Chapter 13

332 49 4
                                    

Trigger warning!

21+

Back to present

Jimin membuka matanya dengan rasa sesak didadanya, matanya terbelak dengan teriakan kencang. Suara kulit basah yang terdengar begitu keras di seisi ruangan, dengan tanda titik merah diseluruh tubuhnya. Air matanya mengalir deras menatap sosok yang kini tengah berada di atasnya, menangis begitu kencang, tangannya menggapai wajah tampan diatasnya itu.

"Jun-Jungkook...Jungkook...Jungkook" panggil Jimin berkali-kali membuat pria itu terkejut, matanya terbelak dengan rasa tak percaya. Ia terdiam, gerakan dan penyatuan panas itu segera meredam ketika Jimin mulai menangis dengan tatapan penuh rindunya.

"J-Jimin..." Panggil Jungkook dengan gugup, merasa bahwa semua ini hanya mimpi. Ia segera menarik tubuh Jimin bangkit dan duduk di pangkuannya, Jimin terkesiap dengan mulut terbuka merasakan milik Jungkook yang masuk semakin dalam, tidak menunggu balasan Jimin. Jungkook semakin kencang memasukkan miliknya didalam Jimin.

"Jung! ahhh ahh Jungkook, hen-hentikan, Jungkook!! aghh aghhhh" namun Jungkook seolah tuli. Ia menenggelamkan wajahnya di antara leher Jimin dan memberikannya tanda yang dalam disana.

"Akhh"

"Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin Jimin" panggilnya berulang kali hingga ia mencapai puncaknya. Tubuh Jimin bergetar dengan kepalanya yang mendongak, matanya terpejam ketika ia merasakan rasa hangat didalam dirinya dengan bintang yang mengitari isi kepalanya.

Nafas terengah namun Jungkook menolak untuk lepas, ia terus memberikan kecupan pada Jimin, lalu Jimin mulai menarik wajah itu untuk menatap kearahnya, melihatnya. Dengan senyuman hangat yang selama ini Jungkook rindukan.

"Jungkook... Apakah kau menunggu lama?" Tanyanya, pertanyaan yang berhasil membuat Jungkook mengeluarkan air mata deras dan gila. Pria yang terlihat gagah itu menangis dihadapan sosok yang sangat ia cintai.

"Oh... Jantungku, malaikatku, hidupku aku merindukanmu... Ak-aku sangat sangat merindukanmu" balas Jungkook dengan suara seraknya.

Dengan mata merah Jungkook menatap Jimin "apakah kau telah mengingat semuanya?" Tanya Jungkook

"Ya... Tapi mungkin tidak sepenuhnya, namun aku melihat akhir kisah kita" balas Jimin dengan sedih, membuat Jungkook makin membenamkan wajahnya dibawah leher Jimin.

"Aku akan mengubah kisah itu, kau telah kembali dan kita akan mendapatkan akhir yang berbeda" balas Jungkook, yang mendapat anggukan oleh Jimin.

Jimin seketika teringat dengan pertemuan mereka sebelum ingatannya kembali. "Bagaimana dengan-" ia terdiam dengan tatapan mata yang seolah ragu untuk melanjutkannya

"-perjanjian kita?"

Mendengar hal itu segera membuat Jungkook tersenyum dan tertawa kecil, ia mengusak hidungnya dengan hidung Jimin 
"Kau tak perlu khawatir, itu tak akan membahayakanmu. Itu hanya menandakan jika kau terikat denganku, sehingga tak akan ada yang bisa menyakitimu" mendengar hal itu membuat Jimin bernafas lega, ia tak menyangka jika Jungkook akan membuat kontrak seperti itu dengannya, dimana itu bukanlah hal yang harusnya iblis lakukan. Tak lama dahinya mulai mengerut

"Apakah kau sudah mengetahuinya sedari awal jika aku akan datang padamu?" Tanya Jimin tiba-tiba yang membuat Jungkook terdiam namun tak lama sebuah senyum muncul di wajah pria itu

"Tentu... Aku telah menunggumu begitu lama. Aku menyiapkan kontrak ini ketika kau datang padaku, bahkan jika kau tak datang. Aku akan membuatmu datang padaku"  ujar Jungkook membuat Jimin menaikan alisnya, bingung dengan maksud pria itu, namun sebelum ia ingin bertanya lagi. Bibirnya sudah di tutup dengan bibir pria itu, ia mengeluh berusaha untuk melepaskan diri namun tangan Jungkook bergerak menahan kepala belakangnya, lidah pria itu mulai bergerak didalamnya berusaha untuk menghancurkannya dengan bintang-bintang. Membuat kepalanya terasa pusing dengan rasa nikmat yang ia dapat hanya dengan cumbuan yang dalam. Malam itu berlanjut dengan Jimin yang terus mendesah memanggil nama sang Iblis, di bawah sinar bulan yang menerangi dan membakar punggung ramping itu.

Tarian yang tak akan berhenti meski malam telah berlalu dan sumpah yang tak terucap mulai terikat, dengan karma yang mulai datang pada mereka yang telah menuainya.

To be continue

2023.01.12

Haloo makasih ya udah mau nunggu cerita ini 😭😭 maaf banget kelamaan istirahat

Middle of the nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang