"

"..."

"Aku keponakanmu" ujaran Jungkook membuat Yoongi ingin tertawa dengan kencang, jelas itu hanyalah omong kosong belaka. Mereka tidak pernah menganggap satu sama lain sebagai keluarga, terlebih paman dan keponakan.

"Mengapa? Apa kau takut?" Balas Yoongi dengan suara lemah, tubuhnya sudah dipenuhi dengan luka dan bahkan membusuk, ditambah kurangnya makanan maupun minuman yang memasuki tubuhnya hingga ia terlihat begitu berbeda dan lebih tua dari umur dia yang sesungguhnya.

Ia mengejek Jungkook meski ia sudah di habisi berkali-kali oleh pria itu. Ia jelas tahu mengapa Jungkook menahannya untuk tidak mati, mengapa pria itu masih membiarkannya bernafas.

Ia ingat jelas bagaimana pria itu berubah menjadi sesuatu yang tak pernah ia duga. Menjadi sosok yang tak pernah ia sangka-sangka, hanya karena satu sosok

Satu sosok itu.

***

Flashback

Teriakan-teriakan kesakitan dan permintaan tolong terdengar dimana-mana, seorang pria kini berdiri diantara kobaran api yang membakar hutan disekitarnya, menjadi lebih besar dan semakin besar seolah bisa melahap seisi muka bumi. Sosok itu berdiri di ujung jurang dengan mata memerahnya, sayap hitam terbuka lebar di balik punggungnya. Ia menatap setiap penduduk yang kini menatapnya dengan ketakutan, mata mereka terbelak tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Pemimpin desa segera berteriak dengan kencang "I-iblis... IBLIS!! IBLIS !!!" mendengar teriakan itu dengan jari yang tertuju pada sosok yang berdiri tak jauh darinya, membuat penduduk yang mengikutinya kini semakin berteriak panik. Tidak cukup dengan api yang membara disekitar mereka, kini terdapat sosok yang mereka takuti.

Mereka tak menyangka jika apa yang mereka duga benar, pemimpin desa segera mencari keberadaan Jimin, dan ia melihat kini pria itu telah terbaring lemas dengan beberapa orang yang kini terdiam kaku disekitar tubuh terkulai itu.

"BAWA ANAK ITU, PERSEMBAHKAN IA PADA DEWA!!! CEPAT!! BUNUH JIMIN!!!!" teriakan akhirnya itu membuat Jungkook segera menoleh, matanya menyalang marah dan teriakan itu menjadi teriakan terakhir dari pemimpin   desa mereka sebelum jantungnya dikeluarkan dengan begitu mudah dari tubuhnya.

Semua penduduk yang kala itu berdiri dekat dengan sang pemimpin segera terdiam kaku, suara mereka tercekat begitu saja melihat apa yang terjadi didepan mata mereka.

"Aa--ahh---AAAAAAAAAAAAA"

Melihat bagaimana jantung sang pemimpin masih bisa berdetak di tangan Jungkook membuat mereka semakin pucat, kaki mereka mulai perlahan berjalan mundur hingga mereka mulai berpencar, berlari jauh dari Jungkook yang kini telah menghancurkan jantung itu hingga menjadi debu. Perlahan api mulai menyebar mendekat kearah para penduduk desa yang mulai berlarian dengan panik seolah api yang menyala memang mengincar mereka.

Jungkook melangkahkan kakinya dengan cepat ketika melihat tubuh Jimin yang terjatuh ditanah. Jimin masih setengah sadar dan menyadari begitu banyak api yang perlahan mulai membekapnya, ia merasakan panas pada tubuhnya.

"JIMIN!! JIMIN!!! JIMIN!!!" teriak Jungkook dengan kencang berusaha untuk menghentikan api yang mulai menjalar menuju tubuh kekasihnya itu. Ia berlari dengan cepat berusaha menggapai tubuh itu. Api tidak kunjung berhenti bahkan semakin membara membuat Jungkook kebingungan, semua ini berada di bawah kontrolnya lalu mengapa? Mengapa?

