Chapter 22

193 25 4
                                    

Trigger warning!

Blood, pembunuhan terhadap anak, pengorbanan, pembunuhan,disturbing word/scene.

konten sensitif mohon para pembaca lebih bijak dalam membaca.

"Jungkook..." Panggil Jimin setelah mereka berdiam begitu lama didalam mobil, Jimin melihat bagaimana Kini sekolahnya begitu penuh dengan banyaknya orang yang berkumpul dengan mobil ambulan juga polisi. Perasaannya mulai tak nyaman ketika ia menyadari jika semua ini begitu cepat terjadi tanpa bisa ia sadari apa yang baru saja terjadi, semua ini begitu tiba-tiba

Ia menoleh kearah Jungkook yang hanya tersenyum kecil dengan satu tangannya yang menggenggamnya dengan erat, sesekali akan memberikan kecupan pada punggung tangannya.

"Jungkook sebenarnya, apa yang sudah kau lakukan?"

"Apa maksudmu?"

"Jungkook... Kumohon..." Mohon Jimin, semua ini semakin kacau dan ia bahkan tak tahu bahwa akan bisa sekacau ini

Jungkook menoleh sebentar dan menepikan mobilnya untuk menatap kearah Jimin lebih dalam, "bukankah ini yang kau inginkan? Mereka mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapat"

"Tapi bukan ini yang aku maksudkan"

"Lalu apa? Jimin, semua sosok mahluk hidup ingin membalaskan setiap dendam yang mereka miliki, ingin mengeluarkan setiap kebencian yang mereka punya. Jika kau tak menginginkan ini, maka apa yang kau inginkan?" Jungkook menekan setiap katanya masih dengan senyum yang terpasang di wajahnya, jantung Jimin berdetak melihat ekspresi Jungkook yang terlihat berbeda dari biasanya juga bagaimana pria itu berbicara dengannya.

"Maaf...." Balas Jimin tak tahu lagi harus membalas apa, Jungkook hanya mendengus sebelum akhirnya mengusak kepalanya tanpa membalas ucapan Jimin, ia melajukan kembali mobilnya hingga ketempat tinggal mereka, mendiamkan Jimin yang kini mulai merasa gundah.

***

Jungkook berjalan semakin cepat, dengan Hoseok dibelakangnya yang berusaha menyeimbangkan dirinya dengan Jungkook. Ia tidak berani sedikitpun membuka suaranya tahu jika sang pemimpin tengah berada dalam kondisi yang tak baik.

"Apakah ia masih belum membuka mulutnya?" Tanya Jungkook dan lagi balasan Hoseok membuatnya begitu kecewa, Hoseok hanya bisa menerima rasa sakit terlempar dari tempatnya berdiri dengan kekuatan Jungkook yang begitu besar

"BAGAIMANA BISA KAU TIDAK BISA MEMBUATNYA MEMBUKA SUARA?!!!" marah Jungkook. Ia sudah tak bisa menunggu, ia harus secepatnya mendapatkan ramuan itu.

"T-Tuan.. bukankah itu hal bagus jika Jimin mulai mengingat semuanya?"

Jungkook terdiam, menoleh sebentar kearah Hoseok yang kini kembali menundukkan kepalanya. Ia mengutuk mulutnya yang tak bisa diam.

Langkah kaki Jungkook mendekat kearah Hoseok, dan cekikan kuat yang menyesakkan ia dapatkan

"Kau tak tahu satu halpun jadi lebih baik tutup mulutmu" marah Jungkook

"PERGI!" teriaknya tak lama setelah melepaskan cekikan Hoseok

"BUAT IA MEMBUKA MULUTNYA DENGAN CARA APAPUN!" teriaknya lagi dan segera Hoseok pergi dari ruangannya, meninggalkan Jungkook sendiri duduk di tahta tertingginya, wajahnya begitu terlihat frustasi dengan tatapan tajam dan bola mata merah

Jimin tidak boleh mengingat semua masa lalu mereka

Tidak boleh.

***
Flashback

Middle of the nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang