Flashback
Jungkook menatap Jimin dengan senyumannya, sudah sebulan lebih ia bersembunyi di tempat Jimin, bergantung pada penduduk yang mencukupi kebutuhan mereka. ia menatap setiap pergerakan Jimin yang sedang memasak untuk sarapan pagi mereka, Jimin masih belum menyadari kehadirannya yang kini sudah duduk disalah satu kursi dan menatapnya dengan begitu intens.
ketika Jimin berbalik ia segera terkejut dengan sosok Jungkook yang tengah tersenyum usil padanya, wajahnya segera memerah kesal, dahinya mengerut dan bibir tebalnya segera maju kedepan dengan gerutuan marah.
"Jungkook! kau selalu mengejutkanku! jika kau melakukan itu lagi. aku bersumpah aku tidak akan memberikanmu makan malam lagi!" serunya dengan marah, Jungkook hanya mendengus dan tersenyum kecil. itu adalah sebuah kebohongan yang selalu pria kecil itu katakan, bersumpah dan berjanji akan memberikannya hukuman yang berat jika ia berbuat usil, nyatanya pria itu tidak akan tega membiarkannya kelaparan.
Jimin segera meletakkan kedua mangkuk kecil berisi nasi putih, dan meletakkan beberapa hidangan lainnya diatas meja makan. Jimin dengan semangat segera duduk namun ia hanya menatap Jungkook dengan senyuman sebelum akhirnya mengangguk dan menundukkan kepalanya, Jungkook mengikutinya dan memejamkan matanya, namun tak lama kemudian ia membuka matanya. menatap kedua mata Jimin yang tertutup tengah berbisik mengucapkan rasa terima kasih atas makanan yang telah di berikan.
Jungkook mulai mengangkat kepalanya, dengan senyum kecil ia memperhatikan setiap inci wajah Jimin, berawal dari mata yang terpejam dengan bulu mata yang lentik, hingga turun menuju hidungnya dan jatuh kearah bibir tebal pria itu. tak lama kemudian mata Jimin perlahan terbuka dan ia sudah melihat Jungkook dengan tak malunya menatapnya dengan usil.
"apa kau tidak berdoa lagi?" tanya Jimin dengan dengusan kesalnya
"aku sudah" balas Jungkook dengan lembut, tangannya segera bergerak menahan tangan Jimin untuk mengambil hidangan di hadapanya, lalu ia segera mengambil segumpal sayur dan meletakannya di mangkuk milik Jimin, sedangkan ia hanya mengambil sedikit.
"makanlah" perintah Jungkook, Jimin yang lapar hanya menurutinya dan segera meraih sumpit, melahap makanan dihadapannya dengan bahagia. Jungkook tersenyum menyaksikan bagaimana lahapnya pria itu. pipi tembam itu segera mengembung yang membuatnya terlihat begitu menggemaskan, Jungkook bahkan tidak menyentuh sama sekali makanannya dan hanya menatap Jimin yang memakannya dengan sangat lahap.
"Jungkook!" teriak Jimin marah melihat pria itu hanya menghabiskan waktunya untuk menatap dirinya. jantungnya berdegup dengan sangat kencang ketika ia menyadari kedua pasang mata yang tengah menatapnya.
"Makanlah makananmu! apakah masakanku tak lezat?" tanyanya dengan bingung, namun Jungkook segera menggeleng dan meraih sumpit, melahap beberapa kali hingga nasi di mangkuknya habis
"lihat aku sudah menghabiskannya" ujar Jungkook sambil memperlihatkan mangkuknya yang kosong. Jimin yang melihatnya segera tersenyum dan mengangguk dengan bahagia, kini gilirannya yang harus menghabiskan makanan miliknya. Jimin merasa aneh dengan Jungkook karna pria itu tak pernah sekalipun terlihat tertarik untuk melahap setiap lauk yang dibawakan penduduk desa padanya dan hanya melahap lauk yang ia masakan saja, jadi Jimin yang akan selalu bertugas untuk menghabiskan lauk-lauk itu, meski ia merasa tak masalah sama sekali.
Jungkook kembali menatap Jimin yang masih harus menghabiskan lauk dihadapan mereka, dengan wajah bahagia.
piring yang kosong bertumpuk diatas meja makan, Jungkook segera menahan Jimin untuk bergerak mengangkat piring-piring itu. mencuci piring akan selalu menjadi tugas Jungkook, bagian Jimin hanya memasak. semenjak kehadiran Jungkook setiap pekerjaan rumah akan dilakukan oleh Jungkook kecuali memasak. pria itu tak mengijinkan Jimin untuk bergerak dan membereskan semuanya sendiri.
