Chapter 21

190 25 1
                                    

Trigger warning!

Blood, adegan dewasa dan kekerasan yang sangat parah, adegan sensitif, pemukulan, bunuh diri, self harm, pembunuhan, benda tajam.

Dimohon para pembaca untuk lebih bijak dalam membaca.

Teriakan dan tangisan seorang wanita tua dapat terdengar didalam seisi kelas yang kini hanya bisa terdiam memperhatikan setiap apa yang terjadi dengan raut bingung. Jimin kini menatap sosok wanita tua itu dengan pucat juga bingung, entah bagaimana bisa wanita itu masuk begitu saja kedalam ruang kelasnya, segera menuju kearahnya dan mulai bersembah di kakinya dengan tangisan dan permohonan pembebasan yang tidak dapat Jimin pahami.

"N-nyonya, maaf saya tak tahu apa maksud anda"

"Tolong... Tolong bebaskan anak saya! Saya tahu jika Jung-Hee telah melalukan dosa yang sangat besar, tolong ampuni dia. Saya memohon, saya sangat memohon"

Jantung Jimin menderu mendengar nama yang sudah lama tak ia dengar lagi, nafasnya mulai tak teratur dengan wajah yang semakin pucat.

"Ji-"

"-min"

"Jimin!"

"JIMIN!" teriak Taehyung dikursi sebelahnya, menyadarkan Jimin yang kini sudah berkeringat dan segera kembali menoleh kearah wanita tua yang menatapnya dengan bingung didampingi dengan jejak air mata di wajahnya yang terlihat begitu tua.

"Nyonya, saya rasa apa yang telah terjadi dengan anak anda tidak ada hubungannya dengan sahabat saya, lebih baik anda kembali dan jangan menganggu kegiatan sekolah kami" Taehyung menarik tubuh Jimin untuk menjauh dari wanita itu, dengan tampang tegas juga tenang ia mulai membuka mulutnya, namun sepertinya wanita tua itu tidak bisa menerima hal tersebut.

Ia menunjuk ke arah Taehyung dengan marah "DIAM KAMU! TAU APA KAMU?!!" teriaknya dengan tangan yang menunjuk kearah Taehyung dengan marah. Jimin hanya bisa diam dan merasa muak akan semua ini, ia merasa bahwa sudah cukup atas semua penderitaannya kini ia tak sendiri, ia memiliki teman juga kekasih yang mendukung dan mencintainya.

"Nyonya, maafkan saya tapi apa yang dikatakan teman saya benar. Saya sudah tidak memiliki hubungan atau urusan apapun dengan anak anda dan saya tidak ingin lagi ada hubungan dengannya, apa yang terjadi pada anak anda adalah karmanya. Saya hanya manusia, saya tidak memiliki kekuataan untuk menyakiti anak anda" balas Jimin dengan tegas, tangannya menggenggam tangan Taehyung dengan gemetar. Ini adalah kali pertama Jimin berani untuk berdiri sendiri, meski tubuhnya gemetar dengan takut namun disisi lain ada rasa bangga juga haru akan dirinya sendiri.

Mendengar jawaba Jimin membuat wanita itu terdiam. Tubuhnya yang terjatuh duduk di lantai kelas yang dingin hanya bjsa yang gemetar, isakan tangis terdengar sebelum sebuah teriakan kembali terdengar dari luar kelas. Teriakan para murid yang berada diluar kelas untuk menonton hal yang terjadi terdengar menarik perhatian ketiga orang tersebut juga murid-murid lain yang berada di dalam kelas.

Pintu kelas didobrak begitu saja memunculkan sosok yang tak Jimin sangka. Wajahnya segera memucat, tubuhnya mulai merasa keringat dingin nyatanya tak hanya ia yang merasakan itu namun juga wanita yang masih menangis di lantai terlihat begitu panik melihat sosok anak satu-satunya kini berdiri di depan pintu, matanya terlihat memerah, wajahnya sungguh jelek dan aneh, ia sangat berbeda dari yang selama ini Jimin kenal.

Tak hanya itu, ia datang dengan keadaan setengah telanjang, tubuh yang dipenuhi dengan bekas gigitan dan juga ruam-ruam diseluruh tubuhnya. Ia menatap Jimin dengan tegang

"Jimin... Jimin...." Panggilnya namun Jimin segera bersembunyi dibelakang tubuh Taehyung dengan takut, Taehyung juga segera menyembunyikan Jimin dibalik tubuhnya, menatap Jung Heeseolah bukanlah lagi sosok manusia normal, ada hal lain dari pria itu yang membuat Taehyung yakin bahwa pria itu sudah hilang.

Middle of the nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang