Sensitive content
Trigger warning //abusive, child abuse, kekerasan, blood, bullying, sexual assult, sexual harrasment, Dead Dove, trauma, mental health, selfharm, pregnancy, mcd (mention character death)
flashback
suara teriakan juga semak-semak berbunyi satu sama lain, wanita itu sesekali akan menoleh ke belakang dengan nafas terengah-engah. kedua tangan memeluk perut besarnya, masuk kedalam Hutan berusaha untuk menjauh dari cahaya api yang semakin dekat.
"CARI DIA!!!! BERANINYA WANITA TERKUTUK ITU!" teriakan itu masih bisa ia dengar yang membuatnya semakin merasa takut, ia seolah sudah tak peduli lagi dengan rasa sakit di tubuhnya dan luka-luka di telapak kaki tanpa alasnya. ia sesekali akan melihat ke arah perutnya dengan rasa sakit yang besar. matanya menangkap sebuah pohon besar yang cukup untuk membantunya bersembunyi, segera ia berlari dan bersembunyi di belakang pohon itu. suara teriakan dan ribuan langkah kaki masih terdengar di belakangnya. Ia berusaha untuk menahan nafasnya, peluh keringat membanjiri tubuhnya, satu tangan ia gunakan untuk menahan berat perutnya dan satu lainnya menutup mulutnya.
suara langkah larian itu perlahan mulai menghilang dan tak terdengar, wanita tersebut segera bangkit dengan ringisan tertahan kembali berlari semakin dalam, berusaha untuk tidak pernah lagi menoleh ke belakang dimana semuanya telah hancur.
ketika ia hanya bisa berlari dan berlari tanpa henti hingga cahaya matahari mulai menampakan diri, disaat itu pula ia tersadar bahwa ia sudah berlari tanpa henti begitu jauh dari desanya, dari penduduk desa yang ingin membunuhnya. ia berada di atas bukit yang memiliki pemandangan begitu indah, menyadari jika kini ia sudah berada di desa lain. desa yang sangat kecil dan memiliki sedikit penduduk, namun mereka terlihat begitu asri dan sederhana.
keringat membasahinya, wajahnya pucat dan letih, tubuhnya gemetar dengan kaki yang masih berusaha untuk bertahan dengan sisa tenaga, namun wanita itu tersenyum. ia tersenyum dengan lebar. ia sudah memantapkan hatinya, ia sudah yakin.
"ini adalah kehidupan baru kita" ia mengelus perut besarnya dengan senyuman besar di wajahnya".
***
"AAAAAAAAA" teriakan yang melekit dapat terdengar dari rumah salah satu penduduk desa dimalam hari, para penduduk menatap kearah langit dengan wajah tak percaya. bulan kala itu begitu bersinar seolah ia akan menerangi seluruh bumi. semenjak kedatangan wanita yang entah berasal darimana, mereka mengalami hal-hal yang sial, namun mereka tetap membuka pintu untuk wanita dengan keadaan yang sangat mengerikan itu. berbulan-bulan sudah wanita itu tinggal, bukan berarti semua kembali baik-baik saja. hujan tak pernah turun lagi, cuaca semakin hari semakin terasa panas. mereka mengatakan jika wanita itu adalah wanita terkutuk namun tak sampai hati ingin mengusirnya
"setidaknya hingga ia melahirkan anaknya, maka kita pinta dia untuk pergi" ungkap kepala desa berusaha untuk menenangkan kekhawatiran penduduknya, dan malam ini mereka menyaksikan fenomena yang sangat aneh. bulan yang bersinar begitu terang pada tanggal tiga belas bulan oktober, hujan yang tak pernah datang kini mulai datang dengan deras, burung-burung bahkan bernyanyi di antara suara hujan yang deras. seolah tengah merayakan kelahiran seseorang yang sangat istimewa.
suara-suara itu segera teralihkan dengan suara tangisan bayi yang pecah, sinar bulan kala itu segera menerangi rumah salah satu penduduk desa yang dimana tempat suara tangisan itu pecah.
"d-dia itu-itu"
semua penduduk menarik nafas mereka dengan cepat, segera berlari menuju ke tempat rumah penduduk itu, mereka berkumpul didepan pintu dengan penuh rasa penasaran, berusaha melihat didalam rumah itu. bagaimana bisa bertepatan dengan suara tangis hujan yang selama ini mereka tunggu-tunggu datang juga?
wanita itu bernafas dengan tersenggal-senggal, matanya memerah melihat sosok bayi kecil yang berada di dekapannya, memberikan banyaknya kecupan pada wajah anak itu dengan air mata bahagia yang mengalir deras. dirinya mengandung anak itu lebih dari 10 bulan yang nyatanya merupakan hal yang sangat aneh. kini akhirnya ia bisa melihat wujud bayi yang sudah ia tunggu-tunggu sedari lama.
"Jimin, Park Jimin" panggilnya dengan senyuman lebar, mereka yang berada disana tersenyum melihatnya, merasakan ketenangan di batin mereka melihat pemandangan di hadapan mereka saat ini. tanpa menyadari seorang anak yang terkesiap melihat kecantikan bayi itu, ditambah dengan nama yang tak asing di telinga
"bukankah itu nama seorang dewa yang di ceritakan oleh Nona itu?"bisiknya.
mereka berpikir bahwa semua berakhir dengan bahagia, bahwa desa mereka akan menjadi lebih baik lagi setelah kelahiran anak itu, namun pada malam setelah wanita itu melahirkan suara tangis bayi itu pecah kembali. tangisan yang memenuhi seluruh dunia membuat dunia terombang ambing olehnya.
sambaran petir dan Hujan yang semakin deras bersamaan dengan tangisan bayi yang pecah, penduduk desa khawatir hingga mereka akhirnya mengetuk pintu yang di sambut oleh tangisan kesedihan seorang bayi dipelukan ibunya yang sudah tak bernafas dengan tubuh yang kaku dan senyum yang masih tercetak jelas di wajahnya.
anak yang malang itu ditinggalkan oleh ibunya sehari setelah hari lahirnya.
***
anak-anak itu menatap pria yang menceritakan cerita tersebut dengan penuh rasa tertarik dan mata yang penuh binar. meski sudah beribu kali mereka mendengarnya kisah ini akan selalu menjadi kisah yang menarik untuk mereka dengar.
"LALU??!! LALU?!!" seorang anak berteriak di antara anak-anak lainnya dengan semangat, pria itu tersenyum kecil dan mendengus sebelum akhirnya bangkit berdiri dan menghampiri gerobak berisikan makanan yang sangat berlimpah
"lalu, aku sudahi sampai sini" balasnya dengan usil yang membuat anak-anak itu berteriak dengan kecewa padanya, sebelum akhirnya berlari pergi karena ibu mereka sudah berteriak memanggil nama mereka dengan sapu di tangan.
salah seorang pria dengan sekeranjang buah datang dari arah anak-anak itu kembali berlari dengan gelengan di kepalanya. "kau masih menceritakan kisah lama itu pada mereka?" gerutunya sambil meletakkan keranjang besar itu kedalam gerobak.
"itu bukanlah kisah lama" balasnya, segera menghitung dan memastikan jika semua makanan telah di masukkan kedalam gerobak, lalu ia dan temannya segera menngangkatnya dan mengikatkannya pada kerbau besar milik mereka.
"itu adalah kisah lama, itu ada sejak kita berumur 10 tahun, dan lihat kita sekarang ? bukankah kisah itu sudah terbilang kisah lama?"
"namun itu nyata dan terjadi bukan? apakah salah untuk menceritakannya?" balasannya membuat temannya segera terdiam tak berkutik dan hanya mendengus pasrah. mereka menaiki bagian kursi pengemudi dan segera menjalankan kerbau mereka dengan pacutan. kerbau bergerak dengan bunyi mendengus, menuju gunung yang berada di hadapan mereka. gunung yang sudah menjadi tempat yang wajib mereka datangi setiap bulannya.
pria itu menatap kearah bukit gunung dengan binar di matanya dan senyum lembut di wajahnya. seseorang telah menunggu mereka disana dan akan selalu begitu.
To be continue
sorry ya kalo ga terlalu panjang
2023/10/10

KAMU SEDANG MEMBACA
Middle of the night
Fanfiction• Middle of the Night • Written by Ldy_rw Kookmin story | BL story Demon Jungkook | Human Jimin - Ia hanya ingin terbebas dari kecaman mematikan yang setiap harinya. Ia hanya ingin terlepas dari belenggu yang membunuh dan menghancurkannya. Ia hany...