"aiyah! biarkan aku saja yang mencuci! kau sudah terlalu sering melakukannya!" seru Jimin, namun Jungkook hanya tersenyum dan mendengus lalu menggeleng.
"ini sudah menjadi tugasku, kau duduk diam saja" balasnya dengan nada lembut yang sering kali berhasil membuat Jimin terdiam dan mengalah.
Jimin menatap jendela di luar dengan senyum hangat, hidupnya tak pernah merasa kesepian lagi semenjak kehadiran Jungkook. selama ini rumah ini hanya ia seorang yang tinggal, para penduduk desa begitu memujanya hingga mereka menyembunyikannya jauh dari siapapun, seseorang yang sangat ia hargai yaitu Jung-Hee pun hanya melakukannya tugasnya dan pergi begitu saja. Jimin kesepian, hidupnya hanya di penuhi oleh kekosongan dan harta-harta yang diberikan oleh penduduk desa yang menganggapnya sebagai anak dewa.
'anak dewa, huh?' batinnya dengan dengusan mengejek.
"apa yang sedang kau pikirkan?" suara Jungkook dibelakang tubuhnya mengejutkannya, segera ia menoleh dengan wajah terkejut membuat Jungkook mengerut dengan bingung melihat ekspresi wajahnya.
"bukan apa-apa, kau sudah siap?" balas Jimin, Jungkook hanya mengangguk sebagai balasan, hari sudah mulai siang dan mereka harus segera bersiap menuju atas gunung sebelum matahari semakin terik. Jimin hanya perlu berjalan keluar dan menunggu, membiarkan Jungkook yang mengangkat sebuah keranjang besar yang akan dia gunakan untuk mengambil beberapa tanaman.
Jungkook tersenyum melihat Jimin yang tengah menunggu di halaman, segera menyerahkan keranjang ukuran lebih kecil daripada miliknya, mereka segera bergandengan tangan bersama menuju hutan belakang gubuk mereka, sesekali akan saling bercerita untuk sama lain. Jimin akan lebih banyak bercerita di bandingkan Jungkook yang akan selalu mendengarkan setiap cerita Jimin. ini adalah kegiatan yang selalu Jimin lakukan dikala kesendiriannya, mencari tanaman untuk membuat teh dan sebagainya, meracik obat dan sejenisnya, dan semenjak kedatangan Jungkook, ini menjadi salah satu kegiatan yang mereka sukai. ditambah karna sejak ia kecil Jimin sudah tidak di ijinkan untuk menuju desa atau pergi ke pasar.
banyak kegiatan yang mereka lakukan bersama namun ini adalah salah satu kesukaan mereka.
"berhati-hatilah" ujar Jungkook sembari membantu Jimin berjalan melewati jalan yang curam.
"tanaman apa yang akan kau petik?" tanya Jungkook, karna ia tahu Jimin tidak akan mengetik tanaman secara asal, ia harus mengetahui apa yang akan ia buat atau lakukan dan baru memutuskan memetik tanaman apa yang akan mereka petik
"seperti kemarin" Jungkook mengangguk dan segera mencari tanaman berwarna merah itu dengan seksama. mereka melakukan kegiatan ini hingga matahari mulai muncul dan memberikan cahaya terang nan panasnya.
"Jungkook! sudah waktunya kembali!" teriak Jimin dari kejauhan yang masih terbilang dekat dengannya, Jungkook segera bangkit dan mengangguk lalu berjalan mendekat pada Jimin yang tengah menunggunya dengan keranjang di bawah kakinya.
"sini, biar aku yang membawanya" pinta Jungkook, segera meraih keranjang milik Jimin dengan salah satu tangannya.Jimin menepuk tangannya untuk membuang beberapa kotoran dan debu yang menempel, dengan senyuman lebar ia berkata pada Jungkook yang menatapnya terpana di bawah cahaya matahari yang menyinari wajah pria itu
"ayo kita pulang!" serunya bahagia
"eum...ayo pulang" balas Jungkook dengan senyum hangat.
tangannya yang kosong segera mengenggam tangan Jimin yang di terima baik oleh pria yang lebih kecil itu, lalu mereka melangkah keluar bersama dengan perasaan bahagia seperti hari-hari sebelumnya, dengan harapan di dalam hati bahwa hari berikutnya masih akan selalu sama seperti ini hingga selamanya.
To be continue
2023.11.03

KAMU SEDANG MEMBACA
Middle of the night
Fanfiction• Middle of the Night • Written by Ldy_rw Kookmin story | BL story Demon Jungkook | Human Jimin - Ia hanya ingin terbebas dari kecaman mematikan yang setiap harinya. Ia hanya ingin terlepas dari belenggu yang membunuh dan menghancurkannya. Ia hany...