"Tahan dia" suara berat yang bergema dapat Jungkook dengar, Jungkook mendongak menyadari sosok yang sudah tak asing kini tengah mengepakkan sayapnya tepat diatas langit tak jauh dari tempat Jimin berada

"Paman..." Lirihnya, menyadari suatu hal membuat Jungkook semakin mendekatkan dirinya menuju Jimin, berusaha menggapai sosok yang kini terkapar

"Tidak... Tidak, akh-"

Tubuhnya terlempar jauh oleh angin, ia menatap sang paman dengan wajah pucat melihat api yang kini sudah mulai melahap kedua kaki Jimin membuat Jungkook semakin panik

"PAMAN HENTIKAN HENTIKAN APINYA!!!! HENTIKAN!!! AKU MOHON AKU MOHON HENTIKAN, TIDAK TIDAK!! TIDAK" ia berusaha membebaskan dirinya, namun angin-angin kencang seolah menahannya jauh dari sosok yang kini mulai tak bisa ia gapai, tangannya terjulur kedepan dengan pucat, matanya terbelak.

Bunyi ledakkan kencang terdengar membuat Jungkook segera menjadi lemas. Sayapnya menghilang seiring dengan tubuh yang menjadi abu itu. Ia menatap ketempat dimana Jimin sudah tiada dan bersatu dengan angin, ia menatap semua itu dengan kosong. Lidahnya begitu kelu, matanya masih tak percaya dengan apa yang terjadi

Yoongi menatap bagaimana sosok Jungkook terjatuh begitu saja, sosok yang ia hancurkan

Tidak cukup ia membunuh kedua orang tua pria itu kini ia juga menargetkan Jimin sebagai kelemahannya. Jungkook dibiarkan hancur selamanya.

"Kau tak pernah berhak untuk bahagia, Jeon Jungkook" geram Yoongi, lalu setelah itu ia pergi begitu saja membiarkan Pria itu tenggelam dalam kesedihannya

"Aaa---aa- Ji-Jimin, sa-sayang" angin-angin yang menahannya menghilang membuat tubuhnya kini terbebas, ia segera menyeret kakinya yang lemas untuk berjalan kearah Jimin, api semakin lama semakin padam seiring rintikan hujan yang turun

Jungkook terjatuh ditanah yang basah dimana sudah tak ada tubuh yang tersisa, tangannya dengan kasar meraup sejumlah tanah, menenggelamkan wajahnya disana. Air hujan mulai turun dengan deras seiring dengan tangisannya yang semakin kencang

Ia menjatuhkan tubuhnya ditanah itu, memukul tanah itu berkali-kali. Suaranya tercekat dengan isakan tangisnya. Tubuhnya bergerak dengan gelisah, karna rasa kehilangan yang begitu besar. Ia terus meraup sejumlah tanah dan memeluknya dengan air mata yang terus berjatuhan, tak peduli tubuhnya yang kini penuh akan kotoran tanah. Ia sudah tak peduli

Satu-satunya sosok yang membuat ia waras, satu-satunya sosok yang menjadi tumpuannya untuk bertahan kini telah tiada.

"Jungkook, ibu percaya meski kau merupakan sesosok iblis sekalipun kau masih memiliki hati yang mulia"

"Apakah karna Jungkook-ie memiliki darah ibu?"

Wanita itu tersenyum, senyuman bagaikan malaikat bersinar begitu terang, meski ia harus terkurung dalam penjara kegelapan, melepaskan segalanya dan merasakan ribuan rasa sakit karna keegoisan sang pemimpin neraka. Sosok itu masih berpegang teguh layaknya prajurit prajurit surga

"Ya... Karna kau memiliki hati malaikat itu, kau berbeda."

Tangisan itu mulai memelan, dan air hujan perlahan mulai berhenti. Nafasnya tercekat dengan tatapan mata yang kosong.

Nyatanya, kini hati malaikat itu sudah terbakar habis dan hangus menyisakan hati gelap yang selamanya akan menjadi hal terakhir yang Ibunya harapkan.

To be continue
29.02.2024

Middle of the nